Gagal Akhiri Ketegangan di Perbatasan Himalaya, India-China Saling Tuding
Konflik perbatasan antara India dan China, yang berlangsung 17 bulan terakhir di wilayah Pegunungan Himalaya, memperumit hubungan diplomatik kedua negara.
Oleh
Pascal S Bin Saju
·5 menit baca
PRESS INFORMATION BUREAU VIA AP
Foto dari Biro Informasi Pers India ini memperlihatkan Perdana Menteri India Narendra Modi (tengah) memberikan salam kepada prajurit yang bertugas di Nimu, Ladakh, wilayah India yang berbatasan dengan China, 3 Juli 2020.
NEW DELHI, SENIN — Pejabat militer India dan China sudah 13 kali menggelar pertemuan, terakhir hari Minggu (10/10/2021), guna meredakan ketegangan di perbatasan kedua negara di wilayah Pegunungan Himalaya. Namun, belasan pertemuan itu berujung pada kebuntuan dan gagal menyelesaikan perselisihan. Setelah pertemuan, Minggu (10/10/2021), kedua pihak saling tuding dan menimpakan kesalahan kepada pihak lawan masing-masing.
Ribuan tentara India dan China terperangkap dalam situasi ketegangan akibat meningkatnya tensi permusuhan di wilayah Ladakh, India, sejak tahun lalu. Lembah Sungai Galwan di antara Tibet dan Ladakh tahun lalu menjadi lokasi bentrokan fisik tentara perbatasan kedua negara, menewaskan puluhan tentara India dan menyebabkan China kehilangan puluhan personel militernya.
Akibat kebuntuan dalam pertemuan terakhir, Minggu, memasuki musim dingin kedua secara terus-menerus, kedua negara tetap menyiagakan tentara di wilayah Ladakh. Melalui pernyataan tertulis, Kementerian Pertahanan India menyatakan, konfrontasi dipicu ”upaya sepihak China untuk mengubah status quo”.
”Dalam pertemuan (kemarin) itu, kubu India menyampaikan pandangan konstruktif guna menyelesaikan masalah di beberapa area yang masih ada, tetapi pihak China tidak sepakat dan tidak bisa menyodorkan tawaran yang berpandangan ke depan,” kata Kemenhan India. Ditambahkannya, tak ada resolusi yang disepakati pada pertemuan tersebut.
Pada Februari 2021, kedua pihak sebenarnya telah setuju untuk menarik lagi tentara masing-masing dari sejumlah area di Pangong Tso, danau glasial dengan ketinggian 4.270 meter di atas permukaan laut, setelah perundingan panjang antara para komandan militer dan diplomat kedua negara.
AP PHOTO/ DAR YASIN, FILE
Foto tanggal 9 September 2020 ini memperlihatkan konvoi truk tentara India melaju di jalan raya Srinagar-Ladakh di Gagangeer, timur laut Srinagar, wilayah Kashmir, yang dikontrol India.
”Pihak India terus bersikeras pada tuntutan mereka yang tidak masuk akal dan tidak realistis, yang membuat perundingan menjadi lebih sulit,” kata Long Shaohua, juru bicara Komando Barat Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China, melalui pernyataan yang diunggah dalam akun WeChat kesatuannya.
Ia berharap India tidak ”salah membaca situasi” dan akan bekerja sama dengan China guna mempertahankan perdamaian di area perbatasan kedua negara.
Sebelumnya, para pejabat militer India dan China sudah berkali-kali membahas upaya penarikan pasukan masing-masing dari daerah konflik di perbatasan dua negara. Konflik perbatasan yang berlangsung selama 17 bulan terakhir ini telah memperumit komunikasi diplomatik antara New Delhi dan Beijing.
”Mereka bertemu di Moldo, daerah Ladakh wilayah China, Minggu (10/10/2021), setelah dua bulan jeda (konflik),” kata Kolonel Sudhir Chamoli, juru bicara Angkatan Bersenjata India, seperti dilaporkan kantor berita AP, Senin pagi ini. Chamoli tidak menjelaskan secara rinci siapa yang hadir dalam pertemuan terbaru tersebut.
Isu ”status quo”
Situs The Print, yang didukung oleh Printline Media Pvt Ltd di New Delhi, telah melaporkan, pertemuan serupa sebelumnya telah diadakan selama tujuh jam di Chushul-Moldo, Ladakh wilayah China, pekan lalu. Saat itu delegasi India dipimpin Komandan Korps 14 Letnan Jenderal Harinder Singh dan delegasi China dipimpin Komandan Distrik Militer Xinjiang Selatan Mayor Jenderal Lin Liu.
Pada saat itu dilaporkan bahwa tidak ada yang mengharapkan situasi menjadi lebih tenang hanya dengan satu kali pertemuan. Diperlukan ada beberapa kali perundingan lagi di berbagai tingkat, termasuk pertemuan diplomatik, untuk meredakan ketegangan. Tuntutan India saat itu, China agar kembali mempertahankan status quo (penghentian pengerahan pasukan) pada April.
Pertemuan pada Minggu (10/10/2021) merupakan tindak lanjut dari pertemuan pekan lalu. Melalui beberapa kali pertemuan petinggi militer dua negara bertetangga itu, diharapkan kebuntuan selama 17 bulan terakhir dapat diselesaikan.
MAXAR TECHNOLOGIES VIA AP
Kombinasi gambar satelit pada 22 Mei 2020 (kiri) dan 23 Juni (kanan) yang dirilis Maxar Technologies ini menunjukkan adanya pembangunan di Lembah Galwan, dekat Garis Kontrol Aktual (LAC) antara India dan China. Di sana saat itu terjadi bentrokan mematikan antara militer India dan China.
Pertemuan terbaru terselenggara setelah rasa frustrasi yang diungkapkan oleh Panglima Militer India MM Naravane atas perilaku militer Beijing yang tidak ambil pusing dengan kesepakatan terdahulu, yakni menjaga status quo. Kata dia, telah terjadi ”pengerahan besar-besaran pasukan dan persenjataan oleh pihak China” dalam beberapa waktu setelah status quo pada April 2021.
”Ya, ini adalah masalah yang mengkhawatirkan. Pembangunan skala besar (oleh China) telah terjadi dan terus berlangsung. Untuk mempertahankan pembangunan seperti itu, telah ada pembangunan infrastruktur dalam jumlah yang sama di sisi China,” kata Naravane, Sabtu, sehari sebelum diadakan pertemuan para petinggi Angkatan Darat India dan China, Minggu.
”Jadi, itu berarti mereka (China) ada di sana untuk menetap. Kami terus mencermati semua perkembangan ini. Namun, jika mereka ada di sana, kami juga akan menetap di sana,” katanya saat itu.
Kolonel Senior Long Shaohua dari Komando Teater Barat PLA mengatakan, ”Tekad Tiongkok (China) menjaga kedaulatannya tidak tergoyahkan. Tiongkok berharap India tidak akan salah menilai situasi di perbatasan Himalaya.”
AP PHOTO/MANISH SWARUP, FILE
Pada foto dokumentasi tanggal 16 Oktober 2016 ini terlihat Perdana Menteri India Narendra Modi (kiri) berbicara dengan Presiden China Xi Jinping pada upacara penandatanganan oleh para menteri luar negeri dalam KTT BRICS di Goa, India.
Selama 17 bulan terakhir, militer India dan China terlibat beberapa kali bentrokan mematikan atau membawa korban luka-luka di kedua belah pihak. Ketika suhu udara di daerah terdepan di Ladakh, Himalaya, turun menjadi minus 30 derajat celsius pada Januari 2021, pasukan kedua negara itu bahkan terlibat bentrok setelah persoalan perbatasan muncul lagi pada Mei 2020.
Pada pekan ketiga Januari 2021 terjadi bentrokan di Sikkim utara. Peristiwa itu muncul setelah Februari 2020, baik India maupun China menarik pasukannya dari wilayah Pangong Tso, Gogra, dan Lembah Galwan. Walau begitu, mereka terus mempertahankan pasukan tambahan sebagai bagian dari penempatan multi-tingkat di dataran Dataran Demchok dan Depsang.
Sebelumnya, Juni 2020, sekitar 20 tentara India tewas dalam pertempuran di Ladakh. Saat itu, Beijing sempat tidak memberikan komentar terkait dengan korban dari pihak militer China. Namun, belakangan China melaporkan kehilangan 40 tentara, termasuk seorang komandan. India dan China terlibat perang mematikan di perbatasan sejak tahun 1962.
Puluhan ribu tentara
India dan China telah menempatkan puluhan ribu tentara yang didukung oleh artileri, tank, dan jet tempur di sepanjang perbatasan de facto yang disebut Garis Kontrol Aktual (LAC). Garis ini memisahkan wilayah yang dikuasai China dan India mulai dari Ladakh di barat hingga Negara Bagian Arunachal Pradesh di India timur, wilayah seluruhnya diklaim oleh China.
Sejak terjadi kebuntuan yang dimulai pada Mei 2020, China telah membangun puluhan bangunan tahan cuaca ekstrem di sepanjang LAC di Ladakh timur untuk pasukan mereka agar bisa bertahan selama musim dingin.
DY
Para pekerja Megha Engineering and Infrastructures Limited (MEIL) berjalan di dalam Terowongan Nilgrar setelah selesai sif di daerah Baltal, timur laut Srinagar, Kashmir yang dikuasai India, Selasa, 28 September 2021.
Helipad baru, pelebaran landasan udara, barak baru, bungker, situs baru rudal permukaan-ke-udara dan lokasi radar juga telah dibangun, sebagaimana dilaporkan media India.
Perilaku personel Angkatan Darat Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) di perbatasan India-China ini mirip dengan yang dilakukan Angkatan Laut PLA di Laut China Selatan (LCS). Meski diprotes oleh beberapa negara tetangga yang beririsan klaim di LCS dan dibuat kesepakatan di meja perundingan, di lapangan tetap terjadi pengerahan kekuatan oleh China. (AP/AFP/REUTERS/SAM)