Emir Kuwait Sakit Memantik Isu Pergantian Kekuasaan
Kabar bahwa Emir Kuwait Sheikh Sabah masuk rumah sakit memantik kembali pembahasan transisi kekuasaan di lingkungan keluarga besar penguasa Kuwait.
Oleh
Luki Aulia
·2 menit baca
DUBAI, MINGGU —Putra Mahkota Kuwait, Nawaf al-Ahmad al-Sabah (83), mengendalikan pemerintahan untuk sementara setelah Emir Kuwait Sheikh Sabah al-Ahmad al-Sabah (91), Sabtu lalu, dilarikan ke rumah sakit. Pada Minggu (19/7/2020) ia menjalani operasi untuk menyelamatkan kesehatannya.
Kabar tersebut akan memantik kembali pembahasan transisi kekuasaan di lingkungan keluarga besar penguasa Kuwait. Isu pergantian kekuasaan pun kembali menghangat setelah kesehatan Sheikh Sabah menurun.
Kantor berita KUNA dan Gulf News, Minggu, menyebutkan, operasi terhadap Sheikh Sabah berhasil dilakukan. Namun, kantor Emir Kuwait tidak merinci operasi apa yang dijalankan Sheikh Sabah.
Surat keputusan kementerian yang diunggah media setempat, Kuwait Al-Youm, menyebutkan, putra mahkota yang merupakan adik tiri Sheikh Sabah akan memegang kekuasaan hingga kondisi kesehatan kakaknya membaik.
Pada Agustus 2019, Sheikh Sabah juga pernah sakit hingga dirawat di rumah sakit. Namun, tidak disebutkan penyakit yang diderita. Ia sakit setelah bertemu Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif.
Satu bulan kemudian, Sheikh Sabah juga masuk rumah sakit saat memeriksakan kondisi kesehatannya di Amerika Serikat. Pada waktu itu, menurut media Al Jazeera, ia sakit karena gangguan saluran kemih.
Sheikh Sabah mulai memegang tampuk kekuasaan pada 2006 untuk menggantikan Sheikh Saad al-Abdullah al-Sabah yang sakit dan juga sering tampil di publik dengan kursi roda dan tidak berbicara sepatah kata pun.
Kepemimpinan Sheikh Saad hanya berlangsung singkat, sembilan hari saja. Namun, anggota keluarga penguasa Kuwait yang lain tidak setuju dengan pemilihan Sheikh Sabah sebagai pengganti Sheikh Saad.
Perebutan kekuasaan
Pemilihan Sheikh Sabah dianggap tidak sesuai dengan pengaturan pembagian kekuasaan di antara keluarga besar penguasa Kuwait.
Selama ini Kuwait dipandang sebagai negara paling stabil secara politik dengan parlemen yang paling kuat di antara negara-negara di Teluk Arab. Padahal, dalam keluarga besar penguasa Kuwait selama ini terjadi perebutan kekuasaan yang sengit.
Kuwait yang berpenduduk 4,1 juta jiwa itu dikenal sebagai negara yang memiliki kekayaan sumber minyak keenam terbanyak di dunia. Negara ini menjadi sekutu setia Amerika Serikat sejak pasukan keamanan Saddam Hussein di Irak berhasil diusir dalam Perang Teluk 1991.
Kini di Kuwait terdapat sekitar 13.500 tentara AS yang mayoritas bermarkas di Kamp Arifjan, kota di Kuwait selatan. Daerah itu juga menjadi markas komando Angkatan Darat AS.
Selama masa kepemimpinannya, Sheikh Sabah mendorong upaya diplomasi menyelesaikan beragam persoalan regional, seperti pemboikotan Qatar oleh empat negara Arab.
Kuwait juga menjadi donor utama dalam konferensi bagi Irak dan Suriah. Sebelum menjadi sheikh, Sheikh Sabah bertugas sebagai Menteri luar Negeri Kuwait selama 10 tahun. (REUTERS/AP)