Raja Salman Masuk Rumah Sakit akibat Radang Kantong Empedu
Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud masuk rumah sakit karena menderita radang kantong empedu. Penguasa kedua di kawasan Teluk yang dirawat di rumah sakit setelah Emir Kuwait Sheikh Sabah al-Ahmad al-Sabah.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·3 menit baca
RIYADH, SENIN — Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud dibawa ke rumah sakit di Riyadh, Arab Saudi, Senin (20/7/2020). Kantor berita Arab, SPA, melaporkan bahwa raja berusia 84 tahun itu menderita radang kantong empedu.
Raja Salman yang menjadi penguasa negara pengekspor minyak terbesar di dunia dan menjadi sekutu Amerika Serikat sejak tahun 2015 itu menjalani pemeriksaan kesehatan di King Faisal Specialist Hospital di Riyadh, yang sudah sering merawat anggota kerajaan. Namun, tidak tersedia detail tentang informasi ini.
Setelah muncul berita ini, Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan al-Saud mengatakan, Perdana Menteri Irak Mustafa al-Kadhimi menunda lawatan terjadwalnya ke Arab Saudi.
Raja Salman adalah penguasa kedua di kawasan Teluk yang dirawat di rumah sakit. Sehari sebelumnya, Emir Kuwait Sheikh Sabah al-Ahmad al-Sabah (91) juga dibawa ke rumah sakit untuk menjalani operasi. Selama Sheikh Sabah menjalani perawatan di rumah sakit, pemerintahan Kuwait dikendalikan oleh Putra Mahkota Kuwait Nawaf al-Ahmad al-Sabah (83).
Harian Telegraph melaporkan bahwa Raja Salman tidak terlihat di depan publik dalam beberapa bulan terakhir karena kebijakan jaga jarak sosial yang diterapkan untuk menekan pandemi Covid-19 di dalam kerajaan. Meski begitu, penjaga dua kota suci umat Islam itu terlihat dalam foto yang dirilis kantor berita milik pemerintah saat menghadiri pertemuan virtual dengan para anggota kabinetnya.
[caption id="attachment_11327421" align="alignnone" width="720"] Pintu gerbang King Faisal Specialist Hospital tempat Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud dirawat, Senin (20/7/2020).[/caption]
Sebelum bertakhta, Raja Salman merupakan putra mahkota selama hampir tiga tahun dan sekaligus wakil perdana menteri sejak Juni 2012. Ia juga pernah menjadi Gubernur Riyadh lebih dari 50 tahun.
Raja Salman dinilai sebagai Raja Saudi terakhir dari generasi anak pendiri Arab Saudi, Raja Abdulaziz. Kesehatan Raja Salman sangat dipantau oleh para pengamat karena kekuasaan besar yang dipegangnya sebagai kepala pemimpin negara produsen minyak terbesar di dunia dan salah satu kekuatan ekonomi di Timur Tengah.
Raja Salman telah menjadikan putranya yang berusia 34 tahun, Mohammed bin Salman atau lebih dikenal luas dengan panggilan MBS, sebagai putra mahkota. Dengan dukungan Raja Salman, MBS telah meluncurkan reformasi untuk mengubah perekonomian Saudi dan mengakhiri ”ketergantungan” pada minyak.
Pangeran yang populer di mata generasi muda Saudi itu telah mendapat banyak pujian karena melonggarkan pembatasan sosial di kerajaan tersebut dengan memberikan hak-hak kepada perempuan dan menjanjikan diversifikasi ekonomi. Bagi para pendukung raja, keberanian melakukan perubahan di dalam negeri dan di luar negeri itu disambut baik setelah puluhan tahun stagnasi dan penuh kehati-hatian.
Namun, kontrol negara atas media dan sikap kerasnya terhadap perbedaan menjadi sulit untuk mengukur antusiasme publik domestik Saudi. Reformasi yang diluncurkan putra mahkota tersebut disertai dengan pembersihan anggota kerajaan dan pengusaha yang korup serta perang yang menelan biaya tinggi di Yaman, yang membuat takut sejumlah sekutu dan investor.
Nama baik MBS mendapat pukulan telak dalam kasus pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi pada tahun 2018 di tangan personel keamanan Saudi yang dekat dengannya. (REUTERS)