Sebagian besar zona musim di Indonesia akan terlambat memasuki kemarau. Sementara itu, sifat hujan dibandingkan rata-rata klimatologisnya cenderung normal.
Oleh
AHMAD ARIF
·3 menit baca
BMKG
Sebagian besar zona musim di Indonesia akan terlambat memasuki musim kemarau.
JAKARTA, KOMPAS — Sebagian besar zona musim di Indonesia akan terlambat memasuki kemarau. Namun, ada wilayah yang akan masuk musim kemarau pada April 2022, sedangkan sifat hujan sebagian besar sama dengan rata-rata klimatologisnya.
Prakiraan musim kemarau 2022 ini disampaikan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati dalam keterangan pers secara daring pada Jumat (18/3/2022). ”Awal musim kemarau di Indonesia akan ditandai dengan aktifnya monsun Australia pada akhir April 2022 dan mendominasi di Indonesia mulai Mei-Agustus 2022,” katanya.
Menurut Dwikorita, dari total 342 zona musim di Indonesia, sebanyak 29,8 persen diprediksi mengawali musim kemarau pada April 2022, yaitu zona musim di Nusa Tenggara, sebagian Bali, dan sebagian Jawa. Sebanyak 22,8 persen wilayah akan memasuki kemarau pada Mei 2022, meliputi sebagian Bali, Jawa, sebagian Sumatera, sebagian Kalimantan, Maluku, dan sebagian Papua.
Musim kemarau sebagian besar akan datang lebih lambat dari normalnya dengan intensitas mirip biasanya. (Dwikorita Karnawati)
Selain itu, sebanyak 23,7 persen wilayah akan memasuki musim kemarau pada Juni 2022, meliputi Sumatera, sebagian Jawa, Kalimantan, Sulawesi, sebagian kecil Maluku, dan sebagian Papua. Sementara 23,7 persen wilayah lainnya awal musim kemarau tersebar pada Januari, Maret, Juli, Agustus, September, dan Oktober.
KOMPAS/FAJAR RAMADHAN
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati
Dwikorita mengatakan, jika dibandingkan dengan rerata klimatologis dari tahun 1991 sampai 2020, sebanyak 163 zona musim atau 47,7 persen di antaranya mengalami awal musim kemarau mundur. Sebanyak 90 zona musim atau 26,6 persen mengalami musim kemarau yang sama dengan rerata tahunannya dan 89 zona musim atau 26 persen mengalami musim kemarau maju bahkan sebagian sudah dimulai.
”Puncak musim kemarau tahun 2022 di wilayah Indonesia umumnya terjadi pada Agustus 2022, yaitu sebanyak 52,9 persen zona musim,” katanya.
Karakter kemarau
Jika dilihat dari intensitas hujan, menurut Dwikorita, sebanyak 197 zona musim atau 57,6 persen akan mengalami curah hujan normal, sedangkan 34,4 persen atau 104 zona musim akan mengalami kondisi kemarau di atas normal, dan 12 persen di bawah kondisi normal.
Daerah dengan hujan di bawah normal, yang berarti lebih kering, meliputi Sumatera Utara bagian utara, sebagian Jawa Barat, Jawa Tengah bagian utara, sebagian Jawa Timur, dan Bali. ”Bisa disimpulkan, musim kemarau sebagian besar akan datang lebih lambat dari normalnya dengan intensitas mirip biasanya,” kata dia.
Meski demikian, Dwikorita mengingatkan agar pemerintah daerah dan masyarakat untuk mewaspadai daerah yang mengalami kemarau lebih awal. ”Perlu kewaspadaan dan antisipasi dini untuk daerah yang akan mengalami lebih kering. Kementerian lembaga dan institusi terkait agar lebih siap dan antisipati terkait kemungkinan dampak musim kemarau, terutama di daerah yang rentan kebakaran hutan dan lahan dan ketersediaan air bersih,” katanya.
Anacaman kebakaran hutan
Pelaksana Tugas Deputi Klimatologi BMKG Urip Haryoko menambahkan, musim kemarau tahun lalu cenderung lebih basah dari reratanya, berbeda dengan tahun ini yang cenderung normal. ”Maka, potensi kebakaran hutan dan lahan tahun ini bisa lebih besar,” kata dia.
KOMPAS/EMANUEL EDI SAPUTRA
Kebakaran lahan gambut di Kota Pontianak, Kalimantan Barat, Kamis (3/3/2022).
Menurut Urip, saat ini telah terpantau titik panas di Aceh, Sumatera Utara, Riau, Bangka Belitung, dan Kalimantan Barat. ”Kalbar cukup banyak, ada 18 titik panas,” katanya.
Sementara itu, untuk daerah yang mengalami keterlambatan masuk musim kemarau, Urip menyarankan untuk memanfaatkannya dengan mengoptimalkan memanen air. ”Ini bisa memberi keuntungan ketersediaan air untuk musim tanam padi kedua. Juga kesempatan untuk menampung air hujan untuk antisipasi kemarau,” kata dia.
Dia juga mengingatkan, Indonesia memiliki zona musim yang tidak seragam. Ketika sebagian besar nantinya memasuki kemarau, akan ada daerah yang masih memasuki musim hujan dan justru mencapai puncaknya di pertengahan 2022. ”Seperti Sulawesi dan Ambon, musim hujannya berbeda. Tahun 2020 ada banjir besar di Luwu pada Juli saat sebagian besar kemarau,” katanya.