Hampir semua negara utama dengan penduduk mayoritas Muslim telah menggandeng China untuk mengembangkan vaksin Covid-19. Sebagian negara-negara itu akan mendapat vaksin itu lewat pasokan negara Muslim lainnya.
Oleh
kris mada
·4 menit baca
BEIJING, MINGGU — Turki, Bangladesh, dan Pakistan menyusul masuk daftar negara-negara berpenduduk mayoritas Muslim yang akan menguji vaksin Covid-19 buatan China. Kini semakin banyak negara berpenduduk mayoritas Muslim menjadi lokasi uji klinis vaksin-vaksin buatan China.
Sinovac, perusahaan farmasi China, mengumumkan bahwa Turki dan Bangladesh telah memberi persetujuan uji klinis pada vaksin Covid-19 yang mereka kembangkan. Persetujuan itu diungkap pemimpin Sinovac, Yin Weidong, kepada kantor berita Reuters, Minggu (6/9/2020). Vaksin sejenis tengah diuji di Indonesia dan Brasil.
Perusahaan farmasi China lainnya, China National Biotec Group (CNBG), juga mengumumkan akan menguji vaksin di Pakistan. CNBG akan menguji calon vaksin yang tengah dikembangkan di Beijing. Sementara di Serbia, CNBG menguji vaksin yang dikembangkan di Wuhan, kota pertama tempat asal Covid-19 yang meluas beberapa bulan lalu.
Wakil Presiden CNBG Zhang Yuntao berharap 50.000 orang di 10 negara akan bergabung dalam uji klinis vaksin yang dikembangkan induk SinoPharm itu. Selain di Pakistan dan Serbia, CNBG telah menguji calon vaksinnya di Argentina, Bahrain, Maroko, Peru, Uni Emirat Arab, dan Jordania. Maroko juga akan menyusul menjadi lokasi uji klinis calon vaksin buatan CNBG.
Dengan keputusan Bangladesh, Pakistan, dan Turki, hampir separuh dari negara-negara berpenduduk mayoritas Muslim menjadi lokasi uji klinis vaksin Covid yang dikembangkan China. Bahkan, Indonesia dan Mesir sudah berancang-ancang menjadi mitra produksi untuk vaksin Covid-19 dari China tersebut. Jakarta juga ingin menjadi pemasok bagi negara-negara lain, terutama di Asia Tenggara dan Pasifik Selatan. Sementara Kairo ingin jadi pemasok bagi Afrika.
Indonesia juga telah memesan hampir 390 juta dosis bibit vaksin dari Sinovac dan Sinopharm. Bibit itu akan dicampurkan dengan bahan baku vaksin buatan Indonesia. Dari 10 negara utama dengan populasi Muslim yang besar, hanya India, Irak, Iran, dan Nigeria yang belum menjadi lokasi uji klinis vaksin buatan China. Nigeria, bersama sejumlah negara lain dengan populasi Muslim yang banyak, seperti Sudan, Aljazair, dan Maroko, menjadi sasaran pemasaran vaksin China yang dibuat di Mesir.
Zhang mengatakan, CNBG kini telah mencatat pesanan total 500 juta dosis dari beberapa negara. Sayangnya, kapasitas produksi CNBG paling banyak 300 juta dosis. Perusahaan itu kini sedang berusaha meningkatkan produksinya agar bisa mencapai 1 miliar dosis per tahun.
China tidak hanya menguji calon vaksinnya di luar negeri. Sejumlah tenaga kesehatan China telah disuntik vaksin Covid-19 buatan Sinovac. Imunisasi itu bagian dari langkah darurat untuk menghadapi pandemi.
Direktur Senior Pengembangan Bisnis Sinovac Helen Yang menyebut vaksin buatan Sinovac telah disuntikan ke puluhan ribuan orang. Sementara CNBG berencana segera menyediakan vaksin untuk para diplomat China di beberapa negara.
Isolasi Australia
Sementara Australia mengumumkan, isolasi di Melbourne akan berlanjut. Gubernur Victoria Daniel Andrews mengatakan, isolasi saat ini akan berlanjut sampai 28 September 2020. Setelah ini, negara bagian yang wilayahnya termasuk Melbourne itu akan melanjutkan isolasi untuk mengendalikan laju infeksi Covid-19. ”Kalau membuka terlalu cepat, kita akan memulai gelombang ketiga,” ujarnya.
Victoria melaporkan 63 kasus baru pada Minggu, jauh merosot dari hingga 700 kasus pada masa puncak pandemi beberapa bulan lalu. Walakin, pemerintah Victoria tetap berhati-hati dan memutuskan memperpanjang isolasi.
Sampai 26 Oktober 2020, siapa pun dilarang pergi melebihi 3 kilometer dari tempat tinggalnya. Jam malam diberlakukan mulai pukul 21.00. Khusus untuk orang yang tinggal sendirian bisa tetap keluar rumah sampai pukul 23.00. Apabila kasus harian kurang dari 50 orang, orang-orang bisa berkumpul di luar rumah dengan jumlah paling banyak 5 peserta di setiap kelompok.
Pengumuman itu disiarkan beberapa hari setelah Australia menangkap belasan orang yang memprotes isolasi. Bahkan, seorang perempuan hamil turut ditangkap karena menentang isolasi. Kepolisian Australia berkeras, penangkapan mereka sesuai dengan prosedur dan siap mempertanggungjawabkan keputusan itu.
Penolakan terhadap isolasi dan kewajiban memakai masker tidak hanya terjadi di Australia. Di Italia dan Kroasia, ribuan orang berunjuk rasa menentang isolasi dan kewajiban mengenakan masker.
Di Roma, Italia, orang-orang berkumpul untuk menentang kewajiban mengenakan masker dan jaga jarak. Sebagian orang sengaja mengenakan masker yang dirobek. Pemerintah menyikapi itu dengan menyebut hampir 300.000 orang terinfeksi, 35.000 di antaranya meninggal, selama pandemi Covid-19 melanda Italia. Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte mengatakan, isolasi terbatas akan terus diberlakukan.
Sementara di Kroasia, pengunjuk rasa beralasan bahwa isolasi dan kewajiban mengenakan masker melanggar hak asasi manusia (HAM) dan membatasi kebebasan. Kebijakan penanggulangan Covid-19 membuat pergerakan terbatas dan menyulitkan interaksi.
Kala Eropa mencatatkan hingga ribuan kasus per hari pada masa puncak pandemi, Kroasia sukses menekan infeksi total di bawah 1.000 kasus sepanjang pandemi. Keadaan berubah sejak Juni kala musim liburan dimulai. Kini, sudah lebih dari 12.000 infeksi Covid-19 tercatat di Kroasia. Karena itu, sejak Juli, setiap pengguna kendaraan umum diwajibkan memakai masker. (AFP/REUTERS)