Beijing berniat untuk sukses mempertahankan, mengonsolidasikan, dan mengembangkan hubungan dengan sekutu, Pyongyang.
Oleh
Pascal S Bin Saju
·3 menit baca
SEOUL, MINGGU — Presiden China Xi Jinping menyampaikan ucapan selamat kepada Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong Un atas peringatan berdirinya partai yang berkuasa di negara itu. Dalam pesannya Xi mengatakan, Beijing ingin memperdalam hubungannya dengan Pyongyang.
Kantor berita Korea Utara, KCNA, Sabtu (10/10/2020) pagi, melaporkan, Beijing ingin mendorong perkembangan jangka panjang dan stabil dalam hubungan China-Korut.
”Kami berniat untuk sukses mempertahankan, mengonsolidasikan, dan mengembangkan hubungan China-Korea bersama dengan sekutu Korea dan mendorong perkembangan jangka panjang dan stabil tujuan bersama dua negara sosialis ini,” kata KCNA mengutip pernyataan Xi.
Hari Sabtu (10/10/2020), Korut memperingati 75 tahun berdirinya Partai Buruh yang berkuasa. Serangkaian upacara dan acara penting seperti kemungkinan parade militer skala besar, yang menampilkan beberapa rudal balistik jarak jauh Korut untuk pertama kalinya sejak 2018.
Korut diperkirakan akan mengadakan parade militer besar-besaran. Dalam parade itu kemungkinan akan tampil senjata strategis baru, tetapi tidak ada tanda-tanda bahwa televisi pemerintah akan menyiarkan secara langsung.
Menurut KCNA, Xi mengatakan bahwa dia ”sangat senang” dengan pencapaian yang telah diraih Korut dalam beberapa tahun ini. Xi juga senang Korut semakin terlibat dengan negara-negara lain dalam menghadapi kesulitan dan tantangan.
Setelah hubungan yang dingin selama bertahun-tahun karena China bergabung dengan AS dan negara-negara lain untuk menjatuhkan sanksi kepada Korut atas program senjata nuklir dan rudal balistiknya, Xi dan Kim telah lima kali bertemu pada 2018 dan 2019. Langkah-langkah diplomatik Korut dilakukan, termasuk pertemuan Kim dengan Presiden AS Donald Trump.
Korut juga mengatakan, tidak memiliki kasus Covid-19 yang dikonfirmasi. Penutupan perbatasan yang ketat dan langkah-langkah lain yang diberlakukan untuk mencegah wabah semakin menekan ekonominya, yang sangat bergantung pada perdagangan dengan China.
Sementara itu, saudari berpengaruh dari Kim beberapa waktu lalu telah menegaskan bahwa ”tidak perlu” ada lagi pertemuan puncak dengan AS kecuali Washington menawarkan ”perubahan yang menentukan” dalam pendekatannya.
Kim dan Trump pertama kali bertemu di Singapura dua tahun lalu, tetapi pembicaraan mengenai persenjataan nuklir Pyongyang telah terhenti sejak KTT mereka di Hanoi gagal pada awal 2019.
Trump, minggu ini, mengatakan, dia pasti akan bertemu dengan Kim lagi, ”Jika saya pikir itu akan banyak membantu.” Pertemuan dijadwal aka digelar jika Trump memenangi pemilihan presiden AS, 3 November.
Namun, dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh KCNA, Kim Yo Jong, saudari Kim yang telah muncul sebagai salah satu penasihat terdekat kakaknya, mengatakan, ”Kami tidak perlu duduk bersama dengan AS sekarang ini.”
Jika sebuah KTT diadakan, Yo Jong mengatakan, ”Jelas terlihat bahwa (pertemuan) itu hanya akan digunakan sebagai ajang bualan yang membosankan karena datang dari martabat seseorang.” (REUTERS/AFP)