Lonjakan kasus di India membuat banyak negara menutup penerbangan dari dan ke India. Sebelum penutupan berlaku, orang-orang India bergegas terbang keluar negaranya.
Oleh
Kris Mada
·3 menit baca
Lonjakan kasus Covid-19 di India tidak hanya berimbas pada peningkatan jumlah pasien di berbagai rumah sakit. Di banyak bandara, jet pribadi nyaris tiada henti menerbangkan orang kaya India ke berbagai negara.
Seorang juru bicara Charter Service India mengatakan, permintaan sewa pesawat pribadi naik drastis. ”Kami mendapat sewa 12 penerbangan ke Dubai, semuanya penuh,” kata pria tersebut.
Perusahaan lain, Enthral Aviation, menerima 80 pesanan penerbangan ke Dubai. ”Biayanya 38.000 dollar AS untuk pesawat 13 kursi dari Mumbai ke Dubai dan 31.000 dollar AS untuk pesawat 6 penumpang,” ujar juru bicara Enthral.
Selain Dubai, ada permintaan sewa ke Thailand dan ke sejumlah negara. Dubai dan kota-kota lain di Uni Emirat Arab (UEA) dihuni hingga 3,3 juta orang India. Dalam situasi normal, tarif tiket pesawat Mumbai-India rata-rata 100 dollar AS per penumpang. Sejak pertengahan April 2021, tiket sekali jalan rute Mumbai-Dubai mencapai 1.000 dollar AS per penumpang.
Sementara untuk pesawat ke London, sewanya mencapai 138.000 dollar AS sekali jalan. Pesawat itu bisa diisi sampai 13 orang. Sejumlah orang iuran agar bisa menyewa pesawat dan lari dari India.
”Saya dan istri baru 10 hari pulang ke India. Kami harus terbang ke Dubai dengan biaya berapa pun. Ada banyak orang bersedia membayar mahal. Mana bisa orang-orang dengan tanggung jawab besar di UEA tertahan terlalu lama (di India),” ujar Purushothaman Nair yang pulang kampung dari UEA ke India pada awal April 2021.
Ia tidak mengungkap jelas harus membayar berapa untuk terbang ke Dubai. Ia hanya menyebut, menyiapkan dana cukup besar untuk bisa mendapat tiket ke UEA.
Sementara pengusaha asal Bengaluru, T Patel, mengaku membayar 10.500 dollar AS untuk ongkos kedua orangtua dan seorang keponakannya ke Dubai. Bersama beberapa orang, ia menyewa pesawat seharga 42.000 dollar AS. Sebagian biaya itu ditanggung Patel.
Penutupan
Di tengah lonjakan kasus Covid-19, banyak orang India berusaha lari dari negaranya. Sebagian dari mereka diketahui masuk ke Indonesia. Banyak pula lari ke negara lain. Semua demi terhindar dari penularan Covid-19 yang kasus barunya bisa melebihi 100.000 kasus setiap hari. Kasus di India melonjak selepas perayaan keagamaan yang dihadiri jutaan orang dan kampanye pemilu.
Lonjakan kasus di India membuat banyak negara menutup penerbangan dari dan ke India. Sebelum penutupan berlaku, orang-orang India bergegas terbang keluar negaranya.
UEA jadi tujuan tidak hanya karena di sana banyak pekerja India. UEA memberi pengecualian untuk penerbangan yang mengangkut pengusaha asing. Tidak ada kategori jelas untuk penerbangan pengusaha asing. Biasanya, jet pribadi memang disewa untuk perjalanan bisnis. Penumpang umum atau para manajer lebih kerap naik pesawat komersial.
Pimpinan Enthral, Tapish Khivensra, menyebut bahwa pihaknya tidak tahu siapa yang mendapat pengecualian. Perusahaan penyedia jet sewaan itu biasanya mengajukan izin terbang ke otoritas bandara asal dan bandara tujuan.
Jet pribadi cenderung lebih mudah mendapat izin. Syaratnya, penumpang wajib masuk karantina selama 10 hari jika di UEA. Di negara lain, waktu karantina bisa beragam. Persamaannya adalah biaya karantina ditanggung oleh setiap penumpang jet pribadi itu. Sudah keluar uang untuk menyewa pesawat, masih harus membayar biaya karantina.... (AFP)