Demokrat Dorong Peningkatan Besaran Bantuan Sosial
Setelah Presiden AS Donald Trump menandatangani RUU paket bantuan keuangan pandemi, giliran anggota parlemen dari Demokrat mengusulkan kenaikan besaran bansos bagi warga AS.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·3 menit baca
WASHINGTON DC, SENIN — Anggota Partai Demokrat di Kongres Amerika Serikat mengusulkan agar pemerintah menaikkan besaran dana bantuan sosial pandemi Covid-19 bagi setiap warganya menjadi 2.000 dollar AS dari semula 600 dollar AS. Usulan akan disampaikan dalam pemungutan suara di DPR, Senin (28/12/2020) waktu setempat.
Pekan lalu, Presiden Donald Trump menyebut rancangan undang-undang paket bantuan sosial (bansos) pandemi ini sebagai ”aib”. Ia meminta Kongres mengubahnya dengan meningkatkan besaran bantuan dari 600 dollar AS jadi 2.000 dollar AS sambil memangkas porsi pengeluaran yang lain.
Akan tetapi, Trump yang semula mengancam akan memblokir RUU itu berubah pikiran setelah didesak terus oleh anggota parlemen dari Demokrat dan Republik.
Akhirnya, ia pun menandatangani paket bantuan keuangan pandemi Covid-19 sebesar 2,3 triliun dollar AS dan paket pengeluaran yang di dalamnya termasuk 900 miliar dollar AS untuk tunjangan pengangguran bagi jutaan warga AS dan agar pemerintah federal tak berhenti beroperasi.
”Akan ada lebih banyak uang yang diterima,” demikian pernyataan tertulis Trump, Minggu (27/12/2020).
”UU kompromistis ini tidaklah sempurna, tetapi ini akan jadi bantuan yang besar bagi warga Kentucky dan AS di seluruh negeri yang memerlukan bantuan,” kata pemimpin mayoritas Senat, Mitch McConnell. ”Saya berterima kasih kepada Presiden yang telah menandatangani UU ini.”
Ketua DPR AS Nancy Pelosi menyebut penandatanganan ini ”berita yang ditunggu oleh 14 juta warga AS yang menganggur di akhir pekan Natal dan jutaan lain yang berjuang untuk tetap bertahan di tengah pandemi”.
Anggota parlemen dari Demokrat yang menjadi mayoritas di DPR AS berharap bisa memanfaatkan momen langka kesepakatan dengan Trump ini untuk menaikkan besaran bantuan sosial pandemi bagi warga AS sebesar 2.000 dollar AS, seperti sejak lama mereka inginkan pada pemungutan suara.
Pemimpin Senat dari Demokrat, Chuck Schumer, mengatakan, pihaknya akan mengusulkan besaran bansos 2.000 dollar AS seperti disampaikan Trump dalam pemungutan suara di Senat. ”DPR akan meloloskan usulan bantuan 2.000 dollar AS. Lalu saya akan mengusulkannya di Senat,” cuit Schumer. ”Tidak akan ada Demokrat yang keberatan. Apakah Senat Republikan keberatan?”
Demokrat menjanjikan lebih banyak bantuan setelah Presiden Joe Biden dilantik Januari 2021. Namun, Republikan memberikan sinyalemen pendekatan yang lebih hati-hati.
Usulan Demokrat itu banyak ditentang oleh Republikan. Bahkan, Trump pun mungkin tidak memiliki pengaruh untuk mengubah sikap rekan-rekannya di partai. Isu besaran bantuan sosial ini juga sepertinya tidak menarik bagi Senat yang dikuasai oleh Republikan.
Roda ekonomi
Banyak ekonom setuju bahwa bantuan keuangan dalam undang-undang stimulus pandemi ini harus lebih besar untuk bisa memutar kembali roda ekonomi. Namun, bansos bagi warga AS yang terdampak kebijakan pembatasan pun masih dibutuhkan.
Tunjangan pengangguran yang telah dibayarkan kepada 14 juta warga AS melalui program bantuan keuangan pandemi berakhir pada Sabtu. Dengan penandatanganan RUU paket bantuan pandemi yang baru oleh Trump, tunjangan tersebut akan dilanjutkan.
Paket tersebut mencakup 1,4 triliun dollar AS untuk mendanai lembaga pemerintah federal. Apabila Trump tidak menandatangani RUU ini, sejumlah kantor pemerintah akan berhenti beroperasi untuk sementara mulai Selasa ini. Gaji jutaan pegawai pemerintah federal pun terancam tidak dibayarkan.
Demokrat telah menuduh Trump memperburuk situasi pandemi dengan tidak menandatangani RUU paket bantuan keuangan. Warga AS melewati liburan pergantian tahun yang pahit di tengah pandemi Covid-19 yang telah menewaskan hampir 330.000 warga AS dengan kasus kematian harian beberapa kali di atas 3.000 kasus.
Paket bantuan ini juga memberikan dukungan bagi pelaku usaha kecil, menyediakan dana bagi sekolah untuk dibuka kembali, serta membantu industri transportasi dan distribusi vaksin. (REUTERS/AP/ADH)