Trump Unggul di Kampanye Digital, Biden Diusulkan Pakai Taktik Kreatif
Tim pemenangan Joe Biden dan Demokrat mengakui Donald Trump unggul di aneka pelantar daring. Biden harus segera menyesuaikan diri untuk mengimbangi kampanye digital Trump yang disokong dana dan data besar.
Oleh
kris mada
·4 menit baca
AP PHOTO
Dalam foto gabungan ini, tampak mantan Wakil Presiden AS Joe Biden saat berbicara di Wilmington, AS, 12 Maret 2020 (kiri), dan Presiden Donald Trump saat berbicara di Gedung Putih, Washinton DC, 5 April 2020.
WASHINGTON DC, SELASA — Presiden Amerika Donald Trump terus menggerus keunggulan bakal calon lawannya di pemilihan presiden AS, Joe Biden. Trump memimpin di kampanye digital dan penggalangan dana serta mengurangi selisih peluang keterpilihan dari Biden.
Kampanye digital menjadi andalan di tengah pembatasan gerak yang diberlakukan untuk mengendalikan laju infeksi Covid-19. Sejak Senin (11/5/2020), Biden meningkatkan jumlah staf untuk penanganan kampanye digital yang disiarkan di berbagai pelantar.
Biden menyampaikan pesan bahwa warga AS menginginkan pemimpin dengan keterampilan dan pengalaman. ”Dia siap memimpin di tengah krisis. Dia punya welas asih dan empati yang kurang (dimiliki) Trump,” kata Direktur Reaksi Cepat Tim Pemenangan Biden, Mike Gwin, Senin (11/5/2020) waktu Washington DC atau Selasa pagi WIB.
Tim pemenangan Biden dan Demokrat mengakui Trump unggul di aneka pelantar daring, seperti Twitter, Facebook, Youtube, dan Instagram. Trump unggul karena status sebagai presiden membuatnya lebih kerap tampil dengan aneka ragam latar dan pembahasan.
REUTERS/MIKE BLAKE
Mantan Wakil Presiden AS Joe Biden (tengah) berpidato dalam kampanye di Los Angeles, California, AS, 4 Maret 2020. Ia bersaing dengan Senator Bernie Sanders dalam memperebutkan tiket calon presiden dari Partai Demokrat.
Sebaliknya, Biden mengandalkan materi-materi yang dibuat dari rubanah rumahnya di Delaware. Sejumlah anggota Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Demokrat menilai studio di rubanah Biden terlalu kaku dan penuh.
Para anggota Bappilu Demokrat menyebut Biden harus segera menyesuaikan diri untuk mengimbangi kampanye digital Trump yang disokong dana dan data besar. Acronyms, salah satu penggiat komunitas digital AS, mengungkap, Trump membelanjakan 55,9 juta dollar AS untuk iklan di Facebook.
Sementara Biden hanya mengucurkan 19,6 juta dollar AS. Pengaturan di pelantar media sosial itu memungkinkan iklan menyasar pengguna tertentu.
”Agar bisa menerobos, (Biden) harus menaikkan irama kampanye, memanfaatkan semua pendukung dan menggunakan taktik kreatif, berdasarkan data, dan cocok untuk virtual,” kata mantan anggota tim pemenangan Barack Obama, David Axelrod dan David Plouffe.
Anggota Bappilu Demokrat, Lis Smith, menyebut kampanye digital justru bisa mangkus (efektif) bagi Biden. Dalam sekali rekaman, Biden bisa menyiarkan kampanye melalui berbagai pelantar.
Dana dan survei
Kampanye memang membutuhkan dana dan Biden selalu tertinggal dari Trump untuk urusan itu. Sepanjang April 2020, Biden dan Demokrat hanya mengumpulkan 60,5 juta dollar AS, sementara Trump dan Republik mengumpulkan 255 juta dollar AS.
”Penggalangan dana kampanye besar Trump menunjukkan Presiden Trump tidak bisa ditahan pada November ini,” kata Ketua Tim Pemenangan Trump, Brad Parscale.
Kompas
Penggalangan dana kampanye besar Trump menunjukkan Presiden Trump tidak bisa ditahan pada November 2020. Dalam foto 16 April 2020 ini, Presiden Donald Trump sedang berbicara tentang penangan virus korona baru penyebab penyakit Covid-19.
Trump juga memangkas selisih keunggulan Biden. Dalam jajak pendapat Reuters dan Ipsos yang disiarkan pada Selasa ini, 43 persen responden menyatakan menyokong Biden dan 41 persen menyokong Trump.
Dengan demikian, selisih keunggulan Biden hanya 2 poin dan hal itu berbahaya apabila mempertimbangkan batas toleransi kesalahan statistik yang biasanya terentang hingga 2 poin. Pekan lalu, Biden unggul 6 poin dan pada pertengahan April 2020 malah unggul 8 poin.
Bahkan, di tengah lonjakan pengangguran yang kini mencapai 33,5 juta orang, 45 persen responden percaya Trump bisa menciptakan lapangan pekerjaan baru. Sebaliknya, hanya 32 persen responden yakin Biden bisa melakukan itu. Padahal, Bappilu Republik dan tim pemenangan Trump paling cemas dengan isu pengangguran yang melonjak di tengah Covid-19.
Konvensi virtual
Bukan hanya kampanye yang harus disesuaikan gara-gara Covid-19. Konvensi nasional Demokrat, yang telah dimundurkan dari Juli ke Agustus 2020, juga tengah dipertimbangkan untuk disesuaikan.
Alih-alih mengumpulkan para pemilik suara di satu tempat seperti dalam hampir tiga abad terakhir, konvensi nasional Demokrat 2020 dipertimbangkan melalui pos atau dapat pula digelar secara virtual.
Masalah itu dibahas komite tata tertib Demokrat dalam rapat pada Selasa ini. Usulan konvensi virtual atau lewat pos harus disetujui komite itu dan seluruh 447 pemilik suara.
PHOTO BY MONEY SHARMA / AFP
Presiden AS Donald Trump (kedua dari kiri) dan Ibu Negara Melania Trump (kiri) saat berada di Motera, di pinggiran Ahmedabad, India, 24 Februari 2020.
Dalam rapat yang direncanakan dimulai pada Selasa malam WIB itu, komite tata tertib akan membahas resolusi untuk memberikan ”kelenturan maksimum” dalam penyelenggaraan konvensi di tengah pandemi ini.
Kelenturan itu untuk menjamin semua pemilik suara bisa menjalankan tugasnya tanpa membahayakan kesehatan masing-masing. Penyelenggara konvensi diusulkan diberi kewenangan menentukan bentuk konvensi, cara pemungutan suara, susunan pelaksana, dan semua aspek konvensi.
Konvensi menjadi arena untuk menentukan dukungan partai secara resmi. Meski menjadi satu-satunya dari 313 peserta seleksi yang tersisa, dukungan bagi Biden tetap harus diputuskan lewat konvensi.
Demikian pula Trump, yang menjadi satu-satunya sisa dari 155 peserta seleksi bakal capres AS dari Republik, harus ditetapkan lewat konvensi nasional.
Republik dan Demokrat sama-sama belum pernah membatalkan konvensi meski di tengah perang yang melanda atau melibatkan AS dalam hampir tiga abad terakhir. Ketua Konvensi Nasional Republik Ronna McDaniel membuka kemungkinkan perubahan konvensi partai itu. (AP/AFP/REUTERS)