JAKARTA, KOMPAS - Jarak yang mencapai belasan ribu kilometer masih menjadi penyebab terhambatnya kerja sama ekonomi antara negara-negara kawasan Asia Tenggara dan Amerika Selatan. Perdagangan di sektor jasa dianggap menjadi solusi terbaik bagi kedua kawasan untuk saat ini.
Direktur Kerja Sama Eksternal ASEAN Kementerian Luar Negeri Benny Yan Pieter Siahaan di Jakarta, Kamis (25/10/2018), menjabarkan, ASEAN dan Mercosur, organisasi yang bergerak di bidang ekonomi dengan anggota Argentina, Brasil, Paraguay, dan Uruguay, sedang menjajaki kesempatan untuk bekerja sama perdagangan dan investasi.
Namun, diskusi terkendala salah satunya jarak kawasan yang jauh sehingga biaya transportasi komoditas ikut tinggi. Lama waktu penerbangan dari Indonesia menuju Argentina, misalnya, mencapai 35 jam.
“Belum lagi jika menggunakan kapal laut,” kata Benny, seusai seminar internasional ASEAN-Mercosur: Towards Deeper Economic Cooperation yang diselenggarakan oleh Universitas Pelita Harapan (UPH).
Pelaku usaha yang tetap tertarik untuk berbisnis harus beradaptasi dengan kondisi tersebut. Salah satunya dengan mengekspor komoditas dalam jumlah yang sangat besar untuk menutupi biaya perjalanan.
Saat ini, prospek kerja sama antara dua kawasan yang potensial dilakukan adalah melalui pariwisata. Selain memiliki peran besar sebagai penyumbang produk domestik bruto (PDB), pariwisata berperan sebagai pintu perkenalan kerja sama bisnis bagi para pelaku usaha. Itu karena potensi kedua negara dapat diketahui melalui sektor tersebut.
Duta Besar Indonesia untuk Argentina Niniek Kun Naryatie menambahkan, sudah saatnya negara-negara kawasan Amerika Selatan membuka diri bagi negara Asia, khususnya Indonesia. Brasil baru menjadi satu-satunya negara Amerika Selatan yang memiliki kebijakan bebas visa untuk paspor biasa bagi Indonesia.
Niniek berharap, agar Argentina dan negara anggota Mercosur lainnya dapat mengikuti jejak Brasil. “Proses pengurusan visa yang lama akan membuat kesempatan berinvestasi hilang,” tuturnya.
Penasihat Hukum Senior Direktorat Jenderal Hukum dan Perjanjian Internasional Mulya Wirana menyampaikan, pembahasan kerja sama bisnis seharusnya telah mudah dengan adanya teknologi digital. Namun, pengenalan dan sosialisasi secara langsung ke negara masing-masing tetap dibutuhkan.
Presiden Mercosur-ASEAN Chamber of Commerce Rodolfo Caffaro Kramer mengatakan, Mercosur berkomitmen untuk menjalin kerja sama dengan pasar di Asia Tenggara. “Bicara mengenai perdagangan sudah tidak harus menyangkut China, Eropa, atau pun Amerika Serikat,” ujarnya.