Jepang Temukan Vaksin Moderna Terkontaminasi Bubuk Logam
Jepang menangguhkan program vaksinasi Covid-19 dengan vaksin Moderna setelah menemukan beberapa botol vaksin Moderna yang terkontaminasi. Dari temuan sementara diketahui penyebab kontaminasinya adalah bubuk logam.
Oleh
Luki Aulia
·3 menit baca
TOKYO, JUMAT — Pemerintah Jepang menangguhkan penggunaan 1,63 juta dosis vaksin Covid-19 buatan Moderna Inc setelah beberapa botol vaksin ditemukan terkontaminasi, pekan lalu. Kementerian Kesehatan Jepang menemukan ada partikel di dalam vaksin itu yang bereaksi terhadap medan magnet sehingga diduga bubuk logam menjadi kontaminannya. Badan Obat-obatan Eropa juga tengah menyelidiki kasus ini.
Temuan terbaru itu dilaporkan televisi NHK, Jumat (27/8/2021). Meski ada kasus ini, Pemerintah Jepang dan Moderna Inc menyatakan tidak ada masalah pada faktor keamanan atau tingkat efikasi vaksin itu. Disebutkan, keputusan penangguhan penggunaan itu dilakukan hanya sebagai bentuk pencegahan. Akibat penangguhan ini, sejumlah perusahaan membatalkan program vaksinasi untuk para pekerja.
Perusahaan farmasi Moderna Inc tengah menyelidiki kasus ini bersama dengan perusahaan Takeda Pharmaceutical Jepang yang mendistribusikan vaksin Moderna di Jepang. Sumber di Kementerian Kesehatan Jepang mengatakan, kontaminasi pada beberapa botol vaksin itu pertama kali ditemukan Takeda pada 16 Agustus lalu. Moderna Inc dan perusahaan Rovi di Spanyol, yang mengemas vaksin Moderna dalam botol untuk pasar selain Amerika Serikat, menduga kontaminasi bisa berasal dari salah satu lini produksi Rovi.
Namun, untuk memastikan penyebab dan asalnya, Rovi masih menyelidiki kasus tersebut. Dalam pernyataan tertulis Rovi disebutkan bahwa botol-botol vaksin yang terkontaminasi itu hanya ditemukan pada kloter vaksin yang didistribusikan ke Jepang. Adapun dua kloter vaksin yang diproduksi sebelum dan setelah kloter vaksin bermasalah itu masih ditahan dan tidak digunakan untuk mengantisipasi saja.
Selain ke Jepang, sampai sejauh ini Moderna juga telah mengirimkan 70 juta dosis vaksin Moderna ke negara-negara di Uni Eropa. Moderna sudah menandatangani kontrak dengan 27 negara di UE untuk menyediakan sekitar 460 juta dosis vaksin.
Penangguhan penggunaan vaksin ini merupakan kemunduran bagi Moderna dan vaksinasi di Jepang. Perusahaan-perusahaan farmasi produsen vaksin Covid-19 mengalami penundaan produksi pada bulan lalu. Akibatnya, pasokan vaksin ke negara lain, termasuk untuk Korea Selatan, terganggu.
Tunda vaksinasi
Kementerian Pertahanan Jepang yang menjalankan program vaksinasi massal di Osaka menyebutkan, kloter vaksin yang diduga termasuk dalam kloter yang terkontaminasi, sekitar 565.400 dosis, sudah diberikan kepada masyarakat di Osaka pada 6-20 Agustus lalu. Namun, tidak disebutkan ada berapa orang yang terdampak.
Sejumlah perusahaan menangguhkan program vaksinasi untuk karyawannya, seperti maskapai penerbangan Jepang yang mengangkut vaksin Moderna, ANA, dan maskapai Japan Airlines. Meski banyak yang menangguhkan vaksinasi, Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga tetap yakin rencana vaksinasi nasional tidak akan terganggu.
Suga menargetkan sekitar 60 persen penduduk sudah divaksin pada akhir September mendatang dan Jepang juga memiliki persediaan vaksin yang cukup untuk memberikan vaksin dosis ketiga.
Kasus kontaminasi vaksin ini datang saat pemerintahan Suga tengah dikritik rakyat terkait program vaksinasi yang lamban. Tingkat popularitas Suga sampai turun hingga hanya 30 persen.
Jepang tengah berjuang melawan gelombang pandemi Covid-19 yang terparah akibat varian Delta. Kasus baru setiap harinya mencapai rata-rata 25.000 kasus pada bulan ini saja. Sementara baru sekitar 54 persen penduduk yang sudah divaksin, dan 43 persen di antaranya sudah divaksin dua kali. (REUTERS)