Sepanjang sejarah Korsel, belum pernah ada pajak warisan sebesar peninggalan bos dan pendiri Samsung itu. Lee Jae-yong, satu-satunya anak laki-lakinya, diperkirakan akan menerima warisan dan menanggung pajak terbesar.
Oleh
KRIS MADA
·3 menit baca
Para ahli waris mendiang pemimpin Samsung, Lee Kun-hee, membayar pajak warisan terbesar sepanjang sejarah Korea Selatan. Para cucu pendiri konglomerasi terbesar Korsel itu juga menyumbang hampir 2,7 miliar dollar AS dalam bentuk uang dan koleksi seni.
Dalam pengumuman, Rabu (28/4/2021), di Seoul, diungkap bahwa anak-anak mendiang akan membayar pajak warisan senilai 10,7 miliar dollar AS. Sepanjang sejarah Korsel, belum pernah ada pajak warisan sebesar itu.
Mereka juga akan menyumbang dana 897 juta dollar AS untuk penanggulangan pandemi Covid-19 dan penelitian penyakit anak-anak. Selain itu, akan disumbangkan 23.000 koleksi seni bernilai total 1,79 miliar dollar AS.
Dengan demikian, total pajak dan sumbangan tiga anak mendiang Lee Kun-hee bernilai hampir 13,4 miliar dollar AS. Dengan asumsi nilai tukar Rp 14.500 per 1 dollar AS, nilai sumbangan dan pajak itu mencapai Rp 194 triliun.
Anak-anak Lee Kun-hee tidak harus segera membayar semua pajak itu. Pada 2021, mereka hanya harus membayar 1,7 miliar dollar AS. Sisanya akan dicicil selama beberapa tahun mendatang. Setiap tahun, nilai cicilan bisa setara pembayaran perdana. Belum diketahui bagaimana tiga anak Kun-hee, yakni Lee Jae-yong, Lee Boo-jin, dan Lee Seo-hyun, akan membayar cicilan itu. Bisa saja mereka mengandalkan dividen atau meminjam uang.
Tidak hanya soal cara membayar pajak, publik juga masih penasaran soal pembagian warisan senilai 22 miliar dollar AS. Porsi terbesar warisan itu adalah saham di Samsung Groups senilai 19 miliar dollar AS.
Beberapa tahun sebelum Lee Kun-hee meninggal, Lee Jae-yong bisa disebut sebagai pemimpin Samsung yang sebenarnya. Meski hanya memegang 0,7 persen saham di Samsung Electronics, Lee Jae-yong bisa menjadi pengendali produsen ponsel dan aneka elektronika itu. Sebab, ia memiliki saham di sejumlah perusahaan yang juga mempunyai saham di Samsung Electronics.
Karena itu, sebagaimana dilaporkan kantor berita Yonhap, Lee Jae-yong diperkirakan menerima warisan sekaligus menanggung pajak terbesar. Masalahnya, persoalan yang harus dihadapi Lee Jae-yong bukan hanya itu. Satu-satunya anak laki-laki Lee Kun-hee itu divonis 2 tahun 6 bulan penjara karena terlibat penyuapan pada masa pemerintahan Presiden Park Geun-hye.
Lee Jae-yong dinyatakan meminta Park membantunya mengambil alih kepemimpinan Samsung dari Lee Kun-he. Sejak terkena serangan jantung pada 2014, Lee Kun-hee praktis menyerahkan kendali Samsung kepada Lee Jae-yong.
Seperti banyak konglomerat di sejumlah negara, Lee Kun-hee juga menjadi kolektor seni. Ia disebut mengoleksi lukisan era Joseon, seperti ”Inwang Jesaekdo” dan ”Geumgangjeondo”. Lukisan karya Jeong Seon itu berada di Samsung Museum of Art dan dikelola Samsung Foundation of Culture. Lukisan-lukisan dinyatakan sebagai warisan nasional kebudayaan Korsel.
Lee Kun-hee juga menyimpan aneka benda seni kontemporer dari dalam dan luar Korea. Ia mempunyai patung karya Alberto Giacometti dan lukisan karya Claude Monet. Ia mengoleksi lukisan seniman Korsel, seperti Park Su-geun, Kim Whan-ki, dan Lee Ufan. Beberapa waktu lalu, Lee Ufan mengatakan bahwa Lee Kun-hee lebih dikenalnya sebagai filosof dan pencinta seni serta sumber inspirasi karya.
Sebelum diungkap oleh keluarga Lee, sejumlah pihak menduga sebagian koleksi Lee Kun-hee akan disumbangkan ke sejumlah museum. Koleksi Lee Kun-hee dinilai terlalu berharga untuk disimpan sebagai milik pribadi. (AFP/REUTERS)