Virus Covid-19 Menyebar Cepat, China Karantina Satu Distrik di Pusat Bisnis
Meningkatnya kasus baru Covid-19 di Ghuangzhou, China, dan Malaysia memaksa kedua negara itu memberlakukan kebijakan karantina wilayah secara total untuk mencegah penyebaran virus.
Oleh
Luki Aulia
·3 menit baca
BEIJING, SABTU — Pemerintah kota pusat bisnis dan industri Guangzhou, China, mengarantina wilayah di Distrik Liwan dan meminta seluruh warga di lokasi itu untuk tetap tinggal di rumah. Mereka juga akan segera dites Covid-19. Warga yang tinggal di sekitar daerah itu diminta membatasi kegiatan di luar ruangnya.
Kebijakan tersebut langsung diambil setelah ditemukan sedikitnya 20 kasus Covid-19 baru dalam satu pekan terakhir. Jumlah ini tak seberapa jika dibandingkan dengan ribuan kasus Covid-19 di India setiap harinya. Namun, kasus ini sudah membuat Pemerintah China panik karena sebelumnya mereka mengklaim sudah berhasil mengendalikan pandemi Covid-19.
”Penyebaran virus ini cepat,” kata seorang pejabat Pemerintah Kota Guangzhou seperti dikutip harian Global Times, Sabtu (29/5/2021).
Semua pasar, tempat penitipan anak, pusat hiburan, dan sekolah juga ditutup. Warga juga tidak diperbolehkan makan di restoran.
Setiap hari ada kasus baru di China, tetapi hampir semua kasus itu berasal dari orang yang terinfeksi Covid-19 di luar negeri. Jumlah kasus Covid-19 di China mencapai 91.061 kasus dan 4.636 orang di antaranya tewas.
Komite Kesehatan Nasional, Sabtu, menyebutkan bahwa di Ghuangzhou ada dua kasus Covid-19 baru dan 14 kasus lagi di daerah lain. Mayoritas kasus terbaru yang ada di Guangzhou diduga terkait dengan seorang laki-laki warga China berusia 75 tahun yang pada 21 Mei lalu diketahui positif varian baru Covid-19 dari India.
Banyak orang yang kemudian tertular dari orang itu karena mereka tinggal bersama atau pernah makan dengannya. Kasus itu kemudian menyebar ke kota terdekat, Nanshan, dan ada 1 kasus serta dua kasus tanpa gejala setelah warga Guangzhou dites.
RS di Malaysia kewalahan
Di negara lain, Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin, Jumat, kembali mengumumkan kebijakan karantina atau isolasi total mulai 1-14 Juni mendatang karena meningkatnya kasus Covid-19. Namun, fasilitas layanan publik yang penting tetap boleh beroperasi.
”Kasus harian yang melonjak membuat rumah sakit di seluruh negeri kewalahan menangani pasien Covid-19,” kata Muhyiddin dalam pernyataan tertulisnya.
Malaysia melaporkan ada 8.290 kasus Covid-19 baru pada hari Jumat lalu dan kini total kasus mencapai 549.514 kasus. Jumlah kasus kematian harian juga mencapai rekor tertinggi, yakni 63 kasus, hingga total jumlah korban tewas mencapai 2.552 kasus.
Untuk menekan penyebaran Covid-19, Malaysia sudah menggenjot program vaksinasi, tetapi prosesnya dinilai lamban. Sedikitnya, 1,7 juta orang sudah menerima satu dosis vaksin.
Sebelumnya, Jumat lalu, Menteri Senior Malaysia Ismail Sabri mengatakan bahwa salah satu penyebab kenaikan kasus Covid-19 karena banyak warga dari etnis Melayu tidak mematuhi protokol kesehatan dan tidak mematuhi pemerintah yang melarang masyarakat untuk saling berkunjung dan berkumpul selama bulan Ramadhan dan saat hari raya Idul Fitri.
Ada 24 kluster Idul Fitri dengan 850 kasus positif Covid-19. Banyak warga positif terinfeksi, tetapi tanpa gejala.
Untuk membantu masyarakat, Pemerintah Malaysia akan segera memberikan bantuan kepada warga yang membutuhkan dan sektor ekonomi. Jika Malaysia bisa mengurangi jumlah kasus Covid-19 pada minggu pertama karantina wilayah, pemerintah akan memperbolehkan beberapa sektor ekonomi untuk secara bertahap beroperasi kembali.
Malaysia sejak tahun lalu sudah memberikan paket bantuan sebesar 72,60 miliar dollar AS untuk melindungi perekonomian dari hantaman pandemi. (REUTERS/AP)