Sebanyak 3 Juta Dosis Vaksin Moderna Tiba di Indonesia, Solidaritas Jadi Kunci Atasi Pandemi
Sebanyak 3.000.060 dosis vaksin Moderna tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Minggu (11/7/2021) siang. Vaksin dari Amerika Serikat ini merupakan hasil kerja sama dukungan berbagi vaksin.
Oleh
Nina Susilo
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pandemi Covid-19 memerlukan kerja sama, kolaborasi, dan solidaritas global. Tidak ada satu negara pun yang akan aman kecuali bila semua negara sudah lepas dari Covid-19.
Hal ini ditekankan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi seusai memberikan ucapan terima kasih dan penghargaan atas vaksin Moderna yang dikirimkan dalam program berbagi vaksin dari Pemerintah Amerika Serikat. Sebanyak 3.000.060 dosis vaksin tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Minggu (11/7/2021) siang.
”Solidaritas, kolaborasi, dan kerja sama adalah kunci agar dunia dapat segera lepas dari pandemi secara bersama. No one is safe until everyone is,” tuturnya.
Indonesia mendorong mekanisme (berbagai vaksin) ini untuk mempercepat kesetaraan akses vaksin untuk semua negara.
Mekanisme berbagi vaksin adalah mekanisme multilateral untuk memastikan akses vaksin yang setara untuk semua negara. Hal ini, kata Retno, dibahas terus dalam pertemuan-pertemuan COVAX Facility yang merupakan program bersama untuk dukung akses penanggulangan Covid-19.
”Indonesia mendorong mekanisme (berbagai vaksin) ini untuk mempercepat kesetaraan akses vaksin untuk semua negara,” tambah Retno.
Kedatangan Vaksin Covid-19 tahap ke-20 dipantau secara virtual juga oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Sung Y Kim, Perwakilan WHO untuk Indonesia Dr N Paranietharan, serta Deputi Perwakilan UNICEF Indonesia Robert Gass.
Terkait dengan penanganan pandemi ini, Budi Gunadi menceritakan kisah yang disampaikan seorang Presiden Afrika di Davos lima tahun lalu. Dikisahkan, sebelum seorang kepala suku meninggal, dia berpesan kepada putranya.
”Kalau kamu ingin bergerak cepat, berjalanlah sendiri. Kalau ingin bisa bergerak jauh, lakukanlah bersama. Karena itu, saya percaya pandemi tidak bisa diatasi hanya oleh satu negara melainkan harus oleh semua negara,” tuturnya.
Bersama
Pengiriman vaksin Moderna melalui COVAX Facility tersebut adalah pengiriman tahap pertama dari Pemerintah AS untuk Indonesia. Secara keseluruhan, Indonesia akan menerima 4.500.160 dosis vaksin jadi Moderna.
Vaksin Moderna yang berbasis mRNA ini telah mendapatkan izin penggunaan darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pada 2 Juli 2021. Budi Gunadi mengatakan, selain untuk suntikan dosis pertama dan kedua program vaksinasi, vaksin Moderna juga akan diberikan kepada para tenaga kesehatan.
Para tenaga kesehatan dinilai perlu menerima penguat (booster) vaksin ketiga karena mengalami tekanan luar biasa dalam mengatasi gelombang kedua pandemi. ”Kami ingin memastikan mereka terlindungi maksimal,” tambahnya.
Dubes Kim mengatakan, ini adalah komitmen AS untuk menyelamatkan nyawa di Indonesia serta bergandengan tangan menyediakan vaksin melalui akses global.
Dubes Kim mengatakan, ini adalah komitmen AS untuk menyelamatkan nyawa di Indonesia serta bergandengan tangan menyediakan vaksin melalui akses global.
Presiden AS Joe Biden, lanjutnya, juga telah mengumumkan akan menyediakan 80 juta dosis untuk negara-negara di dunia. Adapun 23 juta dosisnya diperuntukkan untuk negara-negara di Asia, termasuk Indonesia sebanyak empat juta dosis. Selain itu, Amerika Serikat juga membantu dengan seribu ventilator.
Dubes Kim mengatakan, virus penyebab Covid-19 menyebar dengan sangat cepat. Oleh karena itu, tidak boleh ada satu negara pun ditinggalkan dalam pandemi ini.
Dengan kedatangan tiga juta dosis vaksin Moderna ini, Indonesia memiliki 122.735.260 dosis vaksin baik dalam bentuk bahan baku dan vaksin jadi. Jumlah vaksin tersebut terdiri atas vaksin Moderna yang baru saja tiba, 108.500.000 dosis vaksin Sinovac yang sebagian besar bahan baku, AstraZeneca dari jalur COVAX sebanyak 8.236.800 dosis, Sinopham 2 juta vaksin jadi dengan 500.000 dosis di antaranya adalah dukungan Pemerintah Uni Emirat Arab, 998.400 dosis vaksin AstraZeneca dari Pemerintah Jepang melalui jalur bilateral.
Saat ini, kata Retno, Indonesia telah menerima tawaran dukungan dari Jepang yang akan mengirim vaksin AstraZeneca tahap kedua. Selain itu, tawaran juga datang dari Belanda, Inggris, Australia, dan Uni Emirat Arab untuk berbagi vaksin tahap kedua.
Berbagai tawaran dukungan juga diterima Pemerintah Indonesia dari berbagai negara sahabat dalam bentuk ventilator, oxigen concentrators, obat-obatan dan peralatan medis lain. Jumlah lalu, bantuan juga datang dari Australia dan Singapura.
”Hari ini dukungan dari Singapura melalui jalur laut telah berangkat dan rencana akan tiba di Pelabuhan Tanjung Priuk 14 Juli yang akan datang berupa oxygen concentrators dan oxygen cylinders. Kami mengapresiasi dukungan kerja sama yang diberikan Singapura dan Australia,” tambah Retno.
Budi Gunadi menambahkan, program vaksinasi berjalan cukup cepat akhir-akhir ini. Bila 10 juta suntikan pertama dicapai dalam delapan minggu, 10 juta berikutnya diraih dalam empat minggu. Adapun 10 juta suntikan vaksin terakhir diselesaikan dalam 12 hari.
”Diharapkan kita bisa terus menambah jumlah suntikan (vaksin) dan orang yang disuntik lebih cepat lagi,” kata Budi.
Sampai Sabtu (10/7/2021), sebanyak 36,193 juta orang sudah mendapatkan suntikan vaksin Covid-19 dosis pertama dan 14,969 juta sudah menerima dosis kedua.
Beberapa provinsi, seperti Bali, bahkan sudah memberikan vaksinasi dosis pertama kepada lebih dari 70 persen warganya. DKI juga sudah menyuntik lebih dari 50 persen warga untuk dosis pertama.
Dari 363 juta suntikan vaksinasi Covid-19 yang harus dilakukan kepada 181,5 juta warga, Budi mengatakan, Juni ini ada 70 juta dosis harus diselesaikan. Karena pada semester kedua akan ada lebih dari 290 juta dosis, dan penyuntikan vaksin akan diselesaikan dalam semester kedua ini.