Taliban Umumkan Gencatan Senjata Selama Idul Fitri
Kabul dalam status siaga sejak AS mengumumkan rencana penarikan sisa pasukan AS yang berjumlah 2.500 orang, 11 September mendatang. Sejak pengumuman AS itu, Pemerintah Afghanistan menuduh Taliban makin gencar menyerang.
Oleh
Luki Aulia
·2 menit baca
KABUL, SENIN — Setelah selama beberapa pekan penuh dengan gejolak kekerasan, kelompok Taliban meminta semua anggotanya untuk melakukan gencatan senjata di Afghanistan selama tiga hari atau tepatnya ketika umat Islam merayakan Idul Fitri, Rabu atau Kamis mendatang. Pernyataan gencatan senjata ini diumumkan dua hari setelah pengeboman di luar sekolah di pinggiran Kabul yang menewaskan 68 orang, mayoritas pelajar, dan melukai 165 orang.
”Untuk menciptakan suasana aman dan damai selama Idul Fitri, semua anggota diperintahkan untuk menghentikan serangan,” kata juru bicara Taliban, Mohammad Naeem, di Twitter, Senin (10/5/2021).
Kelompok Taliban, yang selama ini berupaya menggulingkan Pemerintah Afghanistan, membantah terlibat dalam pengeboman di sekolah itu. Kelompok itu bersikeras menyatakan, pihaknya tidak pernah melancarkan serangan di Kabul sejak Februari tahun lalu ketika mereka menandatangani kesepakatan dengan AS sebagai tahap awal untuk perundingan perdamaian. Namun, Pemerintah Afghanistan tetap menuding Taliban yang melakukannya.
Presiden Afghanistan Ashraf Ghani menyatakan hari berkabung nasional pada hari Selasa besok. ”Kelompok biadab ini tidak mampu melawan pasukan keamanan di medan peperangan sehingga menyerang fasilitas publik dan anak-anak sekolah,” ujar Ghani dalam pernyataan tertulisnya.
Meski semua anggota Taliban diminta untuk menghentikan sementara semua operasi militernya terhadap Pemerintah Afghanistan, Naeem menegaskan bahwa pihaknya tetap siap membalas apabila diserang oleh pasukan pemerintah.
Fraidoon Khwazoon, juru bicara untuk Ketua Dewan Tinggi Rekonsiliasi Nasional Afghanistan Abdullah Abdullah, menyambut baik pengumuman gencatan senjata Taliban.
Perundingan perdamaian antara Taliban dan Pemerintah Afghanistan yang dimulai di Doha, Qatar, pada tahun lalu belum ada perkembangan. Gejolak kekerasan malah meningkat.
Kabul dalam status siaga sejak Amerika Serikat mengumumkan rencana penarikan seluruh pasukan AS yang berjumlah 2.500 orang pada 11 September mendatang. Sejak pengumuman AS itu, Pemerintah Afghanistan mengatakan bahwa Taliban malah kian gencar melancarkan serangan.
Sedianya, AS menarik seluruh sisa pasukannya itu pada 1 Mei lalu, seperti yang sudah disepakati dengan Taliban tahun lalu. Namun, AS memundurkan rencananya menjadi 11 September mendatang. Ini membuat Taliban marah.
Pemimpin Taliban, Hibatullah Akhundzada, mengatakan bahwa penundaan penarikan pasukan AS itu melanggar kesepakatan yang ada. ”Jika AS tidak memenuhi komitmennya lagi, dunia akan menjadi saksinya dan meminta pertanggungjawaban AS untuk semua konsekuensinya,” ujarnya. (REUTERS/AFP)