Untuk kesekian kalinya, Perdana Menteri Muhyiddin Yassin lolos dari lubang jarum. Jalan ke depan tetap terjal. Perlu pembuktian, ia bekerja keras bagi rakyat Malaysia.
Oleh
REDAKSI
·2 menit baca
ZARITH ZULKIFLI/MALAYSIA'S DEPARTMENT OF INFORMATION VIA AP
Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin berpose di parlemen di Kuala Lumpur, Malaysia, 26 November 2020.
Lubang jarum terbaru yang dilewati Muhyiddin adalah sidang pengesahan APBN 2021. Dalam voting sidang parlemen, Selasa (15/12/2020), politisi 73 tahun itu didukung 111 suara, berbanding 108 yang menolak. Selisih tipis tiga suara itu sudah cukup untuk melaksanakan agenda dan kebijakan pemerintahannya sesuai anggaran yang diajukan. Untuk sementara—perlu ditekankan lagi, ”untuk sementara”—pemerintahan di negeri jiran itu terhindar dari krisis politik.
Sehari menjelang sidang, pemerintahan Muhyiddin menghadapi tekanan dari kubu oposisi. Tekanan ini kelanjutan dari kemelut politik sebelumnya yang terjadi secara beruntun, sejak memerintah Malaysia, setelah pemerintahan Mahathir Mohamad terguling Maret lalu.
Tekanan kali ini tak hanya datang dari dua tokoh utama oposisi, Mahathir dan Anwar Ibrahim. Salah satu tokoh Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO), partai pendukung koalisi pemerintahan Muhyiddin di parlemen, yakni Ketua Dewan Pembina UMNO Tengku Razaleigh, menyatakan tidak ikut dalam voting pengesahan APBN 2021.
AP PHOTO/VINCENT THIAN
Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad (kiri) dan Ketua Dewan Pembina Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) Tengku Razaleigh Hamzah berbicara seusai konferensi pers di Kuala Lumpur, Malaysia, Senin (14/12/2020).
Mahathir, dalam konferensi pers bersama Razaleigh, bahkan melontarkan ancaman soal kemungkinan bubarnya pemerintahan Muhyiddin jika lebih banyak anggota parlemen tidak menyetujui APBN 2021. Namun, manuver Razaleigh tak memengaruhi soliditas koalisi pendukung Muhyiddin.
Dalam upaya memenangi voting, kubu Muhyiddin menghadirkan dua menteri yang seharusnya menjalani karantina karena terpapar Covid-19 di ruang sidang. Insiden ini memicu protes kubu oposisi, dan mayoritas memilih keluar sidang. Pada hari voting, Selasa, Muhyiddin pun menang 111-108.
Muhyiddin bisa lega sejenak. Namun, tak berarti ia menghadapi jalan mulus pada hari-hari ke depan. Posisinya rentan terhadap tekanan dan guncangan politik akibat tipisnya keunggulan mayoritas koalisi pendukung Muhyiddin di parlemen. Tekanan politik akan selalu muncul, terutama dari Anwar, yang lama mendambakan posisi perdana menteri.
Melihat konstelasi politik saat ini, UMNO sebagai pemasok anggota terbanyak di Majelis Rendah (38 anggota), dan kini masuk koalisi pemerintah, berperan penting: ke mana langkah mereka akan berayun. Anwar mungkin akan mencari jalan lain, tetapi berkolaborasi dengan UMNO sulit dibayangkan, meski tidak ada yang pasti dalam politik.
AFP PHOTO / MALAYSIA DEPARTMENT OF INFORMATION
Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin (kiri) dan Menteri Keuangan Tengku Zafrul Tengku Abdul Aziz berpose dengan dokumen APBN 2021 seusai melaporkannya di Parlemen di Kuala Lumpur, Malaysia, 6 November 2020.
Semua itu dinamika politik, sekaligus tantangan bagi Muhyiddin. Ia harus membuktikan kepada rakyat Malaysia bahwa ia bisa bekerja, mengelola pemerintahan, dan memberikan kesejahteraan bagi warga.
Dengan besaran rekor dalam APBN 2021 sebesar 322,5 miliar ringgit atau sekitar Rp 1.124 triliun, ia harus membuktikan mampu pertama-tama mengatasi krisis kesehatan dan ekonomi akibat pandemi Covid-19. Jika ia mampu, dukungan rakyat tentu meningkat, dan riak-riak politik itu niscaya lebih mudah diatasi.