Pesawat tempur Angkatan Udara Malaysia menggiring pergi 16 pesawat militer Angkatan Udara China yang terbang melintasi wilayah udara Malaysia di utara Sarawak.
Oleh
Laraswati Ariadne Anwar
·3 menit baca
KUALA LUMPUR, RABU — Angkatan Udara Kerajaan Malaysia mencegat 16 pesawat militer milik Angkatan Udara China yang dituduh terbang di dalam wilayah udara Malaysia. Kejadian ini mengakibatkan hubungan kedua negara yang selama ini cukup mulus menjadi memanas.
Pencegatan pesawat itu dilakukan oleh jet tempur Hawk 208 milik Malaysia pada Rabu (2/6/2021) siang waktu setempat. Sebelumnya, pada pukul 11.53, Angkatan Udara (AU) Malaysia mendeteksi ada pergerakan di wilayah udara Kota Kinabalu, Negara Bagian Sarawak. Radar menunjukkan pergerakan itu ialah 16 pesawat angkut militer China, Ilyushin il-76 dan Xian Y-20.
”Semua pesawat itu terbang dalam formasi taktis di ketinggian 23.000-27.000 kaki di dalam wilayah udara Sarawak atau 60 mil laut dari garis batas di Laut China Selatan,” kata pernyataan AU Malaysia dalam pemberitaan oleh kantor berita pemerintah, Bernama.
Keterangan pers itu menyebutkan AU Malaysia segera mengontak pesawat-pesawat tersebut untuk meminta penjelasan mereka berada di dalam wilayah Malaysia, tetapi tidak ada respons dari para pilot. Setelah itu, AU Malaysia segera menerbangkan jet Hawk 208 milik mereka dan menggiring 16 pesawat militer itu keluar dari batas negara Malaysia.
Menteri Luar Negeri Malaysia Hashimuddin Hussein mengatakan, tindakan China itu sengaja mencari masalah. Mereka masuk tanpa izin dan arogan ketika menolak memberi keterangan serta pertanggungjawaban.
”Ini jelas-jelas sengaja melanggar batas kedaulatan negara. Malaysia tidak akan tinggal diam dengan intrusi seperti ini,” ujarnya.
Dalam surat kabar South China Morning Post, pengamat militer asal Singapura, Collin Koh, mengatakan perilaku China ini adalah bentuk intimidasi. China tahu betul bahwa Malaysia sedang berjuang menghadapi pandemi Covid-19, bahkan sedang melakukan karantina wilayah yang ketat di sejumlah kota akibat jumlah kasus positif yang belum mengalami penurunan.
”Kelakuan China ini bukan sekadar pamer kekuatan militer, tetapi tindakan predator yang oportunis,” kata Koh.
Pemerintah Malaysia kemudian memanggil Duta Besar China untuk Malaysia agar memberi penjelasan. Dalam keterangan tertulis, Kedutaan Besar China di Kuala Lumpur mengatakan bahwa keberadaan 16 pesawat militer itu adalah bagian dari latihan reguler AU China. Mereka menilai tidak ada hukum internasional yang dilanggar. Malaysia tetap salah satu negara sahabat yang penting bagi China.
Kedua negara selama ini memiliki hubungan bilateral yang cukup mulus. Akan tetapi, mereka tidak lepas dari ketegangan akibat perebutan wilayah di Laut China Selatan. Sama seperti Vietnam, Taiwan, Filipina, dan Brunei Darussalam. China dengan sistem sembilan garis batas negara yang mereka kembangkan sendiri mengklaim 80 persen perairan Laut China Selatan sehingga bersengketa dengan negara-negara Asia Tenggara dan Taiwan.
Malaysia mengaku bahwa Beting Luconia yang masuk dalam Kepulauan Spratly adalah milik mereka. Malaysia tidak menyukai kapal-kapal China seenaknya lalu lalang di perairan tersebut. Pada tahun 2020, Malaysia juga menghadang sebuah kapal survei China yang masuk ke dalam perairannya.
Filipina sepanjang tahun 2021 juga sudah mengirimkan sejumlah protes kepada Beijing terkait masuknya kapal-kapal China, termasuk kapal militer, ke dalam perairan Laut China Selatan yang mereka sebut sebagai Laut Filipina Utara. Sejauh ini, pemerintahan Xi Jinping tidak menanggapi protes-protes itu. (AFP/REUTERS)