Vaksinasi Bermanfaat Mencegah Munculnya Gejala Berat Covid-19
Sebagian besar pasien yang dirawat dengan gejala berat dan kritis pada penularan varian Omicron belum mendapatkan vaksinasi. Percepatan vaksinasi pun amat diperlukan, terutama pada kelompok rentan, seperti warga lansia.
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·4 menit baca
—
JAKARTA, KOMPAS — Vaksinasi dapat mencegah terjadinya gejala berat pada pasien Covid-19, termasuk pasien yang terkonfirmasi terinfeksi varian Omicron. Karena itu, masyarakat diharapkan bisa segera menjalani vaksinasi lengkap serta vaksinasi penguat bagi yang sudah mendapatkan jadwal pemberian.
Manfaat vaksinasi yang dapat mencegah perburukan pada pasien Covid-19 setidaknya tampak dari data pasien yang dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan, Jakarta. Dari data rekapitulasi yang dilaporkan hingga 2 Februari 2022, pasien yang mengalami gejala berat merupakan pasien yang belum mendapatkan vaksin. Sementara sebagian besar pasien yang sudah mendapatkan vaksinasi mengalami gejala ringan.
”Ini menunjukkan bahwa vaksinasi bermanfaat untuk mencegah munculnya gejala berat pada pasien Covid-19. Perlu menjadi perhatian bagi pasien yang memiliki komorbid (penyakit penyerta) serta lanjut usia,” ujar Direktur Utama Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan Agus Dwi Susanto di Jakarta, Rabu (2/2/2022).
Hal tersebut juga disampaikan oleh dokter spesialis paru RSUP Persahabatan, Erlina Burhan. Sebagian besar kasus dengan varian Omicron bergejala ringan ditemukan pada pasien yang sudah mendapatkan vaksin. Pemberian vaksin penguat (booster) diperlukan pula untuk meningkatkan kemampuan netralisasi antibodi pada varian tersebut.
Vaksinasi yang ada saat ini dinilai masih efektif untuk mengatasi berbagai varian SARS-CoV-2, virus penyebab Covid-19. Karena itu, masyarakat perlu segera menjalani vaksinasi, terutama pada kelompok rentan, seperti warga lanjut usia atau lansia.
Kementerian Kesehatan mencatat jumlah penduduk Indonesia yang sudah mendapatkan vaksin primer dua dosis sebanyak 129,1 juta orang atau 62,02 persen dari target sasaran. Sementara itu, jumlah total penduduk yang mendapatkan vaksin dosis ketiga sebanyak 4,7 juta orang.
Vaksinasi bermanfaat untuk mencegah munculnya gejala berat pada pasien Covid-19. Perlu menjadi perhatian bagi pasien yang memiliki komorbid serta lanjut usia.
Pada kelompok lansia, baru 48,3 persen dari total sasaran lansia atau sebanyak 10,4 juta orang yang mendapatkan dosis lengkap, sedangkan warga lansia yang sudah mendapatkan vaksinasi penguat sebanyak 754.565 orang.
Agus mengatakan, penyebaran varian Omicron yang kian meluas perlu menjadi perhatian masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan akan penularan Covid-19. Dari 65 tempat tidur yang tersedia di RSUP Persahabatan, tingkat keterisian tempat tidur (bed occupancy rate/BOR) untuk pasien Covid-19 kini sudah mencapai 84,61 persen.
Meski sebagian besar pasien yang dirawat memiliki gejala ringan dan sedang, varian Omicron tetap berisiko. Jika jumlah orang yang tertular sangat besar, jumlah pasien dengan gejala berat-kritis pun akan tinggi. Hal ini dikhawatirkan dapat menambah beban perawatan di rumah sakit.
Direktur Perencanaan, Organisasi, dan Umum RSUP Persahabatan Yudhaputra Tristanto menyampaikan, sejumlah persiapan pun telah dilakukan untuk mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 varian Omicron di Indonesia. Penambahan tempat tidur akan dilakukan dengan melakukan konversi tempat tidur dari yang sebelumnya digunakan untuk pasien non-Covid-19 menjadi tempat tidur untuk pasien Covid-19.
Selain itu, optimalisasi sumber daya manusia (SDM) akan dilakukan dengan memberdayakan SDM internal rumah sakit dan SDM di luar rumah sakit. Ketersediaan sarana-prasarana penunjang juga dipastikan akan terus tercukupi, termasuk ketersediaan oksigen.
Yudhaputra menuturkan, triase atau pemilihan pasien berdasarkan derajat penyakit akan dilakukan sebelum pasien dirawat di rumah sakit. Ini dilakukan agar tidak terjadi penumpukan pasien di rumah sakit.
”Peningkatan konversi tempat tidur dilakukan apabila keterisian tempat tidur sudah mencapai lebih dari 70 persen. Kami telah menyiapkan sejumlah tahap untuk konversi tempat tidur sesuai dengan kapasitas yang sudah terisi,” tuturnya.
Satuan Tugas Penanganan Covid-19 melaporkan, jumlah kasus baru yang terkonfirmasi positif Covid-19 bertambah sebanyak 17.895 kasus dengan jumlah kematian sebanyak 25 kasus. Sementara kasus aktif kini mencapai 94.109 kasus.
Gelombang ketiga
Erlina menuturkan, dengan melihat jumlah kasus penularan yang terus meningkat, Indonesia sudah memasuki gelombang ketiga pandemi Covid-19. Jika penularan tidak segera dikendalikan, sistem kesehatan di Indonesia bisa kewalahan. Pemerintah dan masyarakat pun perlu berupaya mencegah penularan secara maksimal.
Data Indeks Pengendalian Covid-19 (IPC-19) Kompas juga menunjukkan potensi gelombang ketiga yang sudah terjadi di Indonesia. Angka IPC-19 di Indonesia turun sebanyak tiga poin ke level 80 dalam lima minggu terakhir. Wilayah Jabodetabek menjadi pusat penyebaran virus saat ini. Meski begitu, penyebaran sudah mulai terlihat di wilayah lain, seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, dan sebagian wilayah di Sumatera.
Erlina mengatakan, transmisi virus dapat dikendalikan dengan mempercepat vaksinasi, menerapkan protokol kesehatan, dan mengendalikan komorbid yang dimiliki oleh masyarakat. Risiko penularan varian Omicron ini 2,9 kali lebih tinggi dibandingkan dengan varian Delta. Sementara risiko seseorang terinfeksi kembali bisa mencapai 5,4 kali lebih besar daripada varian Delta.
”Masyarakat diharapkan juga bisa lebih memahami gejala dari penularan varian Omicron. Sebagian besar pasien dengan varian Omicron mengalami batuk, sakit tenggorokan, serta mudah lelah dan badan pegal. Jika gejala tersebut mulai dirasakan, sebaiknya segera melakukan pemeriksaan Covid-19,” ujarnya.
”Ketika menunggu hasil pemeriksaan, segera lakukan isolasi mandiri untuk mencegah potensi penularan yang lebih luas,” kata Erlina. (GIANIE/LITBANG KOMPAS)