China Laporkan Nol Kasus Covid-19 dari Penularan Lokal
Sejumlah negara melaporkan kemajuan pengendalian pandemi. Namun, masih banyak negara yang menghadapi tantangan baru penyebaran virus korona varian baru dan masalah dalam vaksinasi Covid-19.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·3 menit baca
SHANGHAI, SENIN — Untuk pertama kali selama hampir dua bulan, China melaporkan tidak ada kasus penularan lokal Covid-19 di daratan China, Senin (8/2/2021). Ini menjadi pertanda bahwa China telah mengendalikan gelombang terbaru infeksi Covid-19.
Data resmi yang dirilis Pemerintah China memperlihatkan, jumlah kasus baru Covid-19 naik tipis dari 12 kasus pada Minggu (7/2/2021) menjadi 14 kasus pada Senin (8/2/2021). Komisi Kesehatan Nasional China menyebutkan bahwa kasus baru yang muncul merupakan kasus impor. Tujuh dari 14 kasus ada di Shanghai dan sisanya di Provinsi Guangdong.
Perkembangan ini menunjukkan bahwa otoritas China telah mengambil langkah agresif untuk menghentikan penyebaran Covid-19 dari kluster di Provinsi Hebei di sekitar Beijing serta Provinsi Heilongjiang dan Jilin.
Sementara itu, jumlah kasus positif tidak bergejala yang oleh China tidak dimasukkan sebagai kasus konfirmasi Covid-19 naik dari 10 menjadi 16 kasus. Total kasus Covid-19 di China daratan sejauh ini 89.706 kasus dengan kasus meninggal 4.636 kasus.
Sementara itu, Korea Selatan melaporkan kasus positif harian terendahnya sejak November 2020 saat pemerintah mulai melonggarkan pembatasan sosial setelah mendapat kritik dari pelaku usaha.
Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Korea Selatan (KCDA) melaporkan tambahan 289 kasus Covid-19 baru pada Minggu (7/2/2021) malam atau untuk pertama kalinya di bawah 300 sejak 23 November 2020.
Dalam beberapa bulan terakhir Korea Selatan berjuang menghadapi gelombang infeksi Covid-19 yang paling besar dan paling lama. Kasus harian Covid-19 bisa mencapai lebih dari 1.200 kasus.
Meski sejak itu kasus cenderung turun, otoritas ragu melonggarkan pembatasan sosial menjelang libur tahun baru Imlek mulai 11 Februari, di mana puluhan ribu warga Korsel biasanya bepergian dan berkumpul dengan keluarga. Namun, sejak Sabtu lalu jam malam mulai dilonggarkan sehingga lebih dari setengah juta restoran dan tempat usaha lainnya di luar Seoul bisa buka hingga larut malam. Sementara di Seoul yang menjadi tempat dari 70 persen kasus Covid-19, pembatasan sosial yang ketat tetap berlaku.
Kabar serupa juga datang dari Israel. Toko-toko di Israel kembali buka menyusul pelonggaran kebijakan pembatasan wilayah dan kampanye vaksinasi yang agresif. Jumat pekan lalu, pemerintah Israel mengumumkan mencabut sejumlah pembatasan yang diberlakukan sejak Desember 2020.
Lebih dari 3,4 juta dari 9 juta penduduk Israel telah menerima vaksin Covid-19 sejak Desember 2020. Ini menjadikan Israel sebagai negara dengan jumlah dosis vaksin Covid-19 per kapita tertinggi di dunia.
Walaupun demikian, Israel juga melaporkan rata-rata 6.500 kasus baru atau turun dari sekitar 8.000 pada pertengahan Januari lalu.
Berkebalikan dengan Korea Selatan dan Israel, Norwegia justru akan menerapkan pembatasan sosial yang lebih ketat di kota Bergen dan 12 wilayah sekitarnya menyusul menyebarnya varian baru virus korona dari Inggris dan Afrika Selatan di negara itu.
Otoritas kesehatan Norwegia menjelaskan bahwa itu artinya semua aktivitas di luar rumah dilarang, kecuali beberapa hal, termasuk pemakaman. Sekolah juga harus kembali menjalankan pembelajaran daring dan universitas akan ditutup. Karyawan kantor juga harus bekerja dari rumah. Kebijakan ini mulai berlaku Minggu depan selama satu pekan.
Sebanyak 315 kasus Covid-19 varian baru dari Inggris dan Afrika Selatan telah terdeteksi di Norwegia. Sabtu lalu, delapan kasus baru Covid-19 varian baru terdeteksi di wilayah Bergen.