Korut Kembali Menguji Rudal Nuklir, AS Tidak Khawatir
Washington tidak khawatir karena Korut hanya menguji sistem persenjataan yang tidak dilarang Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Oleh
Luki Aulia
·2 menit baca
WASHINTONG, RABU — Setelah lama tak terdengar kabar perkembangan nuklirnya, rezim komunis Korea Utara kembali menembakkan dua rudal jarak pendek. Namun, Amerika Serikat tidak khawatir karena Korut hanya menguji sistem persenjataan yang tidak dilarang Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Kepala Staf Gabungan AS (JCS) menjelaskan hal itu, Rabu (24/3/2021). Meski demikian, pemerintahan Presiden Joe Biden masih mau berdialog dengan Pyongyang.
JCS juga melaporkan, pengujian senjata canggih Korut, seperti senjata nuklir dan rudal balistik, itu dilakukan bukan real time. Juga bukan pengujian senjata tingkat rendah dan jarak pendek.
Biden tidak khawatir dengan pengujian nuklir Korut itu dan yakin tidak ada banyak perubahan. ”Menurut Departemen Pertahanan, itu pengujian biasa. Tidak ada hal baru,” ujarnya.
Uji nuklir Korut itu dilakukan setelah AS mengajak Korut berkomunikasi tetapi tidak mendapat jawaban. Korut akhirnya menjawab tetapi dengan jawaban ketus tidak mau bicara lagi dengan AS kalau AS masih bersikap bermusuhan.
Saat ini pemerintahan Biden juga tengah meninjau kebijakan soal Korut dan akan membahas Korut dengan Jepang dan Korea Selatan pekan depan.
AS sudah jarang berbicara dengan Korut sejak pertemuan Presiden AS Donald Trump dan Kim Jong Un di Hanoi, Vietnam, Februari 2019. AS membujuk Korut melucuti persenjataan nuklirnya, tetapi Korut menolak karena AS juga tidak mau mencabut sanksinya terlebih dahulu.
Seorang jenderal AS, pekan lalu, pernah memperingatkan Korut kemungkinan akan melakukan tindakan provokatif, yakni dengan menguji rudal balistik antarbenua desain baru.
Hal itu dilakukan Korut karena ada latihan bersama militer yang dilakukan negara-negara tetangganya, seperti latihan militer bersama AS dan Korea Selatan. Korut biasa menguji rudalnya saat ada latihan militer bersama.
Latihan militer bersama AS dan Korsel pada bulan ini membuat Korut marah meski latihan itu hanya dilakukan jarak jauh dengan simulasi komputer. Korut masih tetap mengembangkan program nuklir dan rudal balistiknya selama tahun 2020 dan ini melanggar sanksi internasional.
Korut dijatuhi sanksi PBB pada 2006 dengan harapan sanksi itu akan bisa menghentikan arus dana untuk pembiayaan program nuklir dan rudal balistiknya.
Uji nuklir Korut itu terjadi sebelum pengusaha Korut dituding AS mencuci uang untuk Korut. AS juga menjatuhkan sanksi untuk menghentikan program nuklir Korut. (REUTERS)