India-China Sepakati Penurunan Ketegangan di Perbatasan
Pemerintah China dan India sepakat untuk terus mengupayakan stabilitas di perbatasan kedua negara.
Oleh
Mahdi Muhammad
·3 menit baca
Beijing, Jumat – Pemerintah China dan India sepakat untuk terus mengupayakan stabilitas di perbatasan kedua negara setelah bentrokan pasukan perbatasan tahun lalu yang menewaskan lebih dari 20 orang. Penarikan sejumlah anggota pasukan dan persenjataan berat, seperti tank dan artileri, adalah langkah awal penurunan ketegangan antara kedua negara di perbatasan.
Kedua negara juga sepakat untuk membuat hotline, saluran pembicaraan khusus antara menteri luar negeri mereka.
Keputusan itu tercapai setelah menlu India dan China melakukan pembicaraan panjang, Kamis (25/2). Kemenlu India juga menyatakan bahwa New Delhi tengah mendorong resolusi cepat untuk menangi krisis di perbatasan dengan China.
"Setelah penarikan mundur selesai di semua titik gesekan, maka kedua belah pihak juga dapat melihat penurunan eskalasi lebih luas di daerah itu dan bekerja menuju pemulihan perdamaian dan ketenangan," kata Kemenlu India dalam pernyataannya.
Pengurangan pasukan dimulai sejak hari Minggu (21/2) dari lokasi Pangong Tso, danau glasial yang berada di ketinggian 4270 meter di atas permukaan laut. Butuh sembilan kali putaran pertemuan antara petinggi militer kedua negara sebelum disepakati adanya penarikan pasukan. Kini, dalam pandangan kedua negara, situasi di Pangong Tso, relatif lebih terkendali dan stabil.
“Ketegangan mereda secara signifikan,” kata Menlu China Wang Yi, dikutip dari kantor berita China Xinhua.
Dalam percakapan selama lebih kurang 75 menit dengan Wang Yi, Menlu India S Jaishankar mengatakan, langkah selanjutnya yang harus ditempuh adalah menyelesaikan beberapa masalah tersisa. Bila hal itu bisa dilakukan, pemerintah China dan India bisa melihat penurunan tensi ketegangan yang signifikan.
Menlu Wang mengatakan, kedua pihak harus menghargai kemajuan yang dicapai dengan susah payah dan bersama-sama, mengonsolidasikan pencapaian dan menjaga momentum untuk saling terus membuka jalur komunikasi. Hal ini, kata Wang, untuk meringankan situasi.
Wang mengatakan, masalah perbatasan bukanlah keseluruhan cerita tentang hubungan China dan India. Kondisi itu harus ditempatkan dalam konteks yang tepat pada hubungan kedua negara.
Namun dia menambahkan bahwa India "telah bimbang dan bahkan mundur atas kebijakannya tentang China, yang telah mempengaruhi dan mengganggu kerja sama pragmatis bilateral".
India dan China berbagi perbatasan sepanjang 3.800 km yang tidak dibatasi. Pasukan penjaga perbatasan kedua negara juga berpegang pada protokol lama, menghindari penggunaan senjata api apapun.
Namun, ketegangan di Ladakh yang terjadi April lalu dimulai ketika India menyatakan pasukan penjaga perbatasan China telah menyusup jauh ke dalam sisi Garis Kontrol Aktual, perbatasan de facto kedua negara. Sebaliknya pemerintah China menilai pasukannya beroperasi dalam wilayahnya sendiri dan tidak pernah melanggar Garis Kontrol Aktual seperti yang dituduhkan India. China menuduh tentara India melakukan tindakan provokatif yang akhirnya memicu bentrokan.
Bentrokan akhirnya tidak terhindarkan. Juni lalu, pasukan perbatasan kedua negara bentrok di Lembah Galwan di Ladakh. Bentrokan itu mengakibatkan puluhan tentara tewas, 20 di pihak India dan empat di pihak China. (AFP/Reuters)