Sejak akhir pekan lalu, tak ada lagi sekat di perbatasan darat Qatar-Arab Saudi. Begitu pula di udara. Awal tahun ini ditandai dengan manisnya rekonsiliasi negara bertetangga.
Oleh
REDAKSI
·2 menit baca
Ada baiknya kita lupakan sejenak ulasan atau analisis lebih makro geopolitik di kawasan Timur Tengah tentang mengapa Arab Saudi dan tiga mitranya—Bahrain, Uni Emirat Arab, dan Mesir—bersedia mencabut blokadenya terhadap Qatar. Kita lihat dulu betapa indah dan manisnya buah rekonsiliasi dua pihak yang selama 3,5 tahun bertikai.
Seperti diberitakan, pekan lalu, ketegangan antara Qatar dan kuartet Arab telah mencair dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Dewan Kerja Sama Teluk Arab (GCC) di kota Al-Ula, Arab Saudi. Hal itu terjadi setelah Arab Saudi—yang diikuti tiga negara mitranya—melepaskan blokade darat, laut, dan udara terhadap Qatar.
Tanpa membuang waktu, dua hari setelah KTT, maskapai Qatar Airways mengumumkan terbang melewati udara Arab Saudi untuk pertama kali dalam 3,5 tahun pada penerbangan rute Doha-Johannesburg. Pelepasan blokade udara itu disusul dengan pembukaan kembali perbatasan darat Arab Saudi-Qatar di Abu Samrah, sekitar 120 kilometer selatan Doha, ibu kota Qatar, Sabtu (9/1/2021).
”Kegembiraan ini sulit dilukiskan,” ujar Ghaith al-Marri, warga Qatar, kepada kantor berita AFP. ”Banyak orang menangis (saat perbatasan itu dibuka lagi).” Warga Qatar lainnya sengaja membeli mobil baru untuk merayakan momen itu dengan kerabat di Arab Saudi.
Kita sengaja kutip ungkapan kegembiraan itu untuk ikut merasakan manisnya rekonsiliasi. Selama 3,5 tahun, bukan hanya terpisah dari warga sesama Arab Teluk di negara-negara tetangga, sebagian warga juga tercerai dari kerabat sendiri.
Sebagian warga Qatar memiliki keluarga dan kerabat di Arab Saudi, juga sebaliknya. Bagi warga Qatar, seperti diungkapkan salah satu warga yang melintasi perbatasan darat, Sabtu lalu, Arab Saudi ”negara kedua” mereka. Gara-gara pertikaian itu pula, warga Qatar tidak bisa menunaikan ibadah haji.
Hubungan antarwarga kedua negara bakal semakin hangat lagi dalam hari-hari ke depan. Qatar Airways mengumumkan akan memulai kembali penerbangan ke kota-kota di Arab Saudi, seperti Riyadh, Jeddah, dan Dammam, pekan ini. Hal serupa disampaikan maskapai Arab Saudi, Saudi Airlines (Saudia), yang mengumumkan memulai kembali penerbangan dari Jeddah dan Riyadh ke Doha. Tidak hanya dinikmati oleh warga kedua negara, hilangnya sekat-sekat perbatasan mereka juga bisa dinikmati warga dunia meski mobilitas antarnegara saat ini masih belum leluasa akibat pandemi Covid-19.
Berita manis dan indahnya rekonsiliasi di kawasan Arab Teluk itu semestinya dapat menginspirasi penyelesaian konflik lain di belahan bumi ini. Tak jauh dari kawasan itu masih meletus konflik tak berkesudahan, seperti di Yaman, Suriah, Afghanistan, dan—belum lama ini—juga Etiopia. Kemampuan negara-negara Arab Teluk menyelesaikan konflik seharusnya membuat semua pihak yang bertikai yakin, sekeras apa pun konflik, selalu ada jalan menuju rekonsiliasi selama ada kemauan untuk mewujudkannya.