Parade Militer Korea Utara Menggetarkan Korea Selatan
Parade militer Pyongyang membuat Dewan Keamanan Nasional Korsel di Seoul langsung menggelar rapat darurat untuk membahas perkembangan senjata nuklir Korut.
Oleh
Luki Aulia
·4 menit baca
SEOUL, SENIN — Kantor berita resmi Korea Selatan, Yonhap, Minggu (11/10/2020) melaporkan, rudal balistik antarbenua (ICBM) baru Korea Utara yang dipamerkan selama parade militer untuk memeringati HUT ke-75 Partai Buruh Korea merupakan hasil paduan teknologi rudal terbaru.
Dalam parade yang diadakan di Pyongyang, Sabtu (10/10/2020), Korea Utara meluncurkan ICBM baru yang dibawa dengan transporter erector launcher (TEL). Kendaraan itu memiliki 22 roda, terbesar yang pernah dipakai untuk mengangkut model rudal sebelumnya, Hwasong-15, yang digerakkan oleh TEL 18 roda.
Para ahli mengatakan, peningkatan jumlah roda dan badan kendaraan yang lebih panjang menunjukkan bahwa bobot rudal lebih berat dari model sebelumnya.
Parade militer Korut yang memamerkan persenjataan terbaru itu membuat Korsel ketar-ketir. Seoul mengingatkan rezim Kim Jong Un untuk tetap memegang komitmen kesepakatan yang menjamin tidak akan ada konflik bersenjata di antara keduanya.
Kantor kepresidenan Korsel, Minggu (11/10/2020), menyebutkan setelah parade militer Korut, Sabtu lalu, Dewan Keamanan Nasional Korsel langsung rapat darurat membahas persenjataan dan isi pidato Kim.
”Kami mengingatkan ada beragam kesepekatan antara Korsel dan Korut yang gunanya mencegah konflik bersenjata dan perang,” sebut pernyataan tertulis kantor kepresidenan Korsel.
Dalam rangka peringatan 75 tahun berdirinya Partai Buruh Korut, Pyongyang menggelar parade militer besar-besaran yang memamerkan persenjataan baru, termasuk rudal balistik antarbenua (ICBM) dan rudal balistik yang diluncurkan dari kapal selam (SLBM).
Dalam pidatonya, Kim bertekad akan tetap membangun kekuatan militernya dan berharap kedua negara bersaudara itu bisa kembali bekerja sama setelah pandemi Covid-19 berakhir.
Kementerian Unifikasi Korsel yang menangani urusan lintas perbatasan menyebutkan pidato Kim bisa membuka pintu perdamaian dan hubungan bilateral yang lebih baik.
Pidato itu juga menyiratkan harapan dimulainya kembali proses dialog mengenai berbagai isu, seperti insiden penembakan, kerja sama penanganan pandemi Covid-19, dan bantuan kemanusiaan.
Terkait dengan pamer senjata Korut, Kementerian Pertahanan Korsel mengaku khawatir dan akan menganalisis persoalan ini lebih mendalam dengan Amerika Serikat.
AS terancam
Bukan hanya Korsel yang khawatir dengan senjata baru Korut, AS pun berada dalam kondisi terancam. Para pengamat menilai persenjataan Korut itu termasuk rudal bergerak yang berbahan bakar cair yang terbesar di dunia.
Jeffrey Lewis dari Institut Studi Internasional Middlebury menilai Korut jelas hendak melumpuhkan sistem pertahanan rudal AS di Alaska, AS
Jika rudal ICBM membawa 3 atau 4 hulu ledak, AS setidaknya harus menyiapkan anggaran 1 miliar dollar AS untuk membangun 12-16 pencegat rudal. ”Saya yakin Korut akan bisa membuat hulu ledak lebih cepat,” ujarnya.
Rudal yang dipamerkan Korut diperkirakan sepanjang 24 meter dengan diameter 2,5 meter. Pakar persenjataan, Markus Schiller, menilai, rudal sebesar itu mampu diisi 100 ton bahan bakar. Untuk mengisi bahan bakarnya saja akan butuh waktu berjam-jam. Rudalnya terlalu besar dan berat sehingga sebenarnya tidak praktis.
”Rudal ini tidak bisa dipindah-pindah jika dalam kondisi terisi bahan bakar penuh. Dan tidak mungkin diisi di tempat peluncuran. Sebenarnya ini tidak masuk akal. Korut hanya mau bilang mereka sekarang punya ICBM,” ujarnya.
Para pengamat Korut juga berkali-kali mengatakan, persenjataan yang dipamerkan Korut biasanya baru berupa model atau contoh saja dan belum ada bukti bisa berfungsi sampai nanti betul-betul diuji coba.
Rudal yang dipamerkan itu dibawa dengan kendaraan peluncur besar. Melissa Hanham dari Jaringan Nuklir Terbuka menilai truk pengangkut dan peluncur rudal itu yang justru terlihat menakutkan. ”Kalau Korut bisa membuat kendaraan seperti itu, berarti mereka bisa membuat ICBM sebanyak apa pun,” ujarnya.
Rudal ICBM itu membuktikan upaya Korut yang terus mengembangkan persenjataan. ”Suka atau tidak suka, Korut kini negara berkekuatan nuklir dan bisa jadi negara nuklir ketiga, setelah Rusia dan China, yang mampu menyerang kota-kota AS,” kata Andrei Lankov dari Kelompok Risiko Korea.
Parade militer dan pidato Kim berlangsung saat hubungan Korsel dan Korut sedang tegang gara-gara kasus dugaan pembunuhan nelayan Korsel oleh tentara Korut, bulan lalu. Sebelumnya, nelayan Korsel dikabarkan hilang.
Korsel mengajak Korut menyelidiki kasus ini bersama-sama setelah Korsel mendapat informasi tentara Korut membunuh dan membakar nelayan itu. Korut membantah tuduhan itu dan berdalih yang dibakar hanya pelampung yang dipakai nelayan itu. (REUTERS/AFP/CAL)