Parlemen Israel bersidang untuk memutuskan pemerintahan baru. Namun, hingga detik terakhir, partai berkuasa pimpinan PM Netanyahu masih berusaha mempertahankan kekuasaan.
Oleh
Kris Mada
·3 menit baca
Jerusalem, Minggu - Partai Likud pimpinan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu masih berusaha mempertahankan kekuasaan hingga detik-detik terakhir. Sidang parlemen Israel, Minggu (13/6/2021), diwarnai pengusiran sejumlah anggota parlemen.
Parlemen Israel, Knesset, bersidang untuk memutuskan pembentukan pemerintahan baru Israel. Ketua Partai Yamina, yang juga mantan murid Netanyahu dalam kancah politik Israel, Naftali Bennett, dicalonkan oleh koalisi dengan ideologi beragam. Dari 120 anggota Knesset, 61 anggota menyokong Bennett.
Ketua Knesset, Yariv Levin, membuka sidang, Minggu malam WIB. Dalam siaran langsung televisi Knessett di media sosial, Bennett diberi kesempatan memaparkan visi dan misinya. Selama Bennett berpidato, sejumlah anggota parlemen dari Likud dan Heredi terus berteriak.
Akibatnya, Levin memerintahkan sebagian dari mereka diusir. Levin mengusir Menteri Transportasi Miri Regev dan Menteri Kerja Sama Ofier Akunis. Levin juga mengusir Itamar Ben-Gvir, Mai Golan, Dudi Amsalam, dan Yitzhak Pindrus yang dinilai paling mengganggu karena terus berteriak selama Bennett berpidato.
Mereka menuding Bennett berkhianat karena dia pernah menjadi kepala staf Netanyahu beberapa tahun lalu dan belajar politik dalam posisi itu. Tudingan juga dilontarkan karena Bennett merangkul partai Arab dalam koalisinya. Sejak Israel diproklamasikan pada 1948, belum pernah partai Arab masuk pemerintahan.
Dalam pidatonya, Netanyahu menyerang Partai Yamina. Dia juga berjanji akan menggulingkan pemerintahan baru sesegera mungkin.
"Jika takdir kami menjadi pihak oposisi, kami akan melakukannya dengan kepala tegak sampai kami melengserkan pemerintahan buruk ini dan kembali untuk memimpin negeri ini dengan cara kami," katanya.
Janji Bennett
Bennett membuka paparan dengan menyampaikan terima kasih kepada Netanyahu baik sebagai PM maupun guru politiknya. Walakin, ia mengingatkan, estafet kekuasaan harus dilanjutkan dan Netanyahu tidak bisa terus berkuasa. Dalam sejarah Israel, tidak ada PM berkuasa sepanjang Netanyahu yakni total 15 tahun dalam dua periode.
Ia juga berterima kasih kepada Ketua Partai Yesh Atid Yair Lapid. Koalisi penyokong Bennett dinyatakan tidak bisa terbentuk tanpa upaya Lapid. Bennett dan Lapid telah sepakat akan bergantian menjadi PM dengan periode masing-masing 2 tahun. Bennett jadi PM terlebih dahulu.
Bennett berjanji akan mempertahankan kebijakan Netantayu soal Iran. Di masa Netanyahu, Israel melakukan berbagai upaya untuk mencegah Iran menguasai teknologi pembuatan bom nuklir.
Seperti Netanyahu, ia menentang Kesepakatan Nuklir Iran dihidupkan lagi dengan melibatkan Amerika Serikat. Kini, kesepakatan Joint Comprehensive Plan on Action (JCPOA) itu praktis mati suri setelah AS keluar pada Mei 2018. Di bawah pemerintah Presiden Joe Biden, Washington tengah berunding untuk kembali terlibat dalam kesepakatan itu.
Bennett juga berjanji mempertahankan gencatan senjata dengan Hamas. Namun, seperti Netanyahu, ia berjanji akan membalas sangat keras jika Hamas melanggar gencatan senjata yang terwujud atas mediasi Mesir itu. Gencatan terbaru terjadi setelah perang 11 hari sejak 10 Mei 2021.