India Fokus Program Vaksinasi Domestik, Minta Pemerintah Asing Bersabar
Pemerintah India memprioritaskan vaksinasi bagi warga negaranya. Pemerintah pun meminta perusahaan pengembang vaksin terbesar di dunia itu, Serum Institute of India, fokus memasok vaksin bagi India.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·4 menit baca
NEW DELHI, MINGGU — Perusahaan pengembang vaksin terbesar di dunia di India, Serum Institute of India (SII), Minggu (21/2/2021), mengungkapkan bahwa pihaknya diminta Pemerintah India untuk memprioritaskan negara itu dalam program vaksinasi Covid-19.
Oleh karena hal itu, perusahaan tersebut meminta kesabaran pemerintah-pemerintah negara di luar India untuk menunggu pasokan vaksin dari perusahaan itu. Untuk kebutuhan awal vaksinasi Covid-19, India membutuhkan pasokan hingga 300 juta dosis vaksin Covid-19. SII menjadi pengembang terbesar vaksin di dunia jika dilihat dari volumenya.
”Saya dengan rendah hati meminta Anda sekalian untuk bersabar,” kata Kepala Eksekutif SII Adar Poonawalla dalam unggahannya melalui media sosial Twitter.
Sehubungan dengan arahan sekaligus permintaan dari Pemerintah India, manajemen perusahaan itu berupaya menyeimbangkan kebutuhan pasokan vaksin yang dikembangkan perusahaan atas kebutuhan di seluruh dunia. ”Kami berusaha sebaik mungkin,” kata Poonawalla.
Perusahaan SII berbasis di kota Pune di bagian barat India. Perusahaan tersebut memproduksi vaksin Covid-19 Oxford University/AstraZeneca. Vaksin pengembangan Oxford University/AstraZeneca adalah salah satu dari dua vaksin Covid-19 yang digunakan India dengan kebutuhan awal inokulasi nasional negara itu sebanyak 300 juta dosis. Vaksin Covid-19 lain yang digunakan India adalah vaksin hasil pengembangan Pfizer-BioNTech.
Di India, vaksin Covid-19 Oxford University/AstraZeneca diberi merek COVISHIELD. Vaksin itu diketahui juga dipesan sejumlah negara miskin dan menengah, mulai dari Bangladesh hingga Brasil. Namun, perseroan mengaku seiring waktu pesanan juga datang dari negara-negara lain, termasuk dari negara-negara Barat. Salah satunya Kanada.
Poonawalla mengungkapkan, pihaknya berjanji mengirimkan pasokan vaksin hasil produksinya ke Kanada pada bulan depan. Regulator obat-obatan Inggris dilaporkan juga mengaudit proses manufaktur vaksin Covid-19 di SII. Langkah itu berpotensi membuka jalan untuk pengiriman vaksin COVISHIELD dari sana ke Inggris dan negara lain.
Pemerintah Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi dihujani kecaman karena lambatnya program vaksinasi Covid-19 di India. Otoritas kesehatan setempat terlecut karena kritikan itu dan bertekad mempercepat penyuntikan secara substansial dalam beberapa pekan mendatang. India telah memvaksinasi sekitar 11 juta orang sejak pertengahan Januari.
Dengan lebih dari 10,9 juta kasus terkonfirmasi Covid-19, jumlah kasus penyakit itu di India adalah yang kedua tertinggi di dunia. India berada di belakang Amerika Serikat, negara yang telah melaporkan jumlah kematian akibat Covid-19 lebih dari 500.000 jiwa. India hingga pekan lalu melaporkan rata-rata penambahan 12.000 kasus baru terkonfirmasi Covid-19 per hari.
Pemerintah India menyatakan telah memerintahkan negara-negara bagian yang masih mengalami lonjakan kasus untuk meningkatkan pengujian, pengawasan protokol kesehatan sekaligus pemantauan mutasi virus korona jenis baru pembawa Covid-19 secara keseluruhan.
Dari Sydney dilaporkan, Australia juga tengah disibukkan dengan persiapan akhir dimulainya program vaksinasi Covid-19. Para pejabat tinggi negara itu, termasuk PM Scott Morrison, menandai peluncuran vaksinasi dengan divaksin pada hari Minggu.
Morrison disuntik dengan vaksin Pfizer/BioNTech di sebuah pusat medis di barat laut Sydney. Menurut pemerintah, vaksinasi terhadap para pimpinan negara itu diharapkan meningkatkan kepercayaan publik terhadap vaksinasi Covid-19.
Jane Malysiak (80), seorang lansia dan korban Perang Dunia II, adalah orang pertama di Australia yang menerima vaksin, diikuti oleh petugas kesehatan dan pejabat lainnya. ”Dia mengambil bagian dalam hari yang sangat bersejarah bagi negara kami,” kata Morrison tentang penerimaan vaksin Malysiak.
”Besok program vaksinasi kami dimulai, jadi sebagai pembuka tirai hari ini kami di sini membuat beberapa poin yang sangat penting—bahwa (vaksinasi) itu aman, penting—dan kami harus mulai dengan mereka yang paling rentan dan berada di garis depan,” ujar Morrison.
Persiapan program vaksinasi Covid-19 diwarnai aksi demonstrasi anti-vaksin dan anti-vaksinasi yang diikuti ribuan warga pada Sabtu pekan lalu. Polisi menangkap beberapa pengunjuk rasa di Melbourne.
Sebuah survei Australian National University menemukan hampir 22 persen warga Australia menolak disuntik vaksin, dengan kecenderungan penambahan warga yang anti-vaksin.
Vaksinasi Covid-19 yang dilakukan di sejumlah negara telah ada hasilnya. Hal itu paling tidak terlihat di Israel. Pemerintah Israel pada hari Minggu mencabut mayoritas pembatasan kegiatan warga dan membuka kembali kegiatan perekonomian setelah penambahan kasus terkonfirmasi Covid-19 turun.
Penurunan itu, antara lain, dinilai sebagai hasil dari penguncian atau penutupan wilayah secara nasional ketiga dan dikebutnya program vaksinasi di seluruh Israel.
Pemerintah Israel mengizinkan kembai mayoritas sekolah dasar dan sekolah menengah setelah hampir dua bulan tutup. Museum, perpustakaan, mal, dan pasar juga diizinkan kembali untuk dibuka secara umum. Beberapa pembatasan jumlah orang yang hadir tetap diberlakukan.
Seluruh sistem pendidikan diharapkan kembali beroperasi normal pada awal Maret mendatang. Pusat kebugaran, kolam renang, bioskop, dan restoran dibuka kembali untuk orang-orang yang telah menerima dua dosis vaksin Covid-19.
Hampir setengah dari populasi 9,3 juta Israel telah menerima dosis pertama vaksin Pfizer/BioNTech. Adapun warga yang telah menerima dua kali suntikan jumlahnya hampir 3 juta. (AP/AFP/REUTERS/BEN)