Pemerintah Negara Bagian Victoria, Australia, memberlakukan kembali kebijakan karantina wilayah selama tujuh hari untuk mencegah penyebaran varian baru Covid-19. Pemerintah Australia dikritik karena lambannya vaksinasi.
Oleh
Luki Aulia
·3 menit baca
MELBOURNE, JUMAT — Lima juta warga kota Melbourne, Australia, harus kembali hidup dalam keterbatasan ketika pemerintah memberlakukan kebijakan karantina wilayah atau lockdown lagi akibat bertambahnya kasus Covid-19 varian baru dari India. Ini sudah keempat kalinya kebijakan karantina wilayah diberlakukan sejak awal pandemi. Padahal, sebelumnya, Australia termasuk salah satu negara yang dinilai cukup berhasil membendung pandemi Covid-19.
Kebijakan karantina wilayah yang berlaku sejak Kamis (27/5/2021) malam hingga 3 Juni itu mau tak mau harus dilakukan setelah muncul kluster baru yang menyebabkan kasus positif Covid-19 bertambah menjadi 39 kasus. ”Kebijakan ini merepotkan dan mengganggu kehidupan kami. Banyak keluarga dan teman yang tidak bisa bekerja seperti biasa,” kata warga Melbourne, Gavin Catt.
Menurut kebijakan itu, warga Melbourne diminta untuk tetap tinggal di dalam rumah selama tujuh hari untuk mencegah penyebaran virus. Warga diperbolehkan keluar rumah hanya untuk bekerja, berobat, belanja kebutuhan rumah, berolahraga, atau vaksin. Setiap kali keluar rumah, warga harus mengenakan masker.
Dalam kurun waktu seminggu itu, pemerintah berharap bisa mengetahui cara Covid-19 berpindah dari karantina hotel ke masyarakat. Bahkan, pejabat sementara perdana menteri negara bagian Victoria, James Merlino, akan meminta militer ikut menyelidiki.
Asal-muasal virus varian baru yang masuk ke Australia itu diduga berasal dari seorang warga yang baru kembali dari India. Warga itu sudah dikarantina di Australia selatan dan ia boleh keluar setelah hasil tes Covid-19 negatif. Namun, saat tiba di Melbourne, ia rupanya positif Covid-19.
Sekitar 15.000 kontak terdekat sudah diidentifikasi dan ada 130 tempat yang didatangi orang-orang yang positif Covid-19. Merlino menyalahkan proses vaksinasi pemerintah federal Australia yang lamban dan kegagalan karantina-karantina hotel sehingga varian baru bisa menyebar.
Sehari setelah kebijakan karantina wilayah yang baru, pemerintah Victoria menyebutkan, dalam 24 jam terakhir ada empat kasus lokal baru. Jumlah ini turun dari sebelumnya 12 kasus dalam sehari. ”Ini masih sangat dini dan penularan masih bisa terjadi,” kata Kepala Kesehatan Victoria Brett Sutton.
Sampai sejauh ini diduga ini sudah ke-17 kalinya dalam enam bulan virus berhasil lolos menyebar dari fasilitas-fasilitas karantina di hotel. Australia mencatat ada 30.060 kasus Covid-19 dan 910 orang di antaranya tewas dari 25 juta jiwa penduduk sejak awal pandemi dan mayoritas sudah dikarantina di hotel. Namun, dari total penduduk itu, baru sekitar 2 persen yang sudah divaksinasi.
PM Australia Scott Morrison membela diri dan mempertahankan strategi penanganan Covid-19 selama ini dan menyatakan fasilitas karantina hotel aman dan efektif 99,99 persen. Namun, para pengkritik pemerintah khawatir satu kasus Covid-19 saja yang bocor dari sistem karantina akan bisa mengganggu seluruh wilayah Australia. Selama beberapa bulan terakhir, warga Australia sempat menikmati sedikit kebebasan setelah berhasil mencegah penyebaran Covid-19.
Belajar dari pengalaman Taiwan dan Jepang, keberhasilan meredam Covid-19 tak akan bertahan lama apabila tidak diikuti dengan proses vaksinasi yang cepat dan meluas. Sampai sejauh ini, Australia memvaksin sekitar 75.000 orang per hari.
Bank Nasional Australia dalam surat kepada klien-kliennya, Jumat lalu, memperingatkan, kasus Covid-19 akan tetap bisa bertambah jika vaksinasi tak digenjot. ”Jika tak cepat, Australia tidak akan mencapai tingkat vaksinasi 70 persen yang akan bisa menciptakan kekebalan kelompok pada akhir tahun ini,” tulis surat itu.
Otoritas kesehatan Australia menyebutkan, varian Covid-19 dari India itu kemungkinan lebih mudah menular dibandingkan dengan Covid-19 dari Wuhan, China. Dalam satu hari saja sudah bisa menulari orang lain. Varian Covid-19 yang sebelumnya membutuhkan waktu 5-6 hari. Australia pernah melaporkan tak ada kasus Covid-19 sama sekali selama 94 hari tahun ini dan rata-rata per hari jumlah kasusnya bisa ditahan tak sampai belasan kasus.
Australia berhasil mencegah penyebaran Covid-19 dengan cara melacak kontak dengan cepat, memberlakukan kebijakan karantina wilayah secepatnya, dan memperketat penjagaan perbatasan. Namun, proses vaksinasi lamban karena keterbatasan stok vaksin dan perubahan kebijakan yang memperbolehkan warga berusia di bawah 50 tahun menerima vaksin Pfizer.(REUTERS/AFP)