Parade militer dalam rangka ulang tahun ke-73 Korea Utara tidak memperlihatkan kemampuan militer yang sesungguhnya. Korut tidak mau mengirim pesan provokatif jelang pertemuan AS, Korea Selatan dan Jepang, pekan depan.
Oleh
Mahdi Muhammad
·3 menit baca
SEOUL, KAMIS — Ribuan warga kota Pyongyang, ibu kota Korea Utara, menghadiri parade militer memperingati perayaan ulang tahun ke-73 negara itu. Parade militer yang berlangsung pada Kamis (9/9/2021) dini hari di Kim Il Sung Square dihadiri langsung oleh Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong Un dan sejumlah pejabat tinggi pemerintahan.
Salah satu hal yang mencolok dari parade itu adalah ribuan anggota pasukan pertahanan sipil yang menggunakan masker gas dan jas hazmat berwarna merah cerah. Kantor berita Yonhap, mengutip KCNA, menyebutkan, sebagian peserta parade adalah anggota Pengawal Merah Pekerja-Petani (WPRG), sebuah organisasi pertahanan sipil Korut yang beranggotakan lebih dari 5,7 juta pekerja dan petani.
KCNA menggambarkan parade yang dilakukan WPRG dari Pyongyang dan daerah lain pada lewat tengah malam itu sebagai upaya untuk memberikan pemahaman pada rakyat tentang kontribusinya dalam membangun kembali masyarakat yang hancur oleh bencana alam dan upaya untuk meningkatkan ekonomi. Selain anggota WPRG, peserta parade juga merupakan pekerja dari Kementerian Kesehatan Masyarakat yang terlibat dalam kampanye anti-virus negara itu.
Foto-foto media pemerintah menunjukkan Kim tersenyum lebar dan melambai dari balkon ke arah tentara dan undangan yang hadir. Namun, berbeda dengan kegiatan parade-parade sebelumnya, Kim tidak menyampaikan pidato selama acara tersebut.
Ri Il Hwan, anggota Politbiro Partai Pekerja, menjadi orang yang didapuk menyampaikan pidato pada peringatan ulang tahun Korut. Dalam pidatonya Hwan mengatakan, pemerintah akan terus memperkuat pertahanannya serta dengan tegas membela martabat dan kepentingan fundamental rakyat dengan cara dan usahanya sendiri berdasarkan prinsip kemandirian.
Hwan juga menyatakan pemerintah akan meningkatkan kemampuan Tentara Rakyat yang menjadi tulang punggung pertahanan dan keamanan Korut.
”Kami akan meningkatkan Tentara Rakyat, pilar bela negara, dalam segala hal, menempatkan industri pertahanan pada tingkat yang lebih tinggi dan modern dan terus memacu perjuangan untuk menjalankan kebijakan Partai untuk menempatkan semua orang di perlindungan. Juga menjadikan seluruh negeri sebagai benteng,” katanya.
Moderat
Berbeda dengan penyelenggaraan parade militer sebelumnya, pada Oktober 2020 dan Januari 2021, militer Korut tidak memperlihatkan rudal-rudal balistik mereka, termasuk rudal penjelajah jarak jauh mereka yang mampu membawa hulu ledak nuklir. Pyongyang juga tidak memperlihatkan rudal balistik baru yang bisa diluncurkan dari kapal selam mereka. Penampilan rudal-rudal jarak jauh itu kerap membuat suhu di kawasan Semenanjung Korea menghangat.
Perbedaan penampilan militer Korut yang mencolok itu, menurut Hong Min, seorang analis pada Institut Unifikasi Nasional Korea Selatan, memperlihatkan bahwa pemerintahan Un sibuk menyelesaikan berbagai masalah domestiknya dibandingkan mencoba mengirim pesan yang provokatif ke negara tetangga dan musuh-musuhnya.
”Parade menunjukkan bahwa pemerintah merasa perlu untuk membangun persatuan di dalam negeri. Penduduk jelas menderita di tengah pandemi dan keluhan sosial kemungkinan meningkat,” kata Hong. Dia mengatakan, sangat tidak biasa bagi Korea Utara untuk memamerkan unit pertahanan sipilnya dalam sebuah parade.
Hong mengatakan, akan bermasalah bagi Korea Utara untuk memamerkan senjata provokatif dan menciptakan gesekan diplomatik ketika perlu bergantung pada dunia luar untuk vaksin virus korona. Choi Young-sam, juru bicara Kementerian Luar Negeri Korea Selatan, mengatakan, militer AS dan Korea Selatan memantau dengan cermat Korea Utara selama pawai tersebut, tetapi menolak memberikan penilaian Seoul tentang niat Korea Utara.
Kementerian Unifikasi Seoul mengatakan, tahun 2013 adalah terakhir kalinya Korea Utara mengadakan parade Pengawal Merah Pekerja-Petani, sebuah organisasi pertahanan sipil nasional yang terdiri dari jutaan warga Korea Utara antara usia 17 dan 60 tahun, yang secara longgar dapat dibandingkan dengan cadangan militer negara lain.
Parade militer yang moderat ini juga dilakukan sepekan sebelum rencana pertemuan pemerintah Korsel, Jepang, dan Amerika Serikat yang akan dilaksanakan di Tokyo. Menurut rencana, Pemerintah Jepang akan diwakili Direktur Jenderal Biro Urusan Asia dan Oseania Kemenlu Jepang serta Noh Kyu-duk, Perwakilan Khusus Kemenlu Korsel untuk Urusan Perdamaian dan Keamanan Semenanjung Korea. (AP/Reuters)