Indonesia terus mendorong soliditas ASEAN agar bisa mengajak para mitranya bekerja sama untuk kemajuan kawasan.
Oleh
Kris Mada
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Indonesia terus mendorong penguatan ASEAN agar mampu menghadapi dinamika baru. ASEAN harus bisa mengajak para mitranya bekerja sama untuk kemajuan kawasan. Indonesia cemas atas persaingan kekuatan besar yang bisa memecah belah kawasan.
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyampaikan desakan itu dalam ASEAN Foreign Ministers Meeting, Senin (4/10/2021). Lewat rapat virtual itu, Retno menyampaikan sejumlah pandangan Indonesia atas kondisi mutakhir di kawasan.
Ia menyebut persaingan negara-negara besar dari luar kawasan sebagai ancaman serius. ”Berpotensi membelah kesatuan ASEAN. Menambah potensi ancaman terhadap perdamaian dan stabilitas keamanan di kawasan Indo-Pasifik,” ujarnya.
Karena itu, ASEAN tidak bisa bertindak seperti biasa. ASEAN harus melakukan terobosan. ”ASEAN harus terus berkembang dan semakin kuat seiring dengan meningkatnya ancaman dan tantangan. Saya tegaskan pentingnya penguatan ASEAN sehingga mampu melakukan tiga hal, yaitu menghadapi berbagai tantangan baru yang berkembang, melakukan langkah maju dalam merealisasikan komunitas ASEAN yang lebih terintegrasi, serta merealisasikan visi dan tujuan organisasi ASEAN,” kata Retno.
Meski menyinggung soal persaingan, ia tidak menyebut negara-negara yang bersaing.
Pernyataan itu disampaikan hampir tiga pekan setelah Amerika Serikat, Australia, dan Inggris mengumumkan pembentukan aliansi militer. Aliansi bernama AUKUS itu jelas untuk menentang China. AS juga menggalang Quad bersama Australia, India, dan Jepang. Sampai saat ini, Quad lebih ditujukan untuk urusan di luar militer.
Sampai sekarang, ASEAN belum mengeluarkan sikap resmi soal AUKUS. Indonesia dan Malaysia secara terbuka mengungkap kekhawatiran AUKUS memicu perlombaan senjata di kawasan. Adapun Singapura mengaku prihatin sembari berharap AUKUS berkontribusi pada kawasan. Sementara Filipina hanya menyebut Australia berhak meningkatkan kemampuannya. Salah satu tujuan AUKUS memang membantu Australia memiliki delapan kapal selam bertenaga nuklir. Anggota ASEAN di luar empat negara itu tidak mengungkap sikap terbuka soal AUKUS.
”Penguatan ASEAN, khususnya penguatan kesatuan dan sentralitas ASEAN dalam menghadapi berbagai tantangan dan dinamika dewasa ini, menjadi fokus dalam intervensi saya pada agenda isu kawasan dan internasional,” kata Retno.
Sikap
Sebelumnya, Direktur Jenderal Asia Pasifik pada Kemenlu RI Abdul Kadir Jailani mengatakan, ASEAN perlu bersikap pada AUKUS. ASEAN perlu konsisten mendorong dialog dan kerja sama kawasan dalam kerangka Pandangan ASEAN tentang Indo-Pasifik (AOIP).
AUKUS memang menghadirkan tantangan baru di kawasan. Aliansi itu menambah kekuatan nuklir di kawasan. Eropa secara terbuka mengungkap kemarahan pada AUKUS. Sementara itu, Rusia menyebut AUKUS mengikis kerja sama di kawasan. Rusia menyebut beberapa platform dialog dan kerja sama kawasan yang, antara lain, dimotori ASEAN bisa ditinggalkan gara-gara AUKUS dan Quad. Sebab, para pihaknya kehilangan kepercayaan satu sama lain.
Selama ini, ASEAN menjadi salah satu penyedia forum dialog yang mempertemukan semua pihak. Uni Eropa, China, Rusia, hingga AS. Negara-negara itu menjadi mitra dialog ASEAN. Meski para pihak itu saling bersaing dan kerap curiga satu sama lain, mereka setuju berdialog di forum yang disediakan ASEAN. Moskwa menekankan pentingnya mendukung sentralitas ASEAN untuk menjaga arsitektur kawasan.
Kehilangan kepercayaan yang dikhawatirkan Moskwa tidak hanya terjadi pada pihak yang berseberangan. Uni Eropa yang bersekutu dengan AS sekalipun kehilangan kepercayaan gara-gara AUKUS. Presiden Dewan Eropa Charles Michel tidak menutupi kecemasan bahwa AS akan mengabaikan UE sebagai sekutu.
UE mengaku tidak menduga AS membentuk AUKUS tanpa berbicara dengan asosiasi negara Eropa itu. Padahal, UE sangat berkepentingan dengan Indo-Pasifik. Mitra-mitra dagang utama UE ada di Indo-Pasifik. (AFP/REUTERS)