Ingin Mandiri Vaksin Covid-19, Vietnam Kerja Sama dengan Kuba
Produksi vaksin Covid-19 tak hanya monopoli China, Eropa, dan Amerika Serikat. Kuba juga memproduksi. Efikasinya dikabarkan mencapai 92,28 persen. Vietnam pun menjalin kerja sama untuk pengadaan dan transfer teknologi.
Oleh
Laraswati Ariadne Anwar
·3 menit baca
HANOI, SELASA — Pemerintah Vietnam berupaya terus menggenjot vaksinasi Covid-19 untuk 98 juta warganya. Kuba menjadi salah satu negara sahabat yang bersedia membantu mengirimkan vaksin sekaligus transfer teknologi ke Vietnam agar negara itu mampu memproduksi sendiri.
Kesepakatan kerja sama vaksin Covid-19 antara Pemerintah Vietnam dan Pemerintah Kuba itu, dilansir dari surat kabar Vietnam News edisi Selasa (24/8/2021), dicapai setelah Presiden Vietnam Nguyen Xuan Phuc menelepon Presiden Kuba sekaligus Sekretaris Utama Komite Pusat Partai Komunis Kuba, Miguel Diaz-Canel.
Kuba pada akhir 2021 akan mengirim bahan baku untuk vaksin Covid-19 merek Abdala. Pada saat yang sama, tim dari Kuba akan datang untuk memeriksa infrastruktur di Vietnam guna melihat kesiapan transfer teknologi. ”Sebagai balasan, Vietnam akan meningkatkan bantuan program ketahanan pangan di Kuba, terutama di sektor pertanian dan peternakan,” kata Nguyen.
Vietnam telah menetapkan pesanan 23 juta dosis vaksin Covid-19 berbagai merek. Mayoritas melalui program Covax, yaitu pengadaan vaksin untuk negara-negara miskin dan berkembang yang dikelola oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa. Pada akhir 2021, Vietnam bermaksud menambah pesanan vaksin sebanyak 50 juta dosis lagi.
Di luar Covax, Vietnam juga memperoleh sumbangan 700.000 dosis vaksin Sinopharm dari China. Pemerintah Vietnam sejak awal telah mengumumkan kepada rakyat agar tidak memilih-milih vaksin dan segera disuntik vaksin yang tersedia demi mencegah penularan Covid-19. Akan tetapi, angka vaksinasi masih rendah karena baru 1,8 persen dari 98 juta penduduk Vietnam yang telah menerima vaksinasi Covid-19 lengkap.
Vietnam memesan vaksin Covid-19 merek Abdala yang diproduksi oleh Pusat Rekayasa Genetik dan Bioteknologi Kuba (CIGB). Berdasarkan hasil uji klinis yang diumumkan Juni silam, Abdala memiliki efikasi 92,28 persen.
Meskipun demikian, vaksin ini belum memperoleh izin pemakaian darurat dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Kementerian Kesehatan Kuba baru mengeluarkan izin darurat untuk Abdala pada 9 Juli 2021 sehingga pengajuan izin ke WHO kemungkinan masih dalam proses.
Dilansir dari Radio Havana Cuba, vaksin Abdala memerlukan tiga kali suntikan dengan interval 14 hari. Suntikan kedua diberikan pada hari ke-14 setelah suntikan pertama dan suntikan ketiga diberikan pada hari ke-28. Berdasarkan laporan dari CIGB, sebanyak 2,5 juta warga Kuba telah divaksinasi lengkap dengan Abdala. Sebanyak 21.000 orang atau 0,08 persen masih tertular Covid-19 dengan gejala ringan. Angka kematiannya adalah 0,003 persen.
Selain Abdala, Kuba juga mengembangkan vaksin Covid-19 Soberana 02 dan Soberana Plus yang dibuat oleh Institut Vaksin Finlay. Soberana 02 memerlukan dua kali penyuntikan, sementara Soberana Plus hanya membutuhkan satu dosis. Soberana Plus juga dirancang agar bisa bekerja dengan vaksin-vaksin merek lain dan menjadi dosis penguat (booster shot). Efikasi Soberana adalah 91,28 persen.
Kuba memiliki 11,8 juta jiwa penduduk. Pemerintahnya telah menyuntikkan 12,3 juta dosis vaksin Covid-19. Seluruhnya buatan dalam negeri. Vietnam merupakan negara pertama yang mengimpor vaksin buatan Kuba dan merencanakan untuk memproduksinya.
Di kota-kota besar Vietnam, seperti Hanoi dan Ho Chi Minh, karantina berjalan. Ho Chi Minh ditutup sampai tanggal 15 September. Tidak seorang pun diperbolehkan keluar rumah, bahkan untuk berbelanja kebutuhan pokok sekalipun. Satuan tugas penanganan Covid-19 bersama aparat militer dan kepolisian akan mendatangi rumah-rumah warga untuk membagi-bagikan makanan.
Menteri Kesehatan Vietnam Nguyen Truong Son mengatakan, semua penduduk Ho Chi Minh wajib menjalani tes cepat berbasis antigen secara rutin. ”Warga di zona merah akan dites setiap 48 jam, warga zona oranye setiap 72 jam, dan warga di zona kuning ataupun hijau akan diambil sampel acak lima hingga sepuluh orang,” ujarnya kepada Vietnam News.
Kementerian Kesehatan Vietnam juga baru mengeluarkan izin penggunaan obat antiviral Molnupiravir untuk proyek rintisan perawatan pasien Covid-19. Menurut rencana, 16.000 dosis tablet berukuran 400 miligram diujicobakan. Per 5 September, uji coba akan ditambah 100.000 dosis lagi. (REUTERS)