Temukan Lima Kasus Baru Covid-19, Melbourne Kembali Aktifkan Pembatasan
Penemuan kasus baru Covid-19 mengakhiri nol kasus atas penyakit itu di Victoria selama hampir tiga bulan terakhir. Victoria adalah negara bagian yang paling terpukul di Australia pada gelombang serangan sebelumnya.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·4 menit baca
SYDNEY, SELASA — Kota terbesar kedua di Australia, Melbourne, mulai Selasa (25/5/2021), mengaktifkan kembali pembatasan kegiatan masyarakat sebagai bagian dari protokol pengendalian wabah Covid-19. Langkah itu diambil setelah ditemukan kembali lima kasus positif Covid-19 di antara warga. Meski jumlah kasus tergolong minim, pihak berwenang tidak mau ambil risiko dan berusaha keras menemukan mata rantai yang hilang dalam wabah baru itu.
Pembatasan kegiatan warga untuk sementara diberlakukan hingga 4 Juni mendatang. Kebijakan akan dievaluasi sembari melihat perkembangan jumlah kasus. Pertemuan di rumah pribadi dibatasi untuk lima tamu. Hanya 30 orang yang diperbolehkan pada sebuah pertemuan publik. Masker wajah wajib dikenakan di ruang-ruang publik, seperti restoran, pub, dan tempat dalam ruangan lainnya mulai pukul 18.00. ”Ini adalah langkah bertanggung jawab yang perlu kita ambil untuk mengatasi wabah,” kata James Merlino, penjabat Perdana Menteri Negara Bagian Victoria, kepada wartawan di Melbourne.
Penemuan kasus positif baru Covid-19 mengakhiri nol kasus atas penyakit itu di Negara Bagian Victoria selama hampir tiga bulan terakhir. Victoria adalah negara bagian yang paling terpukul selama terjadinya gelombang kedua Covid-19 di Australia pada akhir tahun lalu. Terhitung sekitar 70 persen dari total kasus dan 90 persen kematian di Australia ditemukan di negara bagian itu. Negara bagian terpadat kedua di Australia itu mampu mengendalikan wabah setelah melewati salah satu penguncian terpanjang dan terketat di dunia.
Merlino mengungkapkan, satu kasus baru Covid-19 terdeteksi di tingkat lokal telah dilaporkan di Melbourne. Temuan kasus itu menambah laporan empat kasus serupa sehari sebelumnya. Kelima kasus tersebut ditemukan secara terpisah di keluarga-keluarga. Adapun keluarga-keluarga tempat kasus itu ditemukan rata-rata adalah keluarga besar sehingga dikhawatirkan jika tidak tertangani dapat menjadi kluster keluarga.
Adapun satu kasus lain sebelumnya ditemukan pada seorang pelancong luar negeri yang kembali ke Melbourne pada awal bulan ini setelah menyelesaikan karantina di kota Adelaide.
Adapun satu kasus lain sebelumnya ditemukan pada seorang pelancong luar negeri yang kembali ke Melbourne pada awal bulan ini setelah menyelesaikan karantina di kota Adelaide. Pihak berwenang mengatakan, mereka belum dapat memastikan apakah kasus-kasus baru berhubungan dengan kasus yang memapar pelancong luar negeri. Ribuan orang telah diperintahkan untuk mengisolasi diri dan menjalani tes Covid-19, termasuk mereka yang penah berkunjung di salah satu pusat perbelanjaan terbesar di negara itu.
Pihak berwenang memperingatkan kemungkinan lonjakan kasus dalam beberapa hari ke depan. Jumlah warga Melbourne yang totalnya mencapai 5 juta jiwa sebelumnya terpantau aktif berkegiatan, termasuk secara komunal di beberapa tempat. Peringatan itu muncul di tengah upaya pihak berwenang setempat meningkatkan cakupan program vaksinasi Covid-19.
Langkah program vaksinasi Covid-19 di Australia terpantau berjalan lamban. Para ahli kesehatan pun khawatir banyak warga Australia yang menunda mendapatkan suntikan karena keberhasilan negara itu dalam menghilangkan virus secara efektif. Merlino menekankan pentingnya mendapatkan vaksinasi segera setelah kasus baru muncul. Ia pun mengatakan, pemerintah memiliki rencana untuk memperluas kriteria kelayakan vaksinasi agar lebih banyak warga yang divaksin.
”Saat ini ada jutaan warga Victoria yang memenuhi syarat untuk divaksinasi. Mereka seharusnya tidak menunggu besok, mereka tidak boleh menunggu minggu depan. Mereka harus bergerak sekarang dan mendapatkan vaksinasi,” kata Merlino. Sistem pelacakan cepat, pembatasan pergerakan, dan jarak sosial sebagian besar membantu Australia menahan wabah Covid-19. Jika dilihat sejak awal pandemi awal tahun 2020, Australia mencatat sekitar 30.000 kasus dan 910 kematian akibat penyakit itu.
Pengetatan di Singapura
Langkah pengetatan pengendalian pandemi juga terus dilakukan Pemerintah Singapura. Otoritas Bandara Changi mengatakan pada awal pekan ini bahwa pihaknya meningkatkan langkah-langkah untuk mencegah penularan virus korona jenis baru. Pemisahan dilakukan terhadap penumpang dan awak pesawat yang mendarat di Singapura dengan sekitar 14.000 pekerja di kompleks bandara. Langkah itu diambil setelah Bandara Changi dinyatakan sebagai kluster baru penularan Covid-19.
Kluster Bandara Changi melibatkan lebih dari 100 kasus Covid-19. Kluster itu diduga awalnya menyebar melalui seorang pekerja yang membantu keluarga yang terinfeksi dan baru saja tiba di negara itu, menurut pihak berwenang. Beberapa kasus yang ditemukan di bandara itu termasuk varian virus B.1.617 yang pertama kali terdeteksi di India.
Pekerja di zona risiko tertinggi adalah mereka yang bertugas di terminal kedatangan, aula imigrasi kedatangan, dan pengambilan bagasi. Dalam pernyataannya, operator bandara mengatakan, para pekerja di garis depan akan divaksinasi, dipisahkan dari staf lain, diberi pakaian pelindung lengkap, dan menjalani pengujian lanjutan. Adapun penumpang dari negara berisiko sangat tinggi akan dikawal melalui imigrasi ke fasilitas karantina mereka tanpa melalui terminal lain.
Pihak berwenang di Singapura telah dikritik di internet dan media sosial karena tidak melakukan tindakan seperti itu lebih awal mengingat dampak internasional dari varian virus Covid-19 yang sangat menular. Menteri Kesehatan Singapura Ong Ye Kung pada bulan ini mengatakan, staf bandara yang menerima pelancong dari negara berisiko tinggi mungkin telah menginfeksi orang lain di gerai makanan bandara. Wabah di bandara adalah bagian dari kemunculan kasus infeksi Covid-19 di Singapura. Negara itu melaporkan 24 kasus lokal pada Senin pekan ini setelah berbulan-bulan melaporkan jumlah kasus sedikit atau tidak ada kasus lokal setiap hari. (AFP/REUTERS)