Dengan sejumlah tambahan laporan kasus infeksi baru dan kedatangan musim dingin, potensi gelombang kedua pandemi dikhawatirkan mendekati UE. UE masih belum menyepakati soal dana stimulus senilai 2,1 miliar dollar AS.
Oleh
kris mada
·3 menit baca
KENZO TRIBOUILLARD/AFP
Foto ini diambil pada 28 Mei 2020 di Brussels. Tampak bendera Uni Eropa berkibar di luar gedung Komisi Eropa di Brussels, Belgia. Komisi blok tersebut telah mengumumkan serangkaian persiapan untuk menghadapi potensi gelombang kedua Covid-19.
BRUSSELS, KAMIS — Negara-negara Eropa diminta mewaspadai potensi gelombang kedua pandemi Covid-19. Di sisi lain, Uni Eropa juga masih terus kewalahan mengoordinasikan penanganan bersama atas pandemi itu.
Wakil Ketua Komisi Eropa Margaritis Schinas menyebut UE belum melakukan yang terbaik untuk menangani gelombang pertama pandemi. Meskipun demikian, UE dinyatakan telah belajar dan bersiap untuk potensi gelombang kedua. ”Virusnya masih bersama kita,” ujarnya, Rabu (15/7/2020) di Brussels, Belgia.
Komisi UE telah mengumumkan serangkaian persiapan untuk menghadapi potensi gelombang kedua. Dengan sejumlah tambahan laporan kasus infeksi baru dan kedatangan musim dingin, potensi gelombang kedua pandemi dikhawatirkan mendekati UE.
”Kami mencari cara mengurangi risiko keterkaitan Covid-19 dan influenza musiman di musim gugur. Inilah saat pertama kali kedua penyakit akan datang bersamaan. Kami tidak mau melihat kurangnya koordinasi seperti di awal pandemi,” tuturnya.
Komisi tidak ingin ada isolasi total lagi. Walakin, semua negara diminta sangat waspada. ”Bulan lalu, pembatasan dilonggarkan dan orang-orang melakukan yang disebutkan kebiasaan baru. Sayangnya, kita juga menyaksikan laporan penyebaran di banyak negara. Persiapan adalah kunci, khususnya menjelang musim gugur dan musim dingin,” ujarnya.
AFP/KENZO TRIBOUILLARD
Seorang pejalan kaki memakai masker saat ia melewati spanduk bertuliskan ”Coronavirus Global Response” di depan gedung Komisi Uni Eropa, Brussels, 6 Mei 2020. UE dilaporkan belum melakukan yang terbaik dalam menghadapi gelombang pertama pandemi Covid-19.
Solusi pendanaan
Meski Schinas menyatakan ada perbaikan koordinasi, UE tetap masih menunjukkan perbedaan soal penanganan pandemi. UE masih belum menyepakati soal dana stimulus senilai 2,1 miliar dollar AS.
”Kesepakatan besar dan persatuan UE dipertaruhkan. Kami telah mencapai konsensus yang dibutuhkan untuk kesepakatan cepat. Saya tidak bertaruh soal itu. Walakin, saya optimistis ada peluang terobosan,” kata Menteri Jerman untuk Urusan Eropa Michael Roth.
Ia menyebut masih ada perbedaan, terutama soal besaran dana pemulihan. Sebagian mengusulkan nilai totalnya mendekati 900 juta dollar AS. Selain itu, ada pula pertanyaan apakah dana itu berstatus hibah atau pinjaman.
Austria, Belanda, Denmark, dan Finlandia menginginkan dana dikucurkan sebagai utang. Mereka juga menolak memberi talangan yang dianggap sebagai kecerobohan keuangan. Sejumlah pejabat UE mencoba membujuk empat negara itu untuk menurunkan tuntutan. Sebab, anggota UE di selatan seperti Spanyol, Italia, dan Perancis meminta dana dikucurkan sebagai hibah.
Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez mengatakan, UE akan menghadapi masa-masa sulit. ”Kami punya perbedaan pandangan soal cara menangani krisis, walakin kami punya tujuan bersama yang sama. Jika menunda penanganan, maka akan menunda pemulihan dan krisis semakin buruk. Kita harus berkorban untuk mencapai kesepakatan,” tuturnya.
AP/OLIVIER MATTHYS
Seorang wanita memakai masker untuk mencegah terjangkit Covid-19 saat dia melintasi jalan di Parlemen Eropa di Brussels, Rabu, 27 Mei 2020.
Bersama Yunani dan Italia, Spanyol ikut mengguncang Eropa lewat krisis utang 2009-2011. Negara-negara di selatan kesulitan membayar utang, yang sebagian dimiliki bank-bank Eropa.
Negara-negara itu terus menambah utang dan tidak menerapkan disiplin anggaran seperti dilakukan negara-negara utara. Jika utang selatan tidak dibayar, sistem keuangan dan pembayaran Eropa akan ambruk.
Selain itu, bank-bank Eropa memanfaatkan dana nasabah untuk diinvestasikan ke surat utang yang diterbitkan negara-negara selatan. Untuk mencegah keadaan semakin memburuk, Bank Sentral Eropa (ECB) akhirnya mengucurkan dana talangan. (AFP/REUTERS)