Perubahan Iklim Berdampak Kebakaran Terburuk Sepanjang Sejarah
Kebakaran hutan melanda sejumlah wilayah di dunia. Api bahkan menjalar ke Lingkar Arktik. Di California, Amerika Serikat, kobaran api belum kunjung mereda.
Oleh
Laraswati Ariadne Anwar
·3 menit baca
Kostis Angelou (44) lesu menatap tanah peternakannya yang hangus menjadi abu. Lebih pahit lagi, 372 ekor kambing telah ia ternakkan secara turun-temurun selama lebih dari 20 tahun juga habis terbakar. Ia hanya bisa pasrah ketika petugas pemadam kebakaran mengangkut bangkai-bangkai itu untuk dikubur.
”Saya harus mulai dari nol, tetapi nol itu dari mana?” ujarnya sedih ketika ditemui di sisa-sisa peternakannya pada hari Rabu (11/8/2021).
Angelou adalah salah seorang warga di Pulau Evia yang terletak di timur laut kota Athena, Yunani. Sudah sembilan hari terakhir ini pulau tersebut dilanda kebakaran hutan dan lahan yang hebat. Pemerintah Yunani bahkan mengatakan bahwa 586 kebakaran yang terjadi secara sporadis di negeri itu terburuk dalam sejarah.
”Saya sendiri bisa selamat dari kebakaran berkat keajaiban,” tutur Angelou. Ia berlindung di bawah pipa irigasi yang bocor, sementara api melahap sekelilingnya. Angelou tidak beranjak dari tempat itu sampai petugas pemadam kebakaran tiba. Sambil bertahan, ia menyaksikan rumah dan ternaknya habis.
Di Pulau Evia, 900 petugas pemadam kebakaran diturunkan. Mereka tidak hanya berasal dari Yunani, tetapi juga ada petugas dari negara-negara Uni Eropa yang turut mengulurkan tangan. Setelah sembilan hari berjibaku, baru api mulai bisa dijinakkan.
”Akhirnya langit mulai terlihat setelah sembilan hari tertutup asap,” kata Wali Kota Evia Yiannis Kontzias.
Di wilayah lain di Yunani, petugas gabungan pemadam kebakaran UE masih berjuang berusaha memadamkan api. Di Gortynia, yang berada 200 kilometer sebelah barat Athena, misalnya, masih ada kebakaran yang cakupan wilayahnya mencapai 10 kilometer persegi.
Semakin membesar
Di Amerika Serikat, kebakaran lahan juga terjadi di 15 negara bagian. Total ada 100 api besar dan api terbesar dalam sejarah kebakaran hutan dan hutan AS adalah Api Dixie di California bagian utara. Api ini sudah membakar lahan seluas 2.045 kilometer persegi atau lebih besar daripada kota Los Angeles. Sebanyak 1.103 bangunan hangus, termasuk 550 rumah. Sudah satu bulan Api Dixie belum juga bisa dipadamkan.
Di Negara Bagian Montana juga ada api besar yang bernama Api Richard Spring. Sudah 600 kilometer persegi lahan dihanguskan. Sebanyak 2.000 warga diungsikan, tetapi itu pun tetap tidak memberi kepastian karena titik-titik pengungsian juga semakin dikelilingi kebakaran.
”Saya memilih tidak mengungsi. Saya tetap tinggal di rumah dan merambah semua pohon dan semak agar tidak ada yang bisa dibakar,” kata Krystal Two Bulls, warga Lame Deer, Montana, kepada surat kabar San Francisco Gate.
Fenomena baru
Di berbagai penjuru dunia, api merambah ke wilayah yang sebelumnya tidak pernah terbakar. Di Siberia, Rusia, misalnya, kebakaran hutan dan lahan adalah fenomena alami. Namun, kali ini api menjalar hingga ke Lingkar Arktik. Padahal, ini adalah pintu gerbang ke Kutub Utara yang selama ini tidak pernah terjamah api. Para pakar lingkungan mengatakan, kubah panas yang terjadi di Bumi belahan utara mengakibatkan es semakin meleleh dan wilayah Lingkar Artik yang kering menjadi mudah terbakar.
”Dunia mengalami fenomena angin kencang dan sambaran petir yang lebih banyak dibandingkan beberapa dekade terakhir. Ini yang memantik kebakaran hutan dan lahan,” kata dosen Fakultas Teknik Lingkungan dan Kehutanan Universitas Washington, AS, Susan Prichard, kepada BBC.
Sebagai gambaran, di AS sepanjang tahun 2021 sudah 14.163 kilometer persegi lahan terbakar. Di Turki, kebakaran juga melahap 1.750 kilometer persegi lahan. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan, ini adalah cuaca terpanas dan terkering yang pernah dialami Turki. (AFP)