AS Tawarkan Lebih Banyak Kehadiran di Laut China Selatan
Wakil Presiden AS Kamala Harris mengatakan ada kebutuhan untuk meningkatkan tekanan pada Beijing atas klaim maritimnya di Laut China Selatan. Harris pun menawarkan lebih banyak kunjungan kapal perang AS kepada Vietnam.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·4 menit baca
HANOI, RABU — Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris bertemu dengan para pemimpin tinggi Vietnam dalam kunjungan perdananya ke Hanoi, Rabu (25/8/2021). Kepada Hanoi, Harris menawarkan kunjungan lebih banyak kapal perang AS ke Laut China Selatan. Tawaran itu sebagai bentuk jaminan Washington atas keamanan maritim Vietnam di tengah peningkatan dinamika di LCS, khususnya terkait dengan kehadiran Beijing.
Tawaran itu disampaikan Harris dalam pertemuannya dengan Presiden Vietnam Nguyen Xuan Phuc, Wakil Presiden Vo Thi Anh Xuan, dan Perdana Menteri Pham Minh Chinh. Hal itu dikutip dari pengakuan seorang pejabat Gedung Putih yang tidak ingin disebutkan namanya. Tawaran itu sekaligus menegaskan posisi AS dalam menjadikan Vietnam sebagai sekutu utama Washington di Asia Tenggara bersama Singapura.
Harris mengatakan, ada kebutuhan untuk meningkatkan tekanan pada Beijing atas klaim maritimnya. ”Kita perlu menemukan cara untuk menekan, meningkatkan tekanan pada Beijing, untuk mematuhi Konvensi PBB tentang Hukum Laut dan untuk menantang intimidasi dan klaim maritim yang berlebihan,” kata Harris selama pertemuan dengan Presiden Vietnam.
Ini adalah kedua kalinya dalam dua hari Harris secara langsung menyinggung Beijing. Pada Selasa lalu, saat mengunjungi Singapura, Harris menuduh Beijing memaksa dan mengintimidasi kawasan untuk mendukung klaim China di LCS. Selain China dan Vietnam, negara-negara lain, seperti Brunei Darussalam, Malaysia, Filipina, dan Taiwan, juga mengklaim sebagian wilayah Laut China Selatan.
China telah mendirikan pos-pos militer di pulau-pulau buatan di kawasan LCS. Kawasan perairan LCS merupakan salah satu jalur perdagangan dan energi penting. Kawasan perairan itu juga menyimpan deposit gas alam dan ikan yang luar biasa.
China telah mendirikan pos-pos militer di pulau-pulau buatan di kawasan LCS.
Selama beberapa tahun terakhir, ketegangan antara China dan Vietnam di LCS tinggi. Bahkan, Hanoi disebut secara diam-diam mendukung strategi Indo-Pasifik AS karena mengambil garis keras terhadap China di perairan yang disengketakan itu. Namun, dengan persaingan AS-China yang memanas, Vietnam tetap berupaya menyeimbangkan posisi dalam hubungannya dengan kedua negara itu.
Di luar dinamika LCS, Harris juga menawarkan bantuan pasokan vaksin Covid-19. Vietnam termasuk salah satu negara yang minim pasokan vaksin Covid-19. Saat ini, Vietnam tengah menghadapi gelombang baru serangan varian Delta. Harris menyatakan, AS akan menyumbang 1 juta dosis vaksin Covid-19 yang dikembangkan Pfizer. Total, AS berkomitmen menyumbang 6 juta dosis vaksin Covid-19 untuk Vietnam. Di luar itu, Washington juga sepakat menyumbang dana senilai 23 juta dollar AS guna menanggulangi dampak pandemi Covid-19 di Vietnam.
Selain isu pandemi, sumber di Gedung Putih menyebutkan, Harris juga menawarkan sejumlah program alternatif untuk membantu Vietnam memerangi dampak perubahan iklim.
Tahun lalu, Vietnam tercatat sebagai salah satu negara yang berhasil mengendalikan laju penularan Covid-19. Namun, sejak April lalu, negara itu disibukkan dengan meningkatnya kasus baru karena penularan yang disebabkan varian Delta. Yang membuat Vietnam kian bergegas bergerak adalah selama ini tingkat vaksinasi di negara itu rendah.
Sejauh ini, dari 98 juta penduduk Vietnam, kurang dari 2 persen di antaranya telah mendapat dua dosis vaksin Covid-19. Vietnam tercatat sebagai salah satu negara dengan tingkat vaksinasi terendah di Asia.
Memecah Asia Tenggara
China Daily, salah satu media Pemerintah China, menuduh Harris berusaha membuat perpecahan antara China dan mitranya di Asia Tenggara. Tuduhan itu mengacu pada pernyataan Harris yang menyebut Beijing menggunakan cara paksaan dan intimidasi untuk mendukung klaimnya di LCS.
”Sambil menuding China dan menuduhnya melakukan ’pemaksaan’ dan ’intimidasi’, Harris dengan sengaja mengabaikan kemunafikannya sendiri dalam upaya untuk memaksa dan mengintimidasi negara-negara kawasan untuk bergabung dengan Washington dalam skemanya untuk menahan China,” kata harian China Daily dalam tajuk rencananya.
Editorial harian itu juga menyebutkan bahwa pidato Harris di Singapura adalah serangan tak berdasar terhadap China. ”Tampaknya satu-satunya komitmen AS untuk Asia Tenggara adalah upaya setengah mati untuk mendorong irisan antara negara-negara Asia Tenggara dan China,” kata China Daily.
AS menyebut persaingan dengan China sebagai ”ujian geopolitik terbesar” abad ini. Washington telah mengirim para pejabat tingginya ke Asia Tenggara. Sebelum Harris, pada Juli lalu, Hanoi juga dikunjungi Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin. Kunjungan Harris ke Hanoi sempat tertunda beberapa saat, diduga karena persoalan kesehatan.
Selama penundaan, Perdana Menteri Vietnam Pham Minh Chinh dan Duta Besar China untuk Vietnam mengadakan pertemuan yang sebelumnya tidak diumumkan. Chinh mengatakan, Vietnam tidak memihak dalam kebijakan luar negerinya. Duta Besar China menjanjikan sumbangan 2 juta vaksin Covid-19 selama pertemuan tersebut.
China adalah mitra dagang terbesar Vietnam dan Vietnam sangat bergantung pada bahan dan peralatan dari China untuk kegiatan manufakturnya. Partai Komunis China mempertahankan hubungan dekatnya dengan Partai Komunis Vietnam. Namun, Vietnam dan China saling bersemuka dalam isu klaim wilayah di LCS atau yang disebut Laut Timur oleh Vietnam. (AFP/REUTERS)