Terbukti Lecehkan 11 Perempuan, Gubernur New York Mundur
Tiada tempat bagi siapa pun yang melecehkan orang lain. Tersangkut skandal pelecehan seksual terhadap 11 anggota staf perempuannya, Gubernur New York Andrew Cuomo akhirnya mundur dari jabatannya.
Oleh
Laraswati Ariadne Anwar
·3 menit baca
NEW YORK, RABU — Gubernur New York, Amerika Serikat, Andrew Cuomo mundur dari jabatannya. Langkah ini dilakukan setelah Kejaksaan Agung New York membuktikan Cuomo melakukan pelecehan seksual terhadap 11 perempuan. Ini adalah bagian dari gerakan masyarakat memantau dan memastikan bahwa pelaku pelecehan seksual tidak bisa melarikan diri dari tanggung jawab, terlepas status sosial dan politik mereka.
Cuomo (63) telah menjabat sebagai Gubernur New York sebanyak tiga kali. Pengunduran dirinya akan berlaku efektif dalam 14 hari. Setelah itu, Wakil Gubernur Kathy Hochul (62) akan menggantikannya dan menjadi perempuan pertama yang memimpin Negara Bagian New York.
Cuomo mengumumkan pengunduran dirinya pada Selasa (10/8/2021). Sebelumnya, Presiden AS Joe Biden dan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Nancy Pelosi yang merupakan teman lama Cuomo sekaligus sama-sama politisi dari Partai Demokrat turut meminta Cuomo mundur. Tindakan ini mereka nilai lebih terhormat dibandingkan dimakzulkan.
Pada awal 2021, mantan staf Cuomo yang bernama Lindsay Bolan mengajukan gugatan kepada gubernur itu. Menurut Bolan, ia mengalami berbagai pelecehan verbal maupun fisik selama bekerja untuk Cuomo. Tuduhan itu disangkal oleh Cuomo yang justru menyerang balik Bolan dengan tuduhan fitnah. Kejaksaan Agung New York kemudian melakukan penyelidikan selama lima bulan, dipimpin oleh Jaksa Agung Letitia James.
Dalam perjalanannya, terungkap bahwa bukan hanya Bolan, melainkan ada 10 perempuan lain yang dilecehkan oleh Cuomo. Sembilan korban adalah pegawai pemerintahan New York. Artinya, Cuomo menyalahgunakan kekuasaannya kepada bawahan. Para korban mengaku Cuomo kerap memaksa mencium, menjamah, dan sering melontarkan ujaran yang bersifat melecehkan.
Dalam jumpa pers pengunduran dirinya, Cuomo tetap menyangkal telah melakukan pelecehan seksual. ”Saya tidak bermaksud menyakiti para penggugat, saya hanya bercanda ketika melakukan hal-hal yang mereka tuduhkan. Akan tetapi, saya tetap menerima keputusan ini guna memastikan pemerintahan tetap berjalan di masa darurat pandemi Covid-19,” tuturnya.
Aparat penegak hukum New York kini tengah memeriksa apabila ada gugatan para korban yang bersifat pidana. Jika hal ini disetujui, Cuomo akan menghadapi pengadilan dan berbagai kemungkinan hukuman pidana, termasuk kurungan.
Akibat gugatan ini, Cuomo batal maju ke bursa calon presiden AS 2024. Sebelum muncul kasus pelecehan seksual pun, sejumlah media arus utama di AS telah menyatakan bahwa karier politik Cuomo sudah nyaris tamat. Tajuk rencana harian USA Today menyebutkan, Cuomo juga tengah menghadapi penyelidikan dugaan tindakan menutup-nutupi angka kematian akibat Covid-19 di New York.
Sebelum Cuomo, sejumlah pejabat pemerintahan New York juga pernah terlibat kasus pelecehan seksual dan mereka semua dilengserkan. Di 2008, Gubernur New York Eliot Spitzer mengundurkan diri begitu ketahuan sering memakai jasa pekerja seks.
Di 2011, Senator Anthony Weiner mundur setelah pesan-pesan singkat bernada seksual kepada bawahannya terkuak. Di 2018, Jaksa Agung Eric Schneiderman mundur setelah empat perempuan menuduhnya melakukan kekerasan fisik dan seksual. (AFP/REUTERS/DNE)