Lonjakan Iklan Dongkrak Laba Alphabet, Perusahaan Induk Google
Pandemi telah mempercepat tren orang yang menggunakan internet untuk berbelanja, bekerja, belajar, dan mendapatkan hiburan. Kondisi itu mendorong pengiklan memasang iklan melalui internet.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·4 menit baca
NEW YORK, SELASA — Perusahaan induk Google, Alphabet, pada Selasa (27/4/2021) melaporkan, keuntungan perseroan pada tiga bulan pertama tahun ini naik dua kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Iklan digital atau Google Ads yang melonjak dengan lebih banyak orang mengandalkan internet selama pandemi Covid-19 menopang kinerja Alphabet.
Laba Alphabet pada triwulan I-2021 meningkat menjadi 17,9 miliar dollar AS dari 6,8 miliar dollar AS secara tahunan. Adapun pendapatan perseroan melonjak 34 persen menjadi 55,3 miliar dollar AS, dipimpin oleh keuntungan dalam layanan periklanan dan jasa cloud computing.
”Selama setahun terakhir, orang-orang beralih ke Google Search dan banyak layanan daring untuk tetap mendapatkan informasi, saling terhubung, dan terhibur,” kata CEO Alphabet dan Google, Sundar Pichai, dalam paparan publik kinerja perseroan yang digelar secara daring.
Lonjakan pendapatan Alphabet terjadi ketika raksasa teknologi itu menghadapi pengawasan yang meningkat dari regulator terkait kapabilitas dan kekuatannya. ”Google pada dasarnya menghasilkan uang; hampir seluruhnya berupa iklan,” kata analis Rob Enderle dari Enderle Group. ”Tidak ada risiko atas penurunan pendapatan, namun tindakan pengaturan yang berpotensi menghilangkan pendapatan mereka.”
Enderle menyebutkan, Facebook dan Google termasuk dalam daftar perusahaan yang masuk dalam pengawasan regulator di Eropa dan Amerika Serikat. Hal itu, antara lain, dikaitkan dengan sepak terjang dua perusahaan raksasa itu atas dampaknya yang luas pada proses politik dan dominasi pendapatan iklan yang hampir lengkap.
Sebagai salah satu raksasa internet, Google dikritik atas penggunaan kekuatannya secara tidak adil untuk mendominasi pasar dan menangkis persaingan. Raksasa Silicon Valley itu melaporkan keuntungan besar dalam iklan pencarian, pesan-pesan itu terkait dengan mesin pencari internet terkemuka, serta untuk platform berbagi video Youtube-nya.
”Orang-orang telah beralih ke penelusuran Google lebih dari sebelumnya sejak pandemi dimulai,” kata Pichai. Ia menekankan, pencarian terbesar para pengguna internet adalah terkait pertanyaan tentang Covid-19 dan penelusuran soal lowongan pekerjaan.
”Orang-orang telah beralih ke penelusuran Google lebih dari sebelumnya sejak pandemi dimulai,” kata Pichai. Ia menekankan, pencarian terbesar para pengguna internet adalah terkait pertanyaan tentang Covid-19 dan penelusuran soal lowongan pekerjaan.
Kepala Bisnis Google Philipp Schindler mengungkapkan, kondisi pandemi telah membawa tantangan yang luar biasa bagi para pebisnis kecil. Namun, pandemi ternyata juga menciptakan peluang bagi wirausaha untuk menyesuaikan penawaran melalui tren baru. ”Konsumen menghabiskan lebih banyak waktu secara daring; mereka membeli lebih banyak secara daring, dan mereka ingin mencoba merek baru dan bersemangat untuk mendukung bisnis lokal,” kata Schindler.
Pandemi telah mempercepat tren orang yang menggunakan internet untuk berbelanja, bekerja, belajar, dan mendapatkan hiburan. Google adalah pusat aktivitas daring, melalui penawaran seperti mesin pencari, pasar iklan, dan platform video Youtube. Uang yang diperoleh Google melalui divisi cloud computing—bersaing dengan layanan yang ditawarkan oleh Amazon dan Microsoft—mencapai 4 miliar dollar AS. Angka itu naik dari perolehan senilai 2,7 miliar dollar AS pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Menurut lembaga Canalys, Amazon Web Services adalah penyedia layanan cloud teratas, dengan cakupan pangsa pasar hampir sepertiga dari pasar. Di belakangnya terdapat Microsoft Azure dan Google berada di urutan ketiga. Microsoft pada Selasa juga melaporkan bahwa keuntungannya naik tajam dalam triwulan terakhir di tengah momentum yang kuat dalam layanan cloud untuk bisnisnya. Hasilnya menunjukkan momentum berkelanjutan untuk Microsoft karena berfokus pada layanan untuk perusahaan di cloud internet, yang menjadi lebih kritis selama krisis kesehatan global tahun lalu.
Sementara itu, Alphabet terus berinvestasi besar-besaran di pusat data dan infrastruktur lain. ”Layanan cloud kami membantu bisnis, besar dan kecil, mempercepat transformasi digital mereka,” kata Pichai. Alphabet bermaksud untuk terus meningkatkan jajaran timnya dan berinvestasi di ruang kantor meskipun menggunakan model kerja hybrid yang memungkinkan karyawan melakukan pekerjaan dari jarak jauh pada suatu waktu.
”Kami sangat menghargai mempertemukan orang-orang di kantor,” kata Kepala Keuangan Alphabet Ruth Porat. ”Kami melihat kepadatan yang lebih sedikit per karyawan. Jadi, meskipun dengan lingkungan kerja hybrid, kami akan terus membutuhkan ruang.”
Saham Alphabet naik hampir 5 persen dalam perdagangan setelah angka pendapatan perseroan dirilis. ”Pendapatan iklan Google menjadikan perseroan memiliki triwulanan sebagai monster secara absolut,” kata analis Patrick Moorhead dari Moor Insights and Strategy. ”Youtube tumbuh sebesar 49 persen secara tahunan, saya kaitkan dengan peningkatan penayangan Youtube dan peningkatan pelanggan Youtube TV.” (AFP)