India Memulai Vaksinasi Terbesar di Dunia dari Petugas Kebersihan
India telah mendirikan 3.006 pusat vaksinasi Covid-19 di seluruh wilayah negara itu. Mereka menargetkan sebanyak 300 juta warga dari total populasi 1,3 miliar jiwa sudah divaksinasi pada Juli tahun ini.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·4 menit baca
NEW DELHI, SABTU — Perdana Menteri India Narendra Modi meresmikan dimulainya vaksinasi Covid-19 di India, Sabtu (16/1/2021). Disebut-sebut sebagai vaksinasi terbesar di dunia, India menargetkan sebanyak 300 juta warga dari total populasi 1,3 miliar jiwa sudah divaksinasi pada Juli tahun ini. Tugas kolosal dan kompleks itu dibayangi kekhawatiran perihal keamanan, ketidaksiapan infrastruktur, dan sikap skeptis publik.
Petugas kesehatan, warga berusia di atas 50 tahun, dan mereka yang dianggap berisiko tinggi diprioritaskan untuk menerima vaksin. Petugas kebersihan rumah sakit bernama Manish Kumar menjadi orang pertama di India yang divaksinasi Covid-19. Kumar menerima suntikan vaksin di All-India Institute of Medical Sciences (AIIMS) di kota Delhi. AIIMS adalah satu dari 3.006 pusat vaksinasi yang didirikan di seluruh India.
Dalam siaran langsung, Modi secara virtual berbincang dengan petugas kesehatan di sela-sela acara vaksinasi hari perdana itu. Modi (70) tidak mengatakan kapan dirinya akan divaksinasi. Ia menyatakan bahwa politikus seperti dirinya tidak dianggap sebagai pekerja garis depan.
Modi terlihat meneteskan air mata karena diliputi keharuan saat ia berbicara kepada petugas kesehatan melalui konferensi video. Pada hari pertama program vaksinasi itu, sebanyak 300.000 warga India ditargetkan mendapatkan hak vaksin mereka.
”Penyakit ini memisahkan orang dari keluarganya, menjauhkan ibu dari anak-anaknya, dan mereka yang meninggal karena penyakit itu bahkan tidak bisa mendapatkan ucapan perpisahan terakhir dari keluarga mereka,” kata Modi tentang Covid-19 dalam pidatonya.
Pemerintah India mengatakan, mereka memanfaatkan pengalaman menggelar pemilihan umum dan program imunisasi polio serta BCG dalam program vaksinasi Covid-19 ini. Sekitar 150.000 petugas kesehatan di 700 distrik telah dilatih secara khusus. India juga telah mengadakan beberapa uji coba nasional yang melibatkan sistem transportasi vaksin.
Tantangan besar
Akan tetapi, tantangan program vaksinasi Covid-19 di India tetaplah besar. Wilayah India yang relatif luas dengan jaringan transportasi belum terlalu memadai dapat berpotensi menjadi hambatan tersendiri. Selain itu, secara khusus sistem layanan kesehatan dinilai tidak prima, di antarnya, karena pendanaan yang relatif kecil dibandingkan dengan besarnya jumlah populasi di negara itu.
Pemerintah India telah membeli 11 juta dosis vaksin hasil pengembangan AstraZeneca Covishield yang diproduksi oleh Serum Institute of India dan 5,5 juta dari Coavaxin Bharat Biotech, vaksin yang dikembangkan dengan dukungan pemerintah. Covishield dinyatakan oleh regulator obat India punya tingkat efektivitas 72 persen.
Adapun Bharat Biotech mengatakan, hasil uji coba tahap terakhir Coavaxin diharapkan dirilis pada Maret tahun ini. Warga India tidak dapat memilih jenis vaksin yang akan diberikan kepada mereka.
Vaksinasi di India digelar di tengah terus bertambahnya kasus terkonfirmasi Covid-19. India adalah negara dengan jumlah kematian tertinggi ketiga di dunia akibat Covid-19 di bawah Amerika Serikat dan Brasil. Sebanyak 10,5 juta warga di India terinfeksi Covid-19 dengan jumlah kematian menembus angka 151.000 jiwa. Jumlah kasus terkonfirmasi di negara itu terpantau telah turun dari posisi puncaknya, September tahun lalu.
Gelombang pertama program vaksinasi Covid-19 di India adalah sekitar 30 juta pekerja kesehatan dan pekerja garis depan lainnya. Giliran berikutnya adalah sekitar 270 juta warga berusia di atas 50 tahun atau dianggap berisiko tinggi karena kondisi medis.
Penyimpanan vaksin juga menjadi tantangan bagi India. Kedua vaksin yang disetujui penggunaannya oleh otoritas obat-obatan India dipastikan disimpan di lemari es secara ketat. India telah menyiapkan ratusan ribu alat pendingin, termasuk 45.000 lemari es, 41.000 lemari beku, dan 300 lemari es tenaga surya. Keberadaan alat-alat itu akan sangat vital ketika musim panas yang terik di India tiba.
Kekhawatiran yang muncul juga termasuk soal kesahihan dan keamanan data vaksinasi dan jaringan internet di India. Pemerintah berencana mengelola semua proses data vaksinasi secara digital melalui aplikasi India, CoWIN.
Akan tetapi, dilaporkan sudah ada beberapa versi palsu dari aplikasi itu. Dalam satu praktik uji coba baru-baru ini di Bangalore, misalnya, pekerja di salah satu pusat kesehatan harus menggunakan bantuan jaringan hotspot untuk dapat menyambungkan diri secara daring karena jaringan telekomunikasi yang tidak aktif.
Masalah kepercayaan warga setempat terhadap vaksin juga melingkupi vaksinasi di India. Sebuah survei baru-baru ini terhadap 18.000 orang di seluruh India menemukan fakta bahwa 69 persen dari responden mengaku tidak terburu-buru untuk mendapatkan suntikan vaksin Covid-19.
"Saya lebih suka menunggu dan melihat bagaimana hasilnya dengan pekerja garis depan yang divaksinasi lebih dulu,Covishield kata Sushma Ali (54), salah satu warga. (AFP/REUTERS)