Punya Peran Krusial dalam Penyelesaian Isu Myanmar, ASEAN Jangan Terbelah
ASEAN didesak segera menyelesaikan krisis Myanmar dengan berbicara langsung pada junta militer dan semua pihak lain serta tak terbelah. Hal itu untuk mencegah gejolak kekerasan lebih parah dan mengupayakan solusi damai.
Oleh
Luki Aulia
·3 menit baca
NEW YORK, SELASA — Mantan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Ban Ki-moon dan Sekjen PBB Antonio Guterres mendesak negara-negara anggota ASEAN untuk terus mendorong upaya penyelesaian krisis Myanmar dengan segera berbicara pada semua pihak yang berkepentingan di Myanmar. ASEAN juga diharapkan untuk tidak menganggap krisis Myanmar sebagai masalah internal Myanmar.
”Negara-negara anggota ASEAN sebaiknya mengirimkan delegasi tingkat tinggi ke Myanmar untuk bertemu semua pihak. Saya mengimbau para pemimpin ASEAN untuk bekerja sama dengan PBB membantu Myanmar dan rakyatnya,” kata Ban, yang kini anggota kelompok pemimpin dunia, The Elders, pada saat konferensi video dengan para pemimpin negara anggota Dewan Keamanan PBB, Senin (19/4/2021).
Ban menyesalkan adanya perbedaan pandangan di internal ASEAN sehingga tidak bisa menghasilkan tindakan konkret yang disepakati bersama. Ia juga meminta DK PBB, yang juga terbelah untuk isu Myanmar, untuk segera bertindak tegas untuk mencegah situasi yang lebih parah di Myanmar dan sekitarnya.
Guterres pun memandang peran ASEAN kini semakin krusial di kawasan. ”Saya mendorong aktor-aktor regional untuk meningkatkan pengaruhnya agar tercapai perdamaian,” ujarnya.
Pemimpin junta militer Myanmar, Min Aung Hlaing, diharapkan akan ikut bergabung dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN yang akan membahas isu Myanmar, Sabtu (24/4/2021), di Jakarta. Jika Min Aung Hlaing hadir, berarti ini adalah kunjungan luar negeri pertamanya sejak kudeta militer, 1 Februari lalu.
Kudeta militer di Myanmar telah menewaskan sedikitnya 730 orang itu. Sekitar 3.229 orang juga dilaporkan masih ditahan.
PM Thailand absen
Dari Bangkok, dilaporkan bahwa Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha mengungkapkan bahwa dirinya tidak hadir dalam KTT ASEAN, Sabtu mendatang. Ia akan diwakili Wakil PM Don Pramudwinai, yang juga menjabat Menteri Luar Negeri.
Utusan Khusus untuk Myanmar di PBB, Christine Schraner Burgener, sudah berkomunikasi dengan militer Myanmar dan meminta agar bisa berkunjung ke Myanmar. Namun, permintaannya sampai sekarang belum disetujui. Ban juga meminta Guterres segera berinteraksi langsung dengan militer Myanmar.
”Guterres selama ini sudah sangat aktif menangani isu Myanmar. Kami juga ingin gejolak kekerasan ini segera berakhir,” kata juru bicara PBB, Stephane Dujarric.
Ban kembali mengingatkan, penggunaan kekerasan oleh militer terhadap warga sipil itu melanggar hak asasi manusia dan tidak sesuai dengan Piagam ASEAN. ”Tindakan militer itu jelas melanggar hukum internasional dan mengancam perdamaian, keamanan, dan stabilitas kawasan,” ujarnya.
Posisi DK PBB
DK PBB sudah mengeluarkan pernyataan tegas dengan mengecam kekerasan militer terhadap para pengunjuk rasa dan sudah meminta agar kudeta dihentikan. DK PBB juga mendesak para tokoh dan pemimpin pemerintahan sipil Myanmar dibebaskan, termasuk Aung San Suu Kyi. Militer juga diminta menahan diri.
Namun, bahasa di dalam rancangan pernyataan pada 1 April lalu diperhalus dengan menghapus kalimat ”DK PBB akan mempertimbangkan langkah selanjutnya” yang bisa juga berarti tindakan sanksi. Hal ini karena China keberatan. Menteri Luar Negeri China Wang Yi saat rapat DK PBB mengatakan bahwa DK PBB harus melihat ASEAN dalam menangani isu Myanmar.
”Kita harus mendukung partisipasi konstruktif ASEAN dalam proses rekonsiliasi domestik Myanmar dengan cara ASEAN dan mengurangi ketegangan di Myanmar demi kepentingan rakyat Myanmar dan komunitas internasional,” kata Wang.
Sejumlah negara anggota DK PBB juga tak sabar menanti hasil dari KTT ASEAN, Sabtu mendatang. Menlu Brunei Darussalam Dato Erywan Pehin Yusof mengatakan bahwa ASEAN ingin memastikan semua pihak berkepentingan mencari solusi damai dan mengupayakan dialog yang konstruktif, rekonsiliasi, dan kembalinya situasi normal demi kepentingan rakyat Myanmar.
Brunei Darussalam saat ini memegang posisi Ketua ASEAN. ”ASEAN siap membantu,” ujar Erywan. (REUTERS/AFP/AP)