Pasukan Irak Tangkap Wakil Pemimpin NIIS dalam Operasi Lintas Batas Negara
Aparat keamanan Irak mengklaim menangkap Wakil Pemimpin Negara Islam di Irak dan Suriah, Sami Jasim al-Jaburi, dalam sebuah operasi lintas batas negara. Jaburi adalah salah satu teroris paling dicari Amerika Serikat.
Oleh
Pascal S Bin Saju
·3 menit baca
BAGHDAD, SELASA — Aparat keamanan Irak, Senin (11/10/2021), mengklaim telah menahan wakil pemimpin paling berpengaruh sekaligus bendahara kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah atau NIIS, Sami Jasim al-Jaburi. Penangkapan Jaburi, yang juga mantan anggota senior kelompok Al Qaeda itu, dilakukan dalam sebuah operasi lintas batas negara.
Perdana Menteri Irak Mustafa al-Kadhimi mencuit kabar itu dengan mengidentifikasi Jaburi sebagai orang yang sehari-hari mengawasi operasi keuangan NIIS. Dia mengatakan, operasi aparat keamanan dilakukan saat rakyat Irak sedang menentukan pilihannya dalam pemilihan umum, Minggu (10/10/2021).
Jaburi adalah juga wakil pemimpin NIIS, almarhum Abu Bakr al-Baghdadi. Menurut Kadhimi, Jaburi ditangkap dalam ”salah satu operasi intelijen lintas batas yang paling sulit” yang pernah dilakukan oleh pasukan Irak.
Aparat keamanan Irak tidak secara terbuka menyebutkan negara lokasi penangkapan Jaburi dan siapa saja yang berperan dalam operasi tersebut. Hal yang disebutkan adalah bahwa penangkapan Jaburi dilakukan dalam operasi ”di luar perbatasan” Irak. Menurut seorang sumber senior di lingkungan militer Irak kepada AFP, Jaburi ditangkap di Turki. Namun, tak ada penjelasan rinci lebih lanjut.
Jaburi adalah salah satu tokoh paling dicari setelah Baghdadi. Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, September 2015, memasukkan nama Jaburi sebagai specially designated global terrorist. Lewat program Hadiah untuk Keadilan, Deplu AS menjanjikan hadiah 5 juta dollar AS atau sekitar Rp 71 miliar kepada siapa saja yang bisa menangkapnya.
Washington menyebut Jaburi ”berperan penting dalam mengelola keuangan untuk operasi teroris NIIS”. AS memasukkan nama Jaburi sebagai salah satu teroris paling dicari di seluruh dunia setelah NIIS menguasai sepertiga wilayah Irak dalam satu serangan kilat pada 2014 lalu memperluas kekhalifahannya ke Suriah.
”Saat menjabat sebagai Wakil NIIS di Mosul selatan pada 2014, Jaburi dilaporkan memegang jabatan setara dengan Menteri Kuangan NIIS. Dia mengawasi operasi yang menghasilkan pendapatan kelompok dari penjualan minyak, gas, barang antik, dan mineral ilegal,” kata situs web Deplu AS seperti dikutip kantor berita AP.
Jaburi sebelum bergabung dengan NIIS selalu bekerja sama dengan pemimpin Al Qaeda di Irak, Abu Musab al-Zarqawi. Zarqawi adalah seorang militan asal Jordania yang tewas dalam serangan udara AS di Irak pada 2006. Jaburi menjabat berbagai posisi bidang keamanan Al Qaeda di Irak.
Pada 2015, Jaburi berpindah ke Suriah setelah NIIS mendeklarasikan kekhalifahannya pada 2014. Saat itu NIIS merupakan sayap Al Qaeda. Di Suriah, dia menjadi wakil Baghdadi, pemimpin tertinggi kelompok NIIS. Setelah Baghdadi tewas oleh serangan AS di Suriah barat laut pada 2019, ia menjadi orang yang disebut-sebut sebagai calon kuat penggantinya.
”Kami mengawasi mereka dengan cermat dan kami tahu siapa mereka. Mereka masih berbahaya, tetapi tidak seperti sebelumnya,” kata Mazloum Abdi, seorang jenderal Kurdi yang memimpin pertempuran di timur laut Suriah melawan kelompok NIIS seperti dilaporkan The Guardian.
Pemerintah Irak menyatakan kemenangan mereka melawan NIIS pada akhir 2017 setelah operasi militer yang didukung oleh koalisi militer pimpinan AS. Baghdadi tewas dalam sebuah serangan oleh pasukan khusus AS di Suriah barat laut pada Oktober 2019.
Namun, sampai saat ini sel-sel tidur NIIS masih secara berkala melancarkan serangan di Irak, baik terhadap pasukan keamanan maupun warga sipil. Menurut seorang pejabat dari koalisi pimpinan AS yang menolak disebutkan namanya, operasi NIIS di Irak sekarang bersifat ”sangat lokal”.
Meskipun kelompok NIIS tidak dapat lagi menguasai wilayah, mereka masih memiliki kapasitas untuk melancarkan serangan di Provinsi Kirkuk, Irak utara. Di wilayah itu bentrokan dengan pasukan keamanan terus meningkat dalam beberapa bulan terakhir.
Jaburi diyakini telah menghabiskan sebagian besar waktunya di Suriah sejak pertengahan 2014. Sekalipun dapat melakukan perjalanan kembali ke Provinsi Anbar, Irak, basis lokal NIIS saat ini, ia tetap sering hadir di kota-kota dan desa-desa. (AP/AFP)