Cuaca Terik di Jakarta dan Sekitarnya Masih Berpotensi Terjadi Beberapa Hari ke Depan
Pengamatan BMKG, suhu maksimal harian tertinggi sepekan terakhir hingga 36 derajat celsius terjadi di Surabaya, Ciputat, dan Bekasi. Cuaca terik ini masih berpotensi terjadi beberapa hari ke depan.
Oleh
PRADIPTA PANDU MUSTIKA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Cuaca terik pada pagi menjelang siang masih berpotensi terjadi di Jakarta dan wilayah lainnya untuk beberapa hari ke depan. Cuaca terik dan panas ini bukan imbas dari fenomena gelombang panas yang tengah terjadi di sejumlah negara di dunia, tetapi karena Indonesia akan memasuki musim kemarau.
Koordinator Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Miming Saepudin menyampaikan, secara umum wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) sepekan ke depan akan cerah atau berawan pada pagi hingga siang hari. Sementara potensi hujan intensitas ringan hingga sedang dalam durasi singkat masih dapat terjadi pada siang menjelang sore hari.
”Cuaca terik pada pagi menjelang siang di Jabodetabek juga masih berpotensi terjadi beberapa hari ke depan. Cuaca terik ini juga berpotensi terjadi di wilayah Sumatera Selatan, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, serta Bali dan Nusa Tenggara. Kondisi wilayah tersebut umumnya cerah dan berawan pada siang hari,” ujarnya di Jakarta, Jumat (13/5/2022).
Faktor lokal, seperti tutupan lahan atau jumlah pepohonan hingga dominasi pembangunan perkotaan, juga turut memengaruhi peningkatan suhu udara permukaan di wilayah tersebut.
Berdasarkan data hasil pengamatan BMKG, suhu maksimal harian tertinggi sepekan terakhir terjadi di Surabaya, Jawa Timur, yang mencapai 36,4 derajat celsius. Wilayah lainnya yang juga pernah mencapai suhu 36 derajat celsius adalah Ciputat (Tangerang Selatan) dan Bekasi.
Wilayah Ciputat dan sekitarnya yang diukur dari BMKG dan Geofisika II antara periode 1 Mei dan 13 Mei 2022 menunjukkan suhu 33,8-36 derajat celsius. Sementara suhu di Bekasi terukur pada 34-36 derajat celsius dengan puncaknya terjadi pada 8 Mei.
Menurut Miming, cuaca panas dan terik di beberapa wilayah sangat dipengaruhi posisi lintang, topografi, jarak dari lautan, serta sirkulasi udara. Selain itu, faktor lokal, seperti tutupan lahan atau jumlah pepohonan dan dominasi pembangunan perkotaan, juga turut memengaruhi peningkatan suhu udara permukaan di wilayah tersebut.
BMKG memperkirakan cuaca terik dan panas pada siang hari masih akan berlangsung hingga pertengahan Mei. Namun, puncak musim kemarau 2022 di sebagian besar wilayah zona musim diperkirakan terjadi pada Agustus hingga Oktober.
Dengan kondisi cuaca panas di beberapa wilayah ini, BMKG juga telah mengeluarkan peta potensi kemudahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Menurut analisis, potensi tinggi terjadi karhutla berada di wilayah Sumatera bagian pesisir timur, seperti Riau dan Sumatera Selatan serta wilayah Nusa Tenggara.
Bukan gelombang panas
Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto dalam siaran pers sebelumnya juga memastikan bahwa suhu panas terik yang terjadi di wilayah Indonesia bukan imbas dari fenomena gelombang panas. Kondisi yang terjadi di wilayah Indonesia adalah fenomena suhu panas atau terik dalam skala variabilitas harian.
Menurut Organisasi Meteorologi Dunia (WMO), gelombang panas merupakan fenomena kondisi udara panas yang berkepanjangan selama lima hari atau lebih secara berturut-turut. Suhu maksimal harian lebih tinggi dari suhu maksimal rata-rata hingga 5 derajat celsius atau lebih. Fenomena ini kerap terjadi di wilayah lintang menengah-tinggi seperti Eropa dan Amerika yang dipicu kondisi dinamika atmosfer di lintang menengah.
Sementara suhu udara terik yang terjadi pada siang hari di Indonesia dipicu beberapa hal,seperti posisi semu matahari yang sudah berada di wilayah utara ekuator. Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian wilayah Indonesia akan mulai memasuki musim kemarau.
”Dalam kondisi ini, tingkat pertumbuhan awan dan fenomena hujan akan sangat berkurang sehingga cuaca cerah pada pagi menjelang siang hari akan cukup mendominasi,” katanya.
Selain itu, dominasi cuaca yang cerah dan tingkat perawanan yang rendah dapat mengoptimalkan penerimaan sinar matahari di permukaan Bumi. Hal ini juga menyebabkan kondisi suhu yang dirasakan masyarakat menjadi cukup terik pada siang hari.
Guswanto pun meminta masyarakat mewaspadai kondisi suhu panas atau terik pada siang hari yang diperkirakan terjadi hingga pertengahan Mei. Ia juga mengimbau kepada masyarakat agar menjaga kondisi stamina tubuh dan kecukupan cairan tubuh, terutama bagi warga yang beraktivitas di luar ruangan agar tidak terjadi dehidrasi.