FotografiFoto CeritaPerubahan Iklim, Dekat di Mata...
Kompas/Wawan H Prabowo

Perubahan Iklim, Dekat di Mata Namun Jauh dari Hati

Beragam bencana di sekitar kita yang terlahir akibat perubahan iklim belum menumbuhkan kesadaran banyak orang bahwa perubahan iklim itu nyata.

Oleh
WAWAN HADI PRABOWO
· 4 menit baca

Dekat di mata namun jauh dari hati. Peribahasa itu bisa jadi mewakili sikap kita ketika melihat fenomena perubahan iklim yang kini tengah berlangsung. Beragam bencana di sekitar kita yang terlahir akibat perubahan iklim belum menumbuhkan kesadaran banyak orang bahwa perubahan iklim itu nyata.

Penyair Sapardi Djoko Damono pernah menulis puisinya yang berjudul Hujan Bulan Juni pada 1989 lalu. Kala itu hujan yang terjadi di bulan Juni adalah sebuah peristiwa yang istimewa mengingat bulan Juni biasanya sudah masuk musim kemarau namun masih dijumpai hujan sesekali. Sapardi menulis, hujan yang datang pada bulan Juni sungguh tabah, bijak, dan arif, karena mengetahui kerinduan yang dirasakan pohon-pohon dan menghapus keraguan manusia bahwa hujan bisa saja turun di bulan Juni.

Setelah 30 tahun lebih sejak sajak itu tercipta, hujan di bulan Juni tak lagi istimewa, tetapi berubah menjadi bencana. Hampir setiap hari kini kita bisa menjumpai hujan yang turun di bulan Juni bahkan hingga bulan Agustus yang menjadi puncak musim kemarau. Anomali hujan itu datang dengan intensitas besar, mengirimkan banjir bandang, menggenangi dan menenggelamkan kawasan permukiman di sejumlah pelosok bumi.

Memuat data...
Memuat data...
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000