Liburan dan Olahraga untuk Jauhi Kebisingan Pilpres AS
Banyak warga AS memilih mengalihkan diri dari hiruk-pikuk pilpres dengan berolahraga lari, yoga, meditasi, atau menulis, dan berlibur.
Oleh
Luki Aulia
·3 menit baca
Tak mau terganggu dengan ingar bingar pemilihan presiden Amerika Serikat, Rachel Richardson (41), pendukung partai Demokrat di Berkeley, California, Amerika Serikat, memilih jalan-jalan. Ia berkemah di alam terbuka di pinggir pantai Pasifik bersama dengan kedua putrinya dan teman-temannya.
Richardson yang sudah memberikan suaranya untuk kandidat presiden Joe Biden itu berencana berkemah selama tiga hari. Selain menghindari ingar bingar pesta demokrasi itu, ia juga berusaha mengalihkan perhatian agar tidak selalu gelisah karena khawatir Presiden AS Donald Trump akan terpilih kembali.
”Saatnya sekarang untuk tidur enak selama beberapa hari di alam terbuka dengan udara bersih dan segar tanpa gangguan sinyal sama sekali. Jauh dari bisingnya komentar orang-orang tentang pilpres,” kata Richardson.
Richardson dan suaminya, David Roderick, selama berbulan-bulan terakhir mengedukasi anak-anaknya tentang pilpres dan pemerintah bersama dengan puluhan keluarga di Berkeley, salah satu kota yang paling liberal di AS.
Jajak pendapat terbaru menunjukkan Biden unggul secara nasional dan di beberapa negara bagian yang menentukan hasil pilpres. Para pemilih yang beraliran liberal tetap merasa khawatir Trump akan terpilih kembali.
”Dari pengalaman tahun 2016, kita tidak bisa meremehkan lagi. Saya khawatir karena sekarang banyak masalah yang dipertaruhkan,” kata Olivia Basu (36) yang juga tidak mau mendengar atau melihat berita apapun terkait pilpres.
Banyak pendukung Demokrat yang menganggap Trump menjadi ancaman bagi demokrasi AS, pembohong, dan orang yang rasis. Mereka juga tidak suka dengan gaya dan perilaku Trump yang bombastis dan menghancurkan norma.
Sebaliknya, para pendukung Trump justru mengagumi sikap dan cara bicara Trump yang selalu terus terang dan kerap menyakiti orang lain.
Menyibukkan diri
Para pemilih AS yang memberikan suaranya di pemungutan dini pada tahun ini harus menahan napas dan sabar menunggu sampai pemungutan suara ditutup dan semua suara dihitung untuk mengetahui hasil akhirnya.
Supaya tidak stres, banyak warga AS yang memilih mengalihkan perhatian dengan menyibukkan diri dengan berolahraga lari, yoga, meditasi, atau menulis.
Sylvia Baer (70), warga New Jersey, memilih mengaarantina dirinya di rumahnya di Fort Lauderdale sambil menulis cerita pendek dan puisi. ”Hanya itu yang akan bisa menyelamatkan saya. Saya mau menulis saja,” ujarnya.
Baer yang juga guru besar bidang sastra Amerika itu mulai menulis cerita-cerita pendek, seperti memoar, sejak pandemi Covid-19 menyerang kampung halamannya. Semua cerita pendek dan puisi itu lalu ia bagikan di media sosial Facebook sebagai cara untuk mengatasi derasnya informasi pilpres.
Kampanye presiden Trump dan Biden membuat banyak warga AS kelelahan. Ditambah lagi kelelahan setelah selama berbulan-bulan harus menghadapi gempuran Covid-19 dan berada dalam situasi selalu khawatir dan penuh ketidakpastian.
Pematung Joe Szutz (77) menceritakan istrinya hanya akan berbaring di bawah meja makan sampai semua tempat pemungutan suara ditutup dan suara selesai dihitung.
”Saya akan memastikan semua anggota keluarga saya tidak melihat TV atau mendengarkan radio. Saya juga akan membuat patung saja atau menyapu halaman dari daun-daun yang gugur,” ujarnya.
Lisa Shapiro, wartawan di New York City yang mendukung Demokrat, juga berencana menulis, meditasi, dan menjahit masker saja. Kalau berbagai kegiatan itu masih belum cukup, ia akan meminum wiski sambil menunggu semua berakhir.
Kegiatan pembelajaran di Berkeley School of Law, The University of California, pun dihentikan sementara untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk.
Direktur Keadilan dan Inklusi di Berkeley School of Law Emily Bruce menawarkan sesi meditasi dengan pendampingan selama 30 menit untuk mengatasi kegelisahan yang dihadapi banyak mahasiswanya.
”Harapannya, cara ini paling tidak akan bisa membuat mahasiswa saya tenang dan tidak banyak memikirkan soal pilpres,” ujarnya. (REUTERS)