Kendalikan Mobilitas Warga pada Periode Natal dan Tahun Baru
Lonjakan kasus Covid-19 terjadi setiap kali terjadi libur panjang yang diikuti dengan peningkatan mobilitas masyarakat. Karena itu, upaya pengendalian mesti diperketat agar penularan kasus di Indonesia terkendali.
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Peningkatan mobilitas masyarakat akan meningkatkan risiko penularan Covid-19. Karena itu, upaya pengendalian mobilitas harus diperkuat, terutama untuk mengantisipasi lonjakan kasus setelah periode libur Natal dan Tahun Baru 2022.
Juru bicara Satuan Tugas Pengendalian Covid-19, Wiku Adisasmito, di Jakarta, Kamis (16/12/2021), mengatakan, peningkatan mobilitas masyarakat secara konsisten telah terjadi sejak Juli 2021. Peningkatan mobilitas paling tinggi terjadi pada perjalanan menuju lokasi transit, seperti terminal, stasiun, bandara, dan pelabuhan.
”Ini menunjukkan bahwa perjalanan menuju luar kota atau luar negeri juga mengalami peningkatan. Selain itu, perjalanan menuju ke pusat belanja, ritel dan rekreasi, taman dan ruang terbuka publik, perkantoran, serta lokasi transit,” katanya.
Wiku menambahkan, cakupan vaksinasi Covid-19 juga perlu menjadi perhatian bagi semua pemeriksaan daerah. Vaksinasi merupakan hal penting untuk melindungi masyarakat, selain protokol kesehatan.
Sayangnya, baru ada tiga provinsi yang mencapai vaksinasi dosis lengkap lebih dari 70 persen. Bahkan, masih ada 19 provinsi yang cakupan vaksinasi dosis lengkapnya di bawah 40 persen. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menargetkan cakupan vaksinasi lengkap di setiap wilayah setidaknya mencapai 40 persen.
Wiku juga menekankan agar protokol kesehatan diperkuat, salah satunya dengan disiplin menggunakan masker. Saat ini, penggunaan masker sudah cukup baik diterapkan di pusat perbelanjaan, tempat rekreasi, dan perkantoran. Namun, sebagian lokasi lain masih ditemui pelonggaran penggunaan masker, seperti pemukiman penduduk, kedai makanan, stasiun, terminal, dan pasar.
Pelacakan
”Testing dan tracing (pelacakan) juga menjadi kunci yang harus diperhatikan, terutama untuk mendeteksi kasus. Semakin cepat terdeteksi, penularan yang lebih luas bisa dicegah. Ini juga penting untuk mendeteksi adanya varian baru, termasuk Omicron,” katanya.
Semakin cepat terdeteksi, penularan yang lebih luas bisa dicegah. Ini juga penting untuk mendeteksi adanya varian baru, termasuk Omicron.
Secara terpisah, Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tjandra Yoga Aditama mengatakan, upaya yang penting untuk dilakukan setelah ada kasus varian Omicron yang teridentifikasi di Indonesia ialah memperkuat upaya penelusuran pada semua kontak erat. Selain itu, perlu dipastikan pula adanya transmisi komunitas dari varian tersebut.
”Khususnya kalau kasus yang positif memang tidak ada riwayat perjalanan ke negara terjangkit harus diidentifikasi apakah memang sudah ada sustained transmission atau penularan berkelanjutan atau tidak,” ujarnya.
Tjandra mengatakan, pemerintah pun diharapkan dapat meningkatkan upaya pengendalian lain, seperti peningkatan tes, meningkatkan vaksinasi, dan melakukan pembatasan sosial. Apabila di suatu daerah teridentifikasi terjadi peningkatan kasus, pengetatan pembatasan sosial perlu diberlakukan sesuai dengan perkembangan epidemiologi yang ada.
Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate pun mengimbau masyarakat dapat meningkatkan kewaspadaan dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan. Masyarakat yang hendak melakukan liburan Natal dan Tahun Baru juga diharapkan lebih bijak untuk bepergian serta mematuhi aturan karantina.
”Lebih baik di rumah saja. Namun, seandainya memang harus bepergian, pastikan kita sehat, taati semua aturan pengetatan Natal dan Tahun Baru, pergunakan (aplikasi) Peduli Lindungi dengan baik, dan jangan lupa perketat prokes,” katanya.
Kementerian Kesehatan secara resmi melaporkan adanya satu kasus positif Covid-19 varian Omicron di Indonesia. Satu kasus tersebut merupakan petugas kebersihan di RS Darurat Covid-19 Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta.
Selain itu, sebanyak lima kasus juga teridentifikasi sebagai probable (dicurigai) tertular varian Omicron. Dua kasus di antaranya merupakan warga negara Indonesia yang baru tiba dari AS dan Inggris. Sementara tiga kasus lainnya merupakan warga negara China yang datang ke Manado.