Banyak Pihak Desak Perang di Yaman Dihentikan Sekarang
Sedikitnya 400.000 anak Yaman akan tewas sebelum berusia 5 tahun, terutama karena gizi buruk yang amat parah. Di seluruh Yaman, 16 juta anak dari 29 juta penduduk akan kelaparan pada 2021.
Oleh
kris mada
·3 menit baca
Selain kematian dan kehilangan tempat tinggal, perang yang meletus sejak 2015 di Yaman membuat jutaan penduduknya kelaparan. Memasuki 2021, Perserikatan Bangsa-Bangsa memperingatkan 16 juta orang dari 29 juta penduduk Yaman terancam kelaparan.
Kantor Bantuan Kemanusiaan PBB (OCHA) mengeluarkan peringatan baru pada Minggu (28/2/2021) siang waktu New York atau Senin pagi WIB. Lembaga itu menyebut, 8.000 orang kembali kehilangan tempat tinggal akibat pertempuran di Provinsi Marib. Mereka antara lain berasal dari kawasan Sirwah, wilayah Marib yang punya sedikitnya 14 lokasi penampungan yang didiami 30.000 pengungsi.
Jika pertempuran Marib berlanjut, hingga 380.000 orang harus mengungsi. Sementara di Hodeida, kota pelabuhan yang dikendalikan Houthi, lima warga sipil tewas karena gedung yang jadi sasaran bom. Kota itu penting karena menjadi pintu masuk bagi 80 persen impor Yaman, terutama bahan pangan.
Mayoritas dari 29 juta warga Yaman bergantung pada pangan impor. Dulu, impor dilakukan karena kondisi alamnya yang kurang mendukung, kini Yaman semakin bergantung pada impor karena perang yang berkecamuk sejak 2015.
Awalnya, perang antara pemberontak Houthi dan pasukan pemerintah. Belakangan, koalisi pimpinan Arab Saudi menginvasi Yaman dengan alasan membantu pemerintah.
Salah satu anggota koalisi, Uni Emirat Arab, juga dekat dengan Dewan Transisi Selatan (STC) yang kini berperang dengan pasukan pemerintah di sekitar Aden. Houthi, pasukan pemerintah, STC, dan banyak milisi bersenjata kini mengendalikan wilayah-wilayah Yaman. Houthi mengendalikan wilayah paling luas dan karenanya populasi di wilayah Houthi paling banyak.
Di seluruh Yaman, berbagai bangunan publik dan komersial berantakan. Anak-anak tidak bisa sekolah dan banyak yang jadi milisi. Direktur Program Pembangunan PBB (UNDP) Yaman Auke Lootsma menyebut bahwa Yaman menghadapi krisis terburuk di dunia. ”Yaman kehilangan hasil pembangunan lebih dari dua dekade. Jelas sebagai salah satu negara termiskin jika bukan yang paling miskin di dunia saat ini,” ujarnya.
Akan sangat sulit membangun ulang Yaman jika kondisi sekarang berlanjut. ”Jika semakin banyak aset dihancurkan dan orang semakin miskin, maka ini akan menjadi negara yang tidak punya masa depan. Perang harus berhenti sekarang, warga Yaman sudah terlalu menderita,” katanya.
Ia menjadi orang terbaru yang mendesak perang Yaman dihentikan. Sebelum dia, ada Presiden Amerika Serikat Joe Biden yang menyatakan perang Yaman harus dihentikan sekarang.
Karena itu, AS meninjau ulang penjualan persenjataan ke Arab Saudi. Dengan senjata dari AS dan negara lain, Riyadh bisa menginvansi Yaman selama bertahun-tahun. Berkali-kali ditemukan persenjataan AS dan Eropa dipakai koalisi Riyadh untuk menyasar fasilitas dan warga sipil.
Bantuan
PBB khawatir, 16 juta warga Yaman kelaparan pada 2021. Sedikitnya 400.000 anak Yaman akan tewas sebelum berusia 5 tahun, terutama karena gizi buruk yang amat parah. ”PBB tidak bisa memberi makan semua orang di Yaman. Karena itu, kita harus memastikan mereka bisa mandiri,” kata Lootsma.
Ia mendesak komunitas internasional berusaha lebih keras untuk Yaman. Salah satu bentuknya dengan memberikan donasi untuk operasi kemanusiaan di Yaman.
Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Bantuan Kemanusiaan Mark Lowcock berharap komunitas internasional bisa memberikan 3,85 miliar dollar AS untuk operasi kemanusiaan di Yaman pada 2021. Lowcock terutama mengimbau kepada negara-negara Timur Tengah, para tetangga Yaman.
Negara-negara di kawasan memang banyak menyumbang pada 2018-2019. Dengan alasan korupsi masif di Yaman, negara-negara Timur Tengah memangkas sumbangan untuk Yaman pada 2020. AS juga menghentikan sebagian besar bantuan untuk Yaman karena pencurian dan penjarahan bantuan kemanusiaan di sana.
Akibatnya, PBB hanya mengumpulkan tidak sampai 2 miliar dollar AS untuk operasi kemanusiaan di Yaman pada 2020. ”Pesan saya kepada negara-negara Teluk, Anda sangat penting. Tindakan Anda pada 2018 dan 2019 menyelamatkan banyak orang dan, sejujurnya, memungkinkan kita menghindari tragedi,” kata Lowcock. (AFP/REUTERS)