Mahathir Kembali Ancam Muhyiddin
Sejak menjadi PM Malaysia, Muhyiddin Yasin sudah bolak-balik dicoba untuk digulingkan oleh Anwar Ibrahim dan Mahathir Mohamad.
PM Malaysia Muhyiddin Yassin terus digoyang dalam sidang parlemen guna mengesahkan APBN 2021. Ia terancam kekurangan dukungan suara yang dibutuhkan untuk pengesahan itu.
KUALA LUMPUR, SENIN — Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin kembali mendapat ancaman dari oposisi. Seperti sebelumnya, ancaman itu kembali datang dari Anwar Ibrahim dan Mahathir Mohamad.
Mahathir menunjukkan ancamannya bersama Ketua Dewan Pembina Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) Tengku Razaleigh Hamzah, Senin (14/12/2020), di Kuala Lumpur. ”Saya tak akan memilih besok. Saya tidak akan ambil bagian dalam pembahasan,” kata Razaleigh dalam konferensi pers yang disiarkan sejumlah media massa di Malaysia.
Razaleigh merujuk pada pemungutan suara untuk pengesahan APBN 2021 yang dijadwalkan Selasa (15/12/2020). Pemerintahan Muhyiddin butuh suara sekurangnya 112 dari 222 anggota DPR Malaysia untuk mengesahkan RAPBN 2021.
Baca juga: Suhu Politik Malaysia Memanas Lagi
Dengan pernyataan Razaleigh, Muhyiddin berpeluang kekurangan satu suara. Dari 111 anggota parlemen penyokong Muhyiddin, 38 orang berasal dari UMNO dan salah satunya adalah Razaleigh. ”Jika pemerintah kalah pemungutan suara (dalam pengesahan RAPBN), tidak akan ada pemerintahan,” kata Mahathir.
Mahathir merujuk pada aturan bahwa PM Malaysia harus disokong paling sedikit 111 dari 221 koleganya di DPR Malaysia saat ini. DPR Malaysia kini terdiri atas 222 anggota, salah satunya Muhyiddin yang kini menjadi PM. Memang, konstitusi Malaysia menetapkan hanya anggota DPR yang bisa menjadi PM Malaysia.
Di sisi lain, konstitusi juga tidak mengatur secara tegas untuk menentukan kondisi pemerintah kekurangan dukungan di parlemen. Kegagalan mengesahkan UU dapat dimaknai sebagai wujud kekurangan dukungan.
”Kecuali ada percepatan pemilu, PM dipilih oleh anggota parlemen,” kata Mahathir seraya menolak menjelaskan apakah ia dan Razaleigh mendapat dukungan untuk membentuk pemerintahan.
Mereka hanya menyatakan siap membentuk pemerintahan persatuan jika RAPBN gagal mendapat sokongan di parlemen. Meski demikian, mereka mengaku tidak bekerja sama dengan Presiden Partai Keadilan Rakyat (PKR) Anwar Ibrahim dan faksi UMNO yang berpihak kepada Najib Razak dan Ahmad Zahid Hamidi.
”Pemerintahan apa pun yang mengandalkan Najib bukanlah pemerintahan yang bagus. Saya bergabung dengan oposisi untuk mengganti pemerintahan yang dipenuhi penjahat. Sekarang, pemerintahannya kembali melibatkan penjahat,” kata Mahathir.
Baca juga: Raja Ingatkan Politisi Jangan Picu Ketidakpastian
Sampai 2016, Mahathir menjadi anggota UMNO. Ia keluar dari UMNO dan bergabung dengan oposisi yang mengalahkan Barisan Nasional (BN)—koalisi politik yang di dalamnya terdapat UMNO—pada Pemilu 2018. Setelah UMNO kalah dalam pemilu, Najib dan Ahmad sama-sama diadili dalam perkara korupsi dan tindak pidana pencucian uang (TPPU). Sebagian kasus Najib sudah diputuskan.
Najib kini sedang dalam proses banding. Sebagian kasus lainnya masih dalam proses persidangan meski sudah berlangsung hampir dua tahun. Najib dan Ahmad sama-sama menyokong pemerintahan Muhyiddin. Meski demikian, Ahmad pernah mengatakan bahwa ia tidak akan melarang anggota UMNO dan BN untuk menarik dukungan atau terus mendukung Muhyiddin.
”Mereka boleh ikut menolak (RAPBN), walakin mereka tidak akan dalam pemerintahan (yang mungkin akan dibentuk Mahathir-Razaleigh),” kata Mahathir.
Upaya Anwar
Sejak digulingkan dari kursi PM oleh sejumlah kader PKR pada Februari 2020, Mahathir sudah beberapa kali coba menjatuhkan Muhyiddin. Upaya sejenis juga dilakukan Anwar.
Akhir pekan lalu, Anwar kembali menyatakan mendapat cukup dukungan untuk membentuk pemerintahan. Sayangnya, seperti pada September 2020, kali ini pun Anwar tak kunjung menunjukkan bukti sokongan kepada dirinya.
Bahkan, ia gagal melakukan hal itu kala diberi kesempatan bertemu Raja Malaysia Yang Dipertuan Agung XVI. Raja sampai berkonsultasi dengan sejumlah politisi, termasuk Razaleigh, untuk menyikapi klaim Anwar. Belakangan, raja memutuskan Muhyiddin tetap menjadi PM.
Sejumlah politisi oposisi kini mengejek Anwar karena tidak kunjung menunjukkan daftar anggota parlemen yang mendukungnya. Adapun Sekretaris BN Annuar Musa mengatakan, siapa pun boleh menyatakan mendukung politisi mana. Walakin, ia menyangkal ada anggota BN telah menandatangani dokumen dukungan untuk Anwar. Baginya, isu anggota BN mendukung Anwar tidak lebih dari upaya memecah belah BN.
Baca juga: Muhyiddin Dapat Peluang Berunding
Sampai sekarang, BN secara resmi tetap mendukung Muhyiddin. Karena itu, menganjurkan anggota BN melapor ke polisi jika merasa namanya dicatut Anwar.
Sementara Wakil Ketua Umum Amanah Salahuddin Ayub mendesak seluruh politisi oposisi bersatu jika serius mengalahkan pemerintahan Muhyiddin. Apalagi, ada indikasi percepatan pemilu akan digelar pada 2021. ”Segera membuat kesepakatan untuk membentuk koalisi besar oposisi,” ujar pemimpin salah satu partai oposisi itu.
Koalisi besar kubu oposisi sukses memenangi Pemilu 2018. Walakin, pemerintahan hasil 2018 tidak mulus karena terus-menerus dilanda konflik internal. Konflik utamanya adalah tuntutan kubu Anwar agar Mahathir segera menyerahkan kursi PM ke Anwar.
Tak jalani karantina
Dari sidang parlemen, Senin kemarin, dua menteri yang seharusnya menjalani karantina karena terpapar Covid-19 tetap mengikuti pemungutan suara dengan memakai perlengkapan alat pelindung diri (APD). Kehadiran keduanya mengundang protes dari kubu oposisi. Sebagian besar anggota oposisi pun meninggalkan ruang sidang.
”Ini hari gelap bagi demokrasi di Malaysia karena tidak ada penegakan aturan,” ujar Xavier Jayakumar, anggota parlemen dari kubu oposisi.
Baca juga: Muhyiddin-Anwar Tunggu Keputusan Raja
Namun, selain dua menteri—menteri kesehatan dan menteri sumber daya manusia—itu, seorang anggota parlemen dari oposisi yang seharusnya menjalani karantina juga hadir dalam sidang dengan memakai APD.
Kantor berita Bernama melaporkan, Ketua Parlemen Azhar bin Azizan Harun bersikukuh upaya pengamanan telah dilakukan, termasuk mengangkut mereka dengan ambulans dan menempatkan mereka di ruangan khusus.
(REUTERS/AFP/RAZ)