Vaksin Covid-19 Sekali Suntik, Johnson & Johnson, Mulai Didistribusikan di AS
Dosis sekali suntik vaksin Covid-19 dari Johnson & Johnson diharapkan bisa meningkatkan cakupan vaksinasi Covid-19 di Amerika Serikat. Setelah disetujui penggunaannya, vaksin ini pun mulai didistribusikan di negara itu.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·4 menit baca
WASHINGTON, SENIN — Distributor obat Amerika Serikat, McKesson Corp, yang merupakan mitra resmi Pemerintah AS dalam distribusi vaksin Covid-19, menyatakan bahwa pihaknya mulai mengirimkan vaksin Covid-19 dari Johnson & Johnson, Senin (1/3/2021). Empat pusat distribusi telah didirikan oleh McKesson khusus untuk mendistribusikan vaksin tersebut.
Distribusi tersebut bisa dilakukan setelah Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) AS yang menyetujui penggunaan vaksin Covid-19 dari J&J, Minggu (28/2/2021). Vaksin ini menjadi vaksin Covid-19 ketiga yang digunakan di AS setelah sebelumnya vaksin dari Pfizer-BioNTech dan Moderna.
Berbeda dengan vaksin dari Pfizer dan Moderna yang diberikan dalam dua dosis, vaksin Covid-19 dari J&J diberikan hanya satu dosis.
Saat presentasi Minggu lalu, epidemiolog CDC Sara Oliver mengatakan, belum ada studi yang membandingkan vaksin Covid-19 dari J&J dengan vaksin Covid-19 dari Pfizer-BioNTech atau Moderna. Tetapi, ketiga vaksin tersebut sangat efektif menurunkan masa rawat inap dan kematian akibat Covid-19.
Mckesson menyebutkan, Pemerintah AS yang memutuskan ke mana, kapan, dan berapa banyak vaksin J&J harus dirikimkan. J&J menargetkan mengirim lebih dari 20 juta dosis vaksin Covid-19 hingga akhir Maret ini dan 100 juta dosis pada pertengahan tahun. Jumlah ini akan cukup untuk vaksinasi hampir sepertiga populasi AS.
”Kami yakin rekomendasi hari ini dari CDC untuk mulai menggunakan vaksin kami sebagai bagian dari program vaksinasi nasional Amerika Serikat akan menjadi tambahan senjata untuk melawan Covid-19,” kata Direktur Ilmiah J&J Paul Stoffels dalam sebuah pernyataan.
Sebelumnya, para pejabat Pemerintah AS menyebutkan bahwa pengiriman vaksin J&J dilakukan mulai Selasa (2/3/2021). Mereka berharap, vaksin Covid-19 dari J&J ini bisa meningkatkan cakupan vaksinasi kelompok minoritas, seperti kelompok warga kulit hitam dan kulit cokelat.
Sebanyak 400 pusat vaksinasi masyarakat telah didirikan di permukiman dengan populasi kelompok minoritas yang besar. Selain itu, tenaga kesehatan juga akan menggunakan unit layanan bergerak untuk menjangkau lebih banyak orang untuk divaksin.
Negara bagian dan otoritas kesehatan masyarakat akan menggunakan panduan dari Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) AS dalam vaksinasi 3,9 juta dosis pertama yang akan dikirim oleh McKesson Corp.
Pakar penyakit menular AS, Anthony Fauci, mendorong warga AS untuk bersedia divaksin Covid-19 apa pun vaksin yang dipakai. ”Ketiganya sangat bagus dan masyarakat harus diberi vaksin mana pun dari ketiga itu yang tersedia. Jika ke fasilitas kesehatan ada vaksin Covid-19 J&J di sana, saya bersedia divaksin,” ujarnya.
Eropa menyusul
Sementara itu, kepada stasiun televisi France 3, Menteri Perindustrian Perancis Agnes Pannier-Runacher mengatakan, kemungkinan Badan Pengawas Obat-obatan Eropa (EMA) juga akan memberikan persetujuan penggunaan vaksin Covid-19 J&J pada awal Maret ini.
Dengan demikian, distribusi vaksin Covid-19 J&J bisa dilakukan mulai akhir Maret atau awal April. Pemberian vaksin ini dengan hanya sekali suntik, menurut Agnes, adalah ”kabar baik”. Ia juga menambahkan, Uni Eropa berharap bisa mengamankan 600 juta dosis vaksin J&J pada akhir Juni nanti.
Hasil uji klinis vaksin J&J pada 44.000 partisipan di berbagai negara menunjukkan vaksin itu 66 persen efektif mencegah infeksi Covid-19 sedang hingga parah secara global. Kajian terhadap data uji klinis oleh dewan pemantau keamanan independen mengindikasikan bahwa vaksin sekali suntik J&J ini secara umum bisa ditoleransi.
Di Afrika Selatan, dengan 95 persen kasus Covid-19 berasal dari varian baru virus SARS-CoV-2, vaksin J&J mampu mencegah infeksi Covid-19 sedang hingga parah sebesar 64 persen 28 hari setelah vaksinasi.
Afrika Selatan membatalkan rencana menggunakan vaksin Covid-19 dari AstraZeneca untuk tenaga kesehatannya setelah uji klinis skala kecil memperlihatkan vaksin ini tidak efektif melawan virus SARS-CoV-2 varian B.1.351 yang beredar luas di sana. Otoritas Afrika Selatan mulai melirik vaksin dari J&J.
Selain dari J&J, vaksin Covid-19 dari CanSinoBIO Biologics-Academy of Military Medical Science, China, juga diberikan satu dosis. South China Morning Post edisi 26 Februari 2021 melaporkan bahwa China sudah menyetujui penggunaan Convidecia, vaksin Covid-19 dari CanSinoBIO, untuk digunakan pada populasi umum. Pakistan dan Meksiko juga telah memberikan izin penggunaan darurat Convidecia.
Awal Februari 2021, CanSinoBIO menyatakan bahwa berdasarkan analisis awal data uji klinis tahap III, efikasi Convidecia yang diberikan sekali suntik untuk mencegah infeksi Covid-19 bergejala lebih dari 68 persen dan efikasi mencegah infeksi parah pada 14 hari setelah vaksinasi sebesar 95 persen. (REUTERS/AFP)