Kapal Tankernya Diserang, Israel Siapkan Balasan, Iran Menolak Tudingan
Kawasan Teluk kembali memanas menyusul insiden serangan terhadap kapal tanker Israel di lepas pantai Teluk Oman. Israel menuduh Iran sebagai pelaku serangan. Teheran membantah tegas tudingan itu.
Oleh
Luki Aulia
·3 menit baca
DUBAI, MINGGU — Kawasan Teluk kembali memanas akibat insiden serangan terhadap kapal tanker ”Mercer Street” milik Jepang yang dikelola perusahaan Maritim Zodiak dari Israel di lepas pantai Oman. Akibat insiden itu, dua kru kapal dari Inggris dan Romania tewas. Israel menuding Iran sebagai pelakunya, tetapi Teheran membantah.
Perdana Menteri Israel Naftali Bennett menuding Iran pengecut karena tidak mau mengakui dan mempertanggungjawabkan perbuatannya. ”Iran yang menyerang kapal itu. Kita mempunyai cara tersendiri untuk menyampaikan pesan ke Iran,” kata Bennett, Minggu (1/8/2021).
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Saeed Khatibzadeh, membalas dengan menuding Israel yang justru menciptakan situasi tidak aman, teror, dan kekerasan. ”Israel mau mengalihkan perhatian dari fakta dengan membuat tuduhan tak berdasar itu. Iran mengecam tuduhan itu,” ujarnya.
”Rezim Zionis harus menghentikan tudingan-tudingan tanpa bukti seperti itu, dan ini bukan kali pertama mereka melemparkan tuduhan pada Iran,” lanjut Khatibzadeh. ”Iran tidak akan segan sedikit pun untuk mempertahankan kepentingan dan keamanan nasional.”
Ada penjelasan yang berbeda terkait insiden pada kapal tanker Mercer Street itu. Maritim Zodiak menduga terjadi pembajakan. Namun, sumber di Pusat Keamanan Maritim Oman menganggapnya sebagai kecelakaan.
Maritim Zodiak menjelaskan, kapal tanker minyak itu tengah dalam perjalanan ke Fujairah di Uni Emirat Arab dari Dar es Salaam, Tanzania. Ketika insiden tersebut terjadi, Kamis lalu, muatan kapal tanker itu sedang kosong.
Menteri Luar Negeri Israel, Yair Lapid, Jumat lalu, meminta para diplomat di Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk menindak terorisme Iran. ”Iran bukan hanya masalah Israel, tetapi bagi semua karena menyebarkan terorisme, membuat kerusakan, dan menciptakan ketidakstabilan yang melukai kita semua,” ujarnya.
Dugaan adanya sejumlah pesawat tanpa awak Iran yang menyerang kapal tanker itu disebutkan oleh beberapa sumber di Israel yang dikutip oleh harian AS, The New York Times. Komando Tengah (Central Command) AS, yang menangani operasi militer AS di Timur Tengah, Jumat lalu, menjelaskan bahwa setelah menerima panggilan permintaan bantuan dari kapal tanker itu, mereka segera datang ke lokasi kapal tanker dan membantu para awak kapal.
”Kami siap membantu penyelidikan terhadap serangan itu. Indikasi awal jelas menunjukkan ini serangan dengan pesawat tanpa awak,” sebut pernyataan tertulis Komando Tengah AS.
Purnawirawan militer Israel, Shlomo Brom, menilai serangan terhadap kapal tanker itu meniru serangan pesawat tanpa awak Israel yang meledak di lokasi pembuatan sentrifugal di Iran, Juni lalu. Israel, kata Brom, mulai mengembangkan pesawat tanpa awak dan termasuk negara yang mulai mengembangkan konsep kamikaze atau bunuh diri.
”Iran meniru kita dan memakai teknik yang sama,” kata Brom yang kini menjadi peneliti senior di Institut Studi Keamanan Nasional Israel itu.
Brom melanjutkan, serangan Iran itu memang hendak membuat situasi menjadi kian tegang, tetapi seperti tidak mau masuk ke perang total. ”Baik Iran maupun Israel sama-sama tidak mau sampai terjadi perang besar,” ujarnya.
Pakar diplomasi dan keamanan Iran di IDC Herzliya University, Israel, Meir Javedanfar, juga menyebut Iran sebagai pelaku serangan itu. Stasiun televisi Iran, Arabic Al-Alam, yang mengutip sumber-sumber di kawasan, melaporkan bahwa serangan Iran itu merupakan serangan balasan terhadap Israel yang menyerang bandara di Suriah.
”Serangan terhadap kapal itu menunjukkan setidaknya Iran mencoba untuk membalas serangan Israel. Perang bayangan antara Iran-Israel akan terus terjadi,” kata Javedanfar.
Analis industri maritim, Dryad Global, menilai serangan terhadap kapal tanker Israel itu mirip dengan insiden sebelumnya terhadap kapal Israel dan Iran. Dua kapal yang dioperasikan perusahaan Israel, Ray Shipping, juga diserang awal tahun ini. ”Serangan terhadap Mercer Street ini merupakan serangan kelima terhadap kapal yang terkait dengan Israel,” sebut pernyataan tertulis Dryad.
Selama beberapa bulan terakhir, Iran dan Israel kerap saling tuduh menyerang kapal. Ketegangan ini sudah lama berlangsung dan meningkat sejak Amerika Serikat menjatuhkan sanksi lagi pada Iran pada tahun 2018 setelah Presiden Donald Trump menarik AS dari perundingan nuklir Iran tahun 2015. (REUTERS/AFP)