Korea Utara mengklaim uji rudal hipersonik barunya, Hwasong-8, berhasil. Rudal ini meluncur lebih cepat ketimbang rudal jenis lainnya. Ini menambah panjang daftar perlombaan senjata Korea Utara dan Korea Selatan.
Oleh
Luki Aulia
·3 menit baca
SEOUL, RABU — Korea Utara mengklaim telah berhasil menguji teknologi persenjataan terbaru, yakni rudal hipersonik mutakhir yang diberi nama Hwasong-8. Rudal inilah yang terpantau oleh militer Korea Selatan dan Jepang, kemarin. Kalangan ilmuwan pertahanan nasional di Korea Utara menilai faktor stabilitas dan pengendalian navigasi rudal Hwasong-8 sudah lulus uji.
Kantor berita Korea Utara (Korut), KCNA, Rabu (29/9/2021), menyebutkan, keberhasilan senjata strategis ini menunjukkan peningkatan kemampuan pertahanan dan pengembangan sistem persenjataan Korut. Rudal seri Hwasong selama ini disebutkan menggunakan mesin berbahan bakar cair. Jika benar, ini merupakan uji pertama rudal berbahan bakar cair Korut sejak November 2017.
Rudal hipersonik meluncur lebih cepat dan lebih gesit ketimbang rudal jenis lainnya. Rudal jenis ini lebih sulit untuk dicegat oleh sistem pertahanan rudal seperti buatan Amerika Serikat (AS) yang bernilai miliaran dollar AS. Peluncuran Hwasong-8 diawasi oleh pejabat tinggi Korut, Pak Jong Chon. Tidak ada laporan pemimpin Korut, Kim Jong Un, hadir dalam acara itu.
Harian Korut, Rodong Sinmun, memuat foto-foto Hwasong-8 yang sedang meluncur. Militer Korea Selatan (Korsel) sampai sekarang belum melaporkan ketinggian maksimal yang dicapai Hwasong-8 dan jarak terbangnya.
Padahal, biasanya Korsel sudah mengeluarkan laporan rinci satu jam setelah peluncuran. Berbagai media di Korsel menyebutkan, ”proyektil” dari Korut itu terlihat cara terbangnya berbeda dengan rudal-rudal sebelumnya. Presiden Korsel Moon Jae-in akan mengkaji perkembangan terbaru ini.
Korut dan Korsel sama-sama sedang membangun kekuatan pertahanannya dan mengembangkan sistem persenjataan terbaru hingga seakan terjadi kompetisi persenjataan di Semenanjung Korea. Meski ditekan dengan serangkaian sanksi dari AS, Korut tetap mengembangkan kemampuan persenjataannya, termasuk senjata nuklir. KCNA menyebutkan, pengembangan rudal hipersonik merupakan satu dari lima prioritas utama dalam rencana strategis persenjataan lima tahunan.
Sejak berkuasa, Kim Jong Un menggenjot program pengembangan rudal balistik antarbenua yang mampu menjangkau wilayah AS. Pada Januari lalu, Kim mengajukan rencana mengembangkan hulu ledak hipersonik, kapal selam bertenaga nuklir, satelit militer, dan bahan bakar padat rudal balistik antarbenua dalam pertemuan kongres lima tahunan Partai Pekerja Korut. Dalam pertemuan itu, Kim juga menganggap AS sebagai ”musuh utama”.
Guru Besar di Institut Studi Timur Jauh Kyungnam University Lim Eul-chul menduga Korut mengembangkan persenjataan sebagai upaya menaikkan posisi tawar. ”Perilaku Korut mudah ditebak. Pasti akan banyak tes lagi karena Korut sudah menunjukkan gelagat itu,” ujarnya.
Sementara itu, Korsel juga telah menganggarkan miliaran dollar AS untuk mengembangkan rudal balistik yang diluncurkan dari kapal selam (SLBM). Uji cobanya telah dilakukan pada Selasa lalu. Tak banyak negara yang memiliki sistem persenjataan secanggih itu. Korsel mendapat banyak bantuan dari AS karena keduanya bersekutu. AS juga menugaskan sekitar 28.500 tentara di Korsel untuk melindungi Korsel dari Korut.
Pemerintahan Presiden AS Joe Biden mengecam peluncuran rudal Korut itu. Di sisi lain, AS juga masih terus mengaku bersedia bertemu lagi dengan Korut, kapan pun, di mana pun, dan tanpa syarat demi memulai kembali perundingan pelucutan nuklir Korut.
Perundingan AS dan Korut mandek sejak 2019 karena keduanya tak bisa mencapai kesepakatan. Korut masih belum mau menghentikan program nuklirnya karena merasa Korut juga berhak melindungi diri dari ancaman AS. (REUTERS/AFP/AP/LUK)