Brexit akhirnya menjadi kenyataan saat tahun 2021 dimulai. Setelah kesepakatan perdagangan pasca-Brexit disepakati para pemimpin Uni Eropa-Inggris, kini aturan UE tak berlaku lagi di Inggris.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·3 menit baca
LONDON, JUMAT — Inggris memasuki tahun baru 2021 dengan awal yang baru setelah keluar dari Uni Eropa, yang hampir satu abad tergabung dalam blok ekonomi itu, Jumat (1/1/2021). Ada yang menggantungkan harapan, tetapi ada juga yang masih berharap cemas apa yang bakal terjadi setelah ini.
BBC dan kanal berita Sky menayangkan gambar Big Ben di pusat Kota London yang menunjukkan pukul 23.00, Kamis (31/12/2020), saat di mana Inggris mengakhiri 11 bulan masa transisi menjelang keluar dari UE.
Momen itu merupakan kemenangan personal bagi politikus populis anti-UE, Nigel Farage, juru kampanye terkemuka pada referendum 2016. Ia mencuit: ”Ini adalah peristiwa besar negara kita, sebuah lompatan besar ke depan. Saatnya mengangkat gelas. #BrexitAtlast.”
Secara hukum, Inggris keluar dari UE pada 31 Januari 2020. Namun, keduanya sepakat adanya periode transisi hingga 31 Desember 2020 di mana aturan-aturan UE masih berlaku di Inggris sambil menegosiasikan kesepakatan perdagangan pasca-Brexit.
Kini, setelah periode transisi berakhir dan kesepakatan perdagangan telah disepakati pada 24 Desember 2020, aturan-aturan UE tidak berlaku lagi di Inggris.
Pergerakan timbal-balik antara penduduk Inggris dan 27 negara UE yang semula bebas kini berakhir. Pemeriksaan bea dan cukai yang ketat kembali berlaku untuk pertama kali, meski kesepakatan tarif dan kuota perdagangan sedang diperjuangkan.
Foto halaman depan harian Daily Express yang pro-Brexit menampilkan Tebing Putih Dover—yang menghadap Selat Dover yang memisahkan Inggris dan Perancis—dengan tulisan ”Freedom” pada bendera Inggris.
Sementara Independent yang pro-UE menampilkan judul halaman depan ”Off the hook–or cut adrift?” yang merefleksikan rasa ketidakpastian atas pilihan yang diambil Inggris. Halaman muka Independent edisi khusus Brexit ini juga menampilkan gambar beberapa karikatur ikan berkepala manusia.
Saat fajar baru 2021 terbit, perhatian tertuju pada perbatasan Inggris terutama pelabuhan utama Channel, apakah Brexit menyebabkan penundaan atau gangguan pada perjalanan dan arus barang. Namun, karena 1 Januari merupakan hari libur nasional dan diikuti libur akhir pekan, hanya sedikit masalah yang muncul.
”Perkiraan lalu lintas beberapa hari ke depan tidak ramai,” kata John Keefe, juru bicara Eurotunnel yang melayani pengangkutan barang, mobil, dan bus melewati Channel.
Ketika kapal feri pertama bertolak dari Dover pada Jumat pagi, truk-truk yang menuju Calais harus menghadapi aturan baru transportasi barang ke dan dari Eropa untuk pertama kali.
Asosiasi Angkutan Jalan memperkirakan bahwa sekitar 220 juta formulir baru sekarang harus diisi setiap tahun agar arus perdagangan dengan negara-negara Eropa tetap berjalan lancar, termasuk di antaranya izin untuk melintas di jalan yang menuju pelabuhan seperti Dover.
”Ini perubahan yang revolusioner,” kata Rod McKenzie, Direktur Pelaksana Kebijakan Publik di Asosiasi Angkutan Jalan kepada koran The Times.
Perubahan lain yang bakal terjadi adalah, antara lain, berapa lama warga Inggris boleh bepergian ke Eropa, apakah boleh bepergian membawa hewan peliharaan, dan berakhirnya Inggris dalam program pendidikan UE.
Wisatawan dan pebisnis asal Inggris yang biasa bepergian tanpa kendala ke Eropa bisa menghadapi gangguan. Meski demikian, kekhawatiran bahwa warga Inggris harus mengantongi izin internasional untuk bisa mengemudi di UE bisa dicegah dengan aturan terpisah.
Adapun nelayan Inggris merasa tidak puas terhadap kompromi dalam kesepakatan perdagangan dengan UE yang masih memberikan akses kapal UE ke perairan Inggris. Hal ini dikhawatirkan memicu bentrok di laut.
Sektor jasa keuangan juga berharap cemas akan seperti apa hubungan dengan Eropa setelah secara umum tidak dibahas dalam kesepakatan perdagangan bersama dengan jasa pada umumnya yang menyumbang 80 persen ekonomi Inggris. (AFP)