Jerman Siapkan Isolasi Model Baru untuk Antisipasi Gelombang Kedua Korona
Penginapan dan kedai daerah lain dilarang menerima pelanggan dari daerah yang diisolasi. Isolasi akan lebih terbatas dan mengarah ke lokasi yang benar-benar mengalami lonjakan penyebaran virus korona baru.
Oleh
kris mada
·3 menit baca
BERLIN, JUMAT - Jerman menyiapkan isolasi model baru untuk mengantisipasi gelombang kedua pandemi Covid-19. Isolasi akan lebih terbatas dan mengarah ke lokasi yang benar-benar mengalami lonjakan penyebaran virus korona baru. Tentara akan dilibatkan untuk memastikan isolasi berlangsung.
Pemerintah federal dan daerah di Jerman menyepakati isolasi itu, Kamis (16/7/2020). Dalam aturan baru, tetap ada larangan masuk dan keluar dari daerah yang diisolasi. Akan diberlakukan pula pelacakan pengidap. Siapa pun yang akan keluar dari daerah isolasi harus bisa membuktikan tidak terinfeksi dalam 48 jam sebelum berangkat.
Penginapan dan kedai daerah lain dilarang menerima pelanggan dari daerah yang diisolasi. Larangan berlaku jika pelanggan tidak bisa menunjukkan bukti tidak terinfeksi dalam 48 jam sebelum tiba di penginapan dan kedai makan.
Pimpinan Asosiasi Pemerintah Kota Jerman Gerd Landsberg menyebut model baru isolasi itu sudah tepat. “Hal ini juga berarti isolasi tidak akan berlaku dalam hitungan pekan atau bulan, melainkan hanya beberapa hari,” ujarnya.
Kepala Staf Kantor Kanselir Jerman, Helge Braun, mengatakan bahwa cara baru itu untuk pengendalian yang lebih cepat, kecil, dan tetap. Cara itu lebih baik dibandingkan isolasi meluas dan telah memicu gangguan ekonomi. Dalam cara baru, tentara bisa dilibatkan untuk membantu pemerintah daerah menggelar tes.
Isolasi akan diberlakukan di suatu daerah bila laju infeksi dinilai sulit terkendali dan pelacakan kontak pengidap sulit dilakukan. Jerman tetap memberlakukan batas infeksi paling banyak 50 orang per 100.000 penduduk.
Isolasi model baru itu disepakati setelah tepat selepas isolasi di dua distrik pada negara bagian North Rhine-Westphalia dicabut. Isolasi di sana diberlakukan karena ada lonjakan infeksi di antara pekerja rumah potong hewan. Pengusaha setempat memprotes dan akhirnya pengadilan mempersempit wilayah isolasi.
Antisipasi Kasus Impor
Isolasi terbatas juga ditetapkan di tengah kecemasan atas peluang kasus impor. Warga Jerman marah karena beredar video sejumlah pelancong negara itu berpesta di Mallorca, Spanyol. Para pelawat itu terekam tidak menjaga jarak dan tidak memakai masker. Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn mengaku amat prihatin dengan itu. “Saya memahami ketidaksabaran, akan tetapi risiko infeksi amat tinggi di tempat pesta. Ballermann tidak bisa menjadi Ischgl kedua," ujarnya.
Ballermann adalah pusat hiburan malam di Mallorca dan kerap disambangi pelancong Jerman. Sementara Ischgl adalah lokasi wisata ski di Austria yang menjadi salah satu pusat wabah Covid-19 pertama di Eropa. Seperti di banyak negara, Jerman juga mencatat kasus-kasus awal Covid-19 selepas warganya kembali dari liburan. Kini, menjelang akhir musim panas, Jerman dan banyak negara lain bersiap menerima lagi warga yang pulang dari liburan pertama selepas isolasi total.
Spahn mengingatkan potensi gelombang kedua pandemi Covid-19. Seluruh warga Jerman diajak melakukan semua yang bisa untuk mencegah lonjakan infeksi. “Gelombang kedua tidak otomatis di musim gugur dan musim dingin. Bersama, kita bisa mencegahnya,” kata dia sebagaimana dikutip Deutshce Welle.
Ia mendesak warga tetap menjaga jarak dan menghindari kerumunan. Spahn juga menyebut, OktoberFest, perayaan di akhir musim gugur, telah dibatalkan oleh penyelenggara resmi dan warga Jerman diharapkan tidak menggelar perayaan sendiri.
Selain itu, ia mengatakan telah menghubungi Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus. Kepada Tedros, Spahn menyampaikan desakan Berlin agar WHO meninjau ulang panduan menghadapi Covid-19.
Ia juga mendesak WHO segera mengirimkan pakar dari komisi penyelidiki independen yang dibentuk untuk memeriksa muasal Covid-19. Proses penyelidikan diharapkan berlangsung secepatnya. Penyelidikan itu penting karena bisa menghasilkan beberapa langkah cepat terkait tata kelola WHO dan peningkatan kerja sama. (AFP/REUTERS)