Sisihkan 700 Riset, Empat Peneliti BMKG Raih Penghargaan Uni Eropa
Forum GPDRR 2022 di Bali diharapkan mampu menguatkan aksi global dan solidaritas internasional dalam manajemen bencana dan pencegahan bencana secara global.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·3 menit baca
BADUNG, KOMPAS — Empat peneliti di Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah III Denpasar mendapat European Union Star Award dari ajang ”Comprehensive Nuclear Test-Ban Treaty (CTBT) Science and Technology Conference 2021” di Vienna, Austria. Hasil riset terkait pelaksanaan hari raya Nyepi itu dipilih sebagai yang terbaik dari 700 riset di seluruh dunia.
Keempat peneliti itu adalah I Putu Dedy Pratama, Pande Komang Gede Negara, Putu Eka Tulistiawan, dan I Ketut Sudiarta. Mereka membuat penelitian bertajuk ”Dampak Hari Raya Nyepi dalam Pengukuran Parameter Cuaca di Stasiun Pengamatan Sinoptik di Bali”.
Putu Dedy dan kawan-kawan melihat pengaruh dan mengukur dampak hari raya Nyepi terhadap perubahan dan perbandingan suhu rata-rata harian terhadap lama penyinaran matahari dan kelembaban udara rata-rata harian.
Deputi Bidang Geofisika BMKG Suko Prayitno Adi mengatakan, European Union Star Award merupakan penghargaan internasional pertama dari Uni Eropa bagi BMKG. Suko menyebutkan, terdapat 17 penelitian dari Indonesia dalam 700 riset yang diikutkan dalam konferensi itu.
”Dari 17 penelitian itu, sebanyak 13 penelitian adalah riset dari BMKG,” kata Suko.
Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia Vincent Piket mengatakan, penelitian itu berkontribusi memantau iklim dan memberikan gambaran mengenai kualitas udara perkotaan. Penelitian itu juga menunjukkan pentingnya sains dan teknologi menjawab tantangan isu kesehatan masyarakat dan lingkungan.
Piket mengatakan, penghargaan itu diharapkan juga bisa menstimulasi dan memotivasi peneliti-peneliti Indonesia untuk semakin berkontribusi dalam konferensi sains dan teknologi internasional, termasuk dalam Traktat Pelarangan Menyeluruh Uji Coba Senjata Nuklir (Comprehensive Nuclear Test-Ban Treaty/CTBT).
Duta Besar Uni Eropa untuk Organisasi-organisasi Internasional di Vienna Stephan Klement mengatakan, kegiatan konferensi CTBT mempertemukan ilmuwan dan ahli dari seluruh dunia. Stephan yakin, kegiatan terkait sains dan teknologi yang dijalankan Uni Eropa ataupun kerja sama melibatkan komunitas ilmuwan adalah penting guna mencapai universalisasi CTBT.
Dalam kesempatan yang sama, Piket menyebutkan, Forum Global Pengurangan Risiko Bencana (Global Platform for Disaster Risk Reduction/GPDRR) 2022 di Bali diharapkan memperkuat solidaritas internasional membangun ketangguhan dan pencegahan bencana.
GPDRR merupakan forum dua tahunan multipemangku kepentingan terkait dengan penanggulangan risiko bencana yang diinisiasi Perserikatan Bangsa-Bangsa. Pertemuan GPDRR ke-7 di Bali dijadwalkan berlangsung 23-28 Mei 2022.
Piket menambahkan, pertemuan GPDRR pada Mei 2022 di Bali membuktikan kontribusi Indonesia dalam upaya pengurangan risiko bencana di dunia. ”Kami berharap pertemuan Mei mendatang akan menghasilkan persetujuan bersama untuk memperkuat aksi global dan solidaritas internasional dalam manajemen kebencanaan dan upaya pencegahan bencana,” katanya.
Piket juga memastikan keikutsertaan dan keterlibatan Uni Eropa dalam Forum GPDRR di Bali tersebut. Menurut Vincent, Forum GPDRR merupakan pertemuan penting dalam menyiapkan dan menyusun mitigasi bencana yang mengancam keberlangsungan manusia. Menurut Piket, isu global kebencanaan adalah dampak perubahan iklim dan krisis lingkungan.
”Pengurangan CO2, emisi gas rumah kaca, dan pemanasan global harus dilakukan bersama-sama dan harus dilakukan mulai sekarang. Meskipun sekarang masih dalam kondisi krisisi akibat pandemi Covid-19, krisis lingkungan juga harus ditangani karena itu berdampak terhadap keselamatan manusia,” ujar Piket.